Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Merencanakan Hari Tua Melalui Asuransi Kesehatan

15 Juli 2020   15:37 Diperbarui: 15 Juli 2020   15:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kesehatan adalah yang utama. Suka atau tidak suka semakin tua umur, secara alamiah manusia akan menjadi semakin lemah dan imun tubuhnya berkurang. Maka, semakin orang bertambah umur ia akan semakin rentan terhadap penyakit. Pada waktu muda dan masih segar orang terkadang tidak berpikir untuk berinvestasi di bidang kesehatan.

Orang muda cenderung tidak memikirkan kemungkinan ia sakit dimasa tuanya karena saat ini ia merasa masih sehat dan kuat. Padahal biaya kesehatan itu naik dari tahun ke tahun. Akhirnya banyak orang mengalami kesulitan karena tidak mampu membayar biaya kesehatan ketika sudah tua. Apalagi jika yang diderita adalah penyakit kronis.

Sebagai gambaran, biaya operasi by pass jantung di Indonesia berada di kisaran 150-300 juta rupiah. Biaya cuci darah berkisar di angka 80-120 juta rupiah. Untuk diabetes yang notabene penyakit banyak diderita masyarakat Indonesia sekitar 24-48 juta per tahun hanya untuk dokter dan obat-obatannya saja. Belum termasuk biaya perawatan bila masuk rumah sakit dan biaya operasi bila dibutuhkan.

Semua itu bukan biaya-biaya yang kecil apalagi bagi penduduk kelas menengah dan menengah ke bawah. Maka, solusinya adalah asuransi kesehatan. Pikirkan sedini mungkin untuk mulai memanfaatkan asuransi kesehatan. Jangan kalau sudah sakit baru repot mengurus asuransi. Jangan pula sampai harus mengorbankan pendidikan anak atau hal penting lainnya karena uangnya tersedot untuk biaya kesehatan kita. Apalagi sampai berhutang di saat usia yang sudah tidak produktif. Oleh karena itu, merencanakan hari tua itu perlu dilakukan sejak dini.  

Pemerintah melalui BPJS Kesehatan telah memberikan program jaminan kesehatan bagi masyarakat. Biayanya variatif tergantung kelas yang diambil. Sesuai Perpres No 64 tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan besar iuran untuk kelas III Rp. 42.000, Kelas II Rp 100.000 dan kelas I Rp 150.000.

Bukan bermaksud merendahkan pelayanan BPJS kesehatan, namun fakta di lapangan memang banyak kekurangan dan komplain di sana-sini tentang pelayanan BPJS. Kemudian kualitas obat yang kurang bagus dan tindakan medis yang terkesan lamban. Mungkin tidak semua tapi ada saja kasus yang demikian. Belum lagi masalah defisit yang lagi hangat diperbincangkan.

Di BPJS Kesehatan tidak semua biaya ditanggung. Ada penyakit dan kondisi tertentu yang tidak masuk pertanggungan. Lalu juga ada semacam limit atau batasan untuk penyakit-penyakit tertentu. Maka tidak ada salahnya untuk mulai mempertimbangkan produk asuransi swasta.

Ada berbagai pertimbangan untuk memilih lembaga asuransi kesehatan. Di Indonesia ada banyak lembaga yang menawarkan produk asuransi kesehatan seperti Prudential, ManuLife, ACA, Lippo Insurance, BCA Life, AXA dan lain sebagainya. Dari pengalaman saya memilih asuransi kesehatan, ada beberapa poin yang perlu menjadi dasar pertimbangan yakni:

1. Pastikan lembaga asuransi yang dipilih kredibel, tidak pernah tersangkut kasus sehingga berisiko tinggi bagi nasabah.

2. Pelajari manfaatnya mulai dari limit, biaya kamar, dan penyakit yang ditanggung.

3. Premi bulanan yang harus dibayar.

4. Kemudahan claim

5. Jaringan rekanan rumah sakit atau klinik yang bekerjasama dengan lembaga asuransi tersebut

6. Review / ulasan dari para pengguna. Semakin positif maka semakin layak dipilih

Dari berbagai pilihan, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada Prudential. Kebetulan agennya adalah saudara sepupu saya sendiri sehingga dengan kedekatan hubungan kekerabatan saya lebih yakin bahwa saya tidak akan dikecewakan. Saya memulai menjadi nasabah di usia 26 tahun. Saat ini sudah berjalan 5 tahun. Mengambil asuransi kesehatan itu harus sedini mungkin karena semakin bertambahnya umur maka preminya juga akan semakin besar. Produk yang saya ambil adalah proteksi plus investasi.

Sebagai catatan, buat saya investasi yang saya dapatkan hanya sebagai bonus tambahan saja, bukan investasi yang utama. Bagi yang ingin murni berinvestasi saya sarankan jangan mengambil produk asuransi. Lebih baik ambil deposito, tabungan berjangka, atau produk investasi lainnya. Karena bagaimanapun tidak akan sebanding antara uang yang kita tanam dengan hasil akhirnya. Premi yang harus saya bayarkan tiap bulannya sebesar 500 ribu. Saya diberikan informasi di awal oleh agen bahwa selama 5 tahun pertama, premi tersebut akan diberikan porsi masing-masing untuk investasi dan proteksi dengan pembagian sebagai berikut:

-Tahun pertama, 100% untuk proteksi

-Tahun kedua, 60% proteksi dan 40% investasi

-Tahun ke-3 sampai ke-5, 15% proteksi dan 85 % investasi

-Tahun ke-6 dan seterusnya, full investasi

Jadi kesimpulannya, tahun pertama investasinya belum terbentuk, masih sangat minim. Baru masuk tahun ke-6 investasinya mulai kelihatan. Disinilah banyak pelanggan yang kecewa dengan produk asuransi plus investasi karena merasa uangnya tidak berkembang. Sebenarnya kekecewaan itu tidak perlu terjadi apabila di awal mengerti benar dengan penjelasan mengenai produk asuransi.

Perlu sekali untuk menggali sedalam mungkin setiap poin-poin dalam perjanjian sebelum memutuskan untuk mengambil produk investasi. Oleh karena itu saran saya mengambil produk asuransi kesehatan murni saja tanpa embel-embel investasi. Oiya, investasi didalam produk asuransi ini berbentuk nilai unit. Dalam 1 nilai unit dihargai nominal tertentu. Jumlahnya fluktuatif persis seperti harga saham. Jika harga saham sedang naik maka nilai investasinya juga ikut naik. Jika saham sedang lesu, maka nilai investasinya otomatis ikut turun.

Pengalaman selama menggunakan asuransi kesehatan memang belum saya rasakan sepenuhnya. Jujur saja saya belum pernah memanfaatkannya secara langsung. Dan saya bersyukur untuk itu. Siapa sih orang yang mau sakit? Namun diluar itu semua,saya merasa lebih tenang menjalani hidup karena beberapa alasan berikut:

1. Saya tidak perlu kuatir ketika sakit ada yang akan meng-cover. Saya tidak akan dipusingkan dengan biaya pengobatan. 

2. Apabila amit-amit meninggal dunia, anak istri saya akan mendapatkan santunan yang lumayan besar. Setidaknya anak saya tidak akan putus sekolah. 

3. Ketika saya pensiun kelak, saya masih punya dana. Saya tidak perlu merepotkan anak dan menantu.

Asuransi kesehatan dapat dikatakan berkontribusi dalam menciptakan stabilitas keuangan dalam rumah tangga karena melalui asuransi kesehatan dapat membantu anggota keluarga dalam menghadapi resiko finansial yang timbul akibat dari resiko kematian dan penyakit.

Demikian lah sharing saya tentang pengalaman menjadi nasabah asuransi kesehatan. Saya tegaskan disini saya bukan sales atau agen perusahaan asuransi. Hanya murni berbagi tentang manfaat bila kita menggunakan jasa asuransi kesehatan. Adalah baik bila kita merencanakan masa depan sejak sekarang ketika masih muda dan sehat.

Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun