Namun alangkah baiknya bila prestasi itu adalah buah dari kerja keras dan kompetensinya. Bukan karena cari muka di depan bos dan menusuk orang dari belakang.Â
Yang ketiga, karena orang memiliki kepentingan di perusahaan tersebut. Entah mungkin karena ia bermain kotor di belakang sehingga ia harus melindungi diri dan kelompoknya dengan berada di jabatan level tertentu.Â
Yang keempat, tentu karena orang ingin mendapatkan penghasilan yang lebih. Tetapi apakah harus dengan mematikan penghasilan orang lain? tentu tidak.Â
Dan yang terakhir menurut penulis adalah karena ada orang yang iri dengan pencapaian kita. Ada orang yang tidak senang kita dipuji oleh atasan karena prestasi kita di kantor.
Bagaimana harus bersikap bila ada orang yang diam-diam menikung kita dari belakang? Selalu tunjukkan semangat dalam bekerja. Anggap saja bahwa penghalang itu adalah salah satu kendala profesionalisme dalam bekerja. Tidak perlu dimasukkan ke dalam hati atau baper. Lalu tetap berprestasi, tunjukkan performa yang baik.Â
Bila ada kesempatan untuk berbicara dengan atasan, tunjukkan apa yang sudah dilakukan dan apa rencana ke depan demi kemajuan perusahaan. Tidak perlu balik membicarakan rival karena hal itu hanya akan membuat nilai minus diri sendiri.Â
Jika kolega itu "berhasil" dengan sikutannya, tidak perlu panas hati karena akan ada saatnya kesempatan itu tiba. Bila memang keadaan sudah tak terkendali dan tidak sehat ada baiknya mulai mempertimbangkan untuk pindah.
Dalam bekerja itu ada etika dan integritas yang harus kita jaga. Kita bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Kita mengawali kerja dengan doa dan berharap bahwa pekerjaan kita mendapatkan ridho illahi. Maka sebaiknya tidak mengotorinya dengan cara-cara yang tidak pantas.
Semoga kita selalu sehat dan sukses dalam pekerjaan kita dan senantiasa dilindungi oleh Yang Maha Kuasa.
*Penulis adalah juga seorang pekerja dibidang manufaktur
*kutipan: historia.id