Guyon Waton, mungkin masih kurang terdengar gaungnya dikancah musik nasional. Namun bagi kalangan anak-anak muda yang bermukim di Pulau Jawa, band ini mungkin sudah lebih akrab ditelinga pendengarnya. Khususnya di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Beberapa lagu mereka bahkan sudah banyak dicover oleh para biduan yang membawakannya dalam konser-konser dangdut koplo. Sebut saja single Korban Janji yang booming dinyanyikan oleh Nella Kharisma dan Via Vallen.
Siapa Guyon Waton?
Guyon Waton adalah sebuah band yang digawangi oleh lima orang personil. Mereka adalah Faisal Bagus Ibrahim (Vokal), Achmad Arifin (Gitar), Hieronimus Ferry Widiyatmoko (Melodi), Ndika Rismaya Pelma Arga (Ukelele) dan Ahmad Wahyu Susilo Jati (Ketipung). Mereka adalah lima pemuda yang berasal dari Kulonprogo, Yogyakarta. Berawal dari hobi mengcover lagu yang kemudian diunggah ke instagram pada tahun 2015, siapa sangka karya mereka mendapatkan antusiasme yang tinggi oleh warganet. Akhirnya kreativitas ini mereka kembangkan dan mulai serius merambah karir lewat media sosial.
“Dari cover lagu di Instagram dan YouTube kami akhirnya sering main di kafe. Tapi waktu itu dibayarnya pakai gorengan. Ya enggak apa-apa, memang niatnya hanya iseng.” ungkap Arifin Sang gitaris.
Dari kesuksesannya merambah media sosial, Guyon Waton mulai mendapatkan tempat untuk manggung dari cafe ke cafe hingga pada tahun 2017, mereka mendapatkan momentum dipercaya untuk mengisi salah satu acara besar di Yogyakarta dengan status bintang tamu. Usia mereka masih sangat muda disekitar rentang 20-an. Momen mengisi acara besar tersebut menjadi batu loncatan hingga pada Desember 2017, single pertama mereka pun rilis. Single itu mereka beri judul Ora Masalah. Tak disangka single ini sukses di YouTube. Di tiga bulan pertama saja video mereka sudah ditonton 29,5 juta views. Album pertama yang mereka ciptakan sendiri dirilis pada tahun 2018 yakni Ora Masalah, Karma, Penak Konco, Takkan Kembali, Lungaku, Korban Janji. Single Korban Janji juga tak kalah sukses. Di akhir 2018 saja (hanya beberapa bulan setelah rilis) sudah menghasilkan 60juta views lebih. Dalam tiga tahun berkarya hingga saat ini, tak kurang dari 23 single lagu yang telah berhasil mereka telurkan baik lagu-lagu sendiri maupun cover.
Hingga saat ini, Guyon Waton masih setia mengusung lagu-lagu berbahasa Jawa. Alasannya, lagu-lagu berbahasa Jawa lebih merakyat dikalangan masyarakat Jawa sekaligus menjunjung tinggi kebudayaan Jawa dikancah musik nasional.
“Lagu pop itu ada di awal, tapi masuk ke tengah akan terasa dangdutnya. Karena dua genre itu memang merakyat. Sementara kenapa Jawa ya karena Guyon Waton asli Yogyakarta dan bangga dengan bahasa daerah.” terang Ardhi Prasetyo selaku road manager Guyon Waton.
Bagi penulis sendiri, lagu-lagu karya band ini adalah lagu-lagu yang sangat easy listening. Sangat enak dinikmati. Lagu-lagu mereka itu unik. Adanya paduan Ukulele dan ketipung membuat mereka memadukan akustik dan dangdut dengan sedikit irama keroncong. Maka disebut akustik dangdut. Mereka berhasil membuktikan bahwa paduan alunan alat musik daerah bisa diterima dikalangan milenial, tidak hanya untuk para orang tua saja.
Tahun 2020 ini, mereka kembali merilis album. Salah satu yang terkenal berjudul Dalan Liyane. Lagu yang diciptakan oleh Hendra Kumbara ini temanya masih berkisar patah hati. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang patah hati ditinggal oleh sang pujaan hati. Berikut lirik serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
Sopo sing kuat nandhang kahanan
Siapa yang kuat dalam situasi itu
Sopo seng ora kroso kelangan
Siapa yang tidak merasa kehilangan
Ditinggal pas sayang sayange
Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya
Pas lagi jeru jerune
Ketika sedang dalam-dalamnya
Koe milih dalan liyane
Kamu memilih jalan yang lain
Sopo sing kuat ditinggal lungo
Siapa yang kuat ditinggal pergi
Sopo sing atine ora loro
Siapa yang hatinya tidak luka
Kenangan sing wis tak lakoni
Kenangan yang telah kujalani
Tak simpen ning njero ati
Ku simpan di dalam hati
Dewe wes ra dadi siji
Kita sudah tak lagi bersama
Yowes ben tak lakoni nganti sak kuat-kuate ati
Ya sudah ku jalani sampai se kuat kuatnya hati
Pesenku mung siji, sing ngati-ati
Pesanku hanya satu, yang penting hati-hati
Isoku mung mendem esuk tekan sonten
Bisaku hanya memendam dari pagi sampai sore
Mergo sadar diri kulo, dudu sinten sinten
Karena sadar diri, aku bukan siapa siapa
Yowes ben mung tak pendem roso sing ono ing njero dodo
Ya sudah biar hanya ku pendam rasa yang ada di dalam dada
Tetep tak dongakno mugo urip mulyo
Tetap kudoakan semoga hidupmu baik
Isoku mung nyuwun mugo ora getun
Aku hanya bisa berharap semoga kamu tidak menyesal
Cekap semanten maturnuwun
Cukup sekian terima kasih
Lagunya sangat enak didengar. Apalagi dinikmati dengan suasana santai sambil menikmati secangkir kopi. Tidak percaya? Coba Saja!
Salam.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H