Mohon tunggu...
Alfian Alghifari
Alfian Alghifari Mohon Tunggu... Jurnalis - Environment/Volunter/Pemuda Desa

Perkenalkan Nama saya Alfian Alghifari, bisa dipanggil ian, asal Sulawesi Barat, Polewali Mandar. Saya suka nulis, editing video, ikut kegiatan Volunter atau pengabdian masyarakat, serta suka mendakwahkan Islam Washatia kepada masyarakat yang butuh pencerahan seputar keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tokoh yang Diakui Dua Negara, Tuanta Salamaka Ri Gowa!

22 Juli 2022   14:39 Diperbarui: 22 Juli 2022   14:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir pada tanggal 3 Juli tahun 1626 yang bertepatan dengan 8 Syawal 1036 Hijriyah di daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Aminah Puteri Gallarang dan Abdullah adalah manusia beruntung yang dititipi Tuhan untuk melahirkan dan mendidik Tokoh ini. 

Saat kelahirannya, langit menjadi saksi, muncul cahaya terang yang menggemparkan masyarakat di langit Gowa. Fenomena tersebut diyakini terjadi sebagai penyambutan alam atas lahirnya calon ulama besar yang kelak akan menjadi penerang dikala bumi diselimuti kegelapan. 

Beliau lahir pada masa transisi, sehingga agama islam masih tercampur baur dengan kepercayaan sekitar. Pada saat itu situasi lingkup masyarakat juga masih kompleks dan dipenuhi dengan dinamika, selain itu juga sedang terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan, dan terjadi pula persaingan dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda yang disibukkan dengan perebutan jalur perdagangan. Tapi, disamping hidup beriringan dengan masalah kompleks yang terjadi di masyarakat, Tokoh ini tetap gigih dan punya keyakinan besar terhadap zat yang tak terlihat namun mampu menyelesaikan masalah dan mambantu dilaka kita berserah diri padanya. 

Adalah Syekh Yusuf al-Makassari, ulama kharismatik yang diakui oleh dua Negara berbeda. Syekh Yusuf menghabiskan hidupnya dengan berdakwah dan berjuang. Pernah suatu waktu, beliau memimpin 5000 pasukan untuk bergerilya melintasi jawa hingga ke Karang dekat Tasikmalaya. Seorang pejuang tidak melulu berhasil mewujudkan visi nya, begitupula yang dialami Syekh Yusuf, 14 Desember 1683 Belanda berhasil menangkapnya. Akhirnya beliau di penjara, dari Cirebon ke Batavia, hingga di asingkan ke Seylon (Sri Lanka), hingga ke Cap Town Afrika. Pengasingan tersebut tidak lain disebabkan oleh pengaruh Syekh Yusuf kepada masyarakat dalam hal penyebaran Agama Islam. Karena hal itu, Belanda pun mulai mencurigainya dengan tuduhan menghasut masyarakat untuk melakukan pemberontakan. 

Berkat dedikasinya selama melakukan penyebaran dan pengajaran agama islam di Cape Town yang pada akhirnya memberikan pengaruh sangat besar dalam dunia islam di Afrika hingga saat ini. Nelson Mandela (mantan Presiden Afrika Selatan) menyebut bahwa Syekh Yusuf adalah seorang putera Afrika terbaik. Sedangkan, pemerintah Indonesia menetapkan Syekh Yusuf sebagai seorang pahlawan di tahun 1995.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun