Sebuah pertanyaan yang menarik sekaligus menggelitik. Tetapi itulah faktanya. Seringkali kakek dan nenek menyayangi cucu melebihi rasa sayangnya kepada anak. Saya sih memang belum jadi kakek. Tapi sudah cukup menangkap kenyataan tersebut dan membagikannya kepada khalayak.
Dulu semasa masih kanak-kanak, saya lebih senang berada bersama nenek saya yang sekarang sudah almarhum. Kebetulan rumah orang tua dengan rumah nenek tidak begitu jauh jaraknya. Alasannya sederhana, karena saya merasa nenek saya lebih menyayangi saya dibandingkan orang tua. Saya merasa beliau adalah figur yang tidak pernah marah, suka memanjakan, dan sangatlah murah hati.Â
Ya namanya anak-anak pastilah suka dengan yang namanya jajan. Untuk urusan itu, nenek jauh lebih gampang memberikan uang untuk jajan. Setidaknya 300 perak yang pada saat itu masih bisa digunakan untuk membeli es teh pasti keluar dari saku nenek tanpa syarat. Bandingkan bila meminta uang jajan ke ayah atau ibu, ada saja syaratnya.Â
Yang minta dipijit dulu lah, yang minta dibelikan minyak tanah lah (saat itu belum ada elpiji 3kg). Malah tidak jarang bertepuk sebelah tangan, tidak diberikan sama sekali. Figur nenek, bagi kami para cucunya, adalah pribadi yang begitu hangat. Makanya beliau begitu dicintai oleh para cucu.
Sekarang ketika sudah menjadi orang tua dan memiliki anak, ceritanya berganti. Saya seringkali meledek istri saya karena dulu sebelum kami memiliki seorang putri, ia jarang bertelepon dengan ibunya. Kini, seperti sudah menjadi kewajiban, setiap hari mertua saya selalu melakukan video call untuk sekedar melepas rindu.Â
Siapa yang dicari? Anaknya yang sedang merantau? BUKAN! Tentu saja CUCUNYA. Begitu pun kalau lagi mau pulang kampung, yang ditunggu-tunggu pastilah anak saya. Katanya ayah dan ibunya tidak pulang tidak masalah yang penting cucunya pulang dan bisa bertemu untuk menggendong (nah lho!). Tidak terbayang betapa rindunya hati mertua saya karena kami belum bisa pulang akibat Pandemi. Menurut saya ada beberapa alasan mengapa Kakek dan nenek lebih menyayangi cucu daripada anak.
1. Jarang bertemu.
Sebagai keluarga kandung yang memiliki ikatan batin bisa membuat seseorang memiliki kerinduan yang berlebih. Kalau dengan anak mungkin karena dulunya sudah hidup bersama bertahun-tahun sehingga sudah biasa. Berbeda dengan cucu yang tidak setiap hari bertemu sejak lahir.
2. Ingin melakukan yang terbaik dimasa tua.
Bagi kakek dan nenek yang sudah memasuki masa pensiun, ada perasaan untuk selalu melakukan yang terbaik terlebih sesuatu yang belum sempat atau belum bisa dilakukan kepada anak-anaknya. Apalagi biasanya semakin tua orang cenderung semakin sensitif.