2. Mencari alternatif supplier penyedia bahan baku yang lebih murah. Ini memungkinkan turunnya HPP (Harga Pokok Produksi) sehingga harga jual produk kita juga bisa turun supaya tetap kompetitif ditengah pandemi.
3. Menurunkan margin keuntungan. Untuk sementara tak ada salahnya menurunkan harga jual. Dalam kondisi sekarang ini bisa bertahan saja sudah bagus. Mari mensyukuri seberapa pun yang kita dapat.
4. Restrukturisasi organisasi perusahaan. Karena menurunnya penjualan, pasti akan banyak lini yang menganggur. Maka buat struktur yang ramping dan seefektif mungkin.
5. Memberikan Pelatihan bagi karyawan.
Karyawan adalah aset. Bila tak mungkin lagi dikurangi, ada baiknya untuk mengadakan pelatihan bagi para pegawai. Kegiatan ini bisa digunakan untuk mengisi kekosongan sambil meningkatkan kompetensi karyawan. Seperti yang sedang kami lakukan saat sekarang ini. Mengurangi 200 orang membuat kondisi tidak mungkin lagi ada pengurangan. Karyawan yang tersisa sekarang sudah line-up yang terbaik. Tinggal orang-orang pilihan saja yang tersisa. Maka untuk menyiasati minimnya pekerjaan, manajemen memutuskan untuk menggembleng mereka dengan training soft skill dan hard skill.
6. Ini yang paling pahit: merumahkan karyawan.
Bila semua usaha sudah dirasa maksimal dan bisnis sudah tidak kuat lagi menanggung, mau tak mau jalan ini yang harus ditempuh. Ini adalah pil yang sangat pahit yang harus ditelan.
Selalu ada hikmah dibalik kesulitan. Semoga bisnis bisa segera pulih dan ekonomi bangkit kembali.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H