Sebagai mahasiswa aktif yang masih terdaftar di perguruan tinggi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu, seorang mahasiswa haruslah mempersiapkan diri agar proses KKN yang akan mereka laksanakan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Banyak yang mengatakan bahwa KKN adalah inti dari perkuliahan, sebab mahasiswa diberikan keleluasan untuk kreatif dan menerapkan ilmu yang mereka peroleh di kampus. Adapula yang mengatakan bahwa KKN adalah momen bersejarah, sebab hanya dilakukan sekali seumur hidup, kecuali anda mau mengulang kembali menjadi mahasiswa baru. Dan di pascasarjana pun tidak ada yang namanya KKN.
Melalui tulisan ini saya akan berbagi dengan teman teman mengenai pengalaman saya ber-KKN beserta hal apa saja yang perlu dipersiapkan mulai dari persiapan hingga keberangkatan.
Saya beserta dengan ketujuh teman dari program studi yang berbeda pada tahun 2021 diberikan kesempatan untuk ber-KKN di salah satu kelurahan yang ada di Kabupaten Mamuju. Kelurahan itu bernama Sinyonyoi. Secara geografis, masyarakat di daerah tersebut terbagi menjadi dua wilayah. Wilayah pertama letaknya di kota, sedangkan wilayah yang lain berada di desa. Mayoritas masyarakat Sinyonyoi hidup sebagai seorang petani, ada yang bertani jagung pakan, sawah, singkong, dan sayur mayur.
Menurut saya, Sinyonyoi adalah Indonesia Sesunggunya, disana semboyan Bhineka Tunggal Ika bisa kita rasakan. Umat Muslim dan Kristen hidup berdampingan dengan damai, masyarakatnya menjunjung tinggi gotong royong, dan mereka ramah kepada pendatang seperti kami, mahasiswa KKN.
Persiapan KKN
Sebelum berangkat ke lokasi, biasanya panitia pelaksana KKN memberikan pembekalan kepada mahasiswa. Hal ini bertujuan agar mahasiswa menyadari bahwa mereka akan datang sebagai tamu, bukan pemilik rumah. Artinya, teman teman harus memahami bahwa lokasi yang hendak dituju mempunyai kultur, kebiasaan, adat-istiadat yang berbeda. Jangan sekali kali menyamakan kebiasan yang ada di kampung halaman teman teman dengan kampung tetangga, jelas sangat berbeda.
Selain itu, panitia pelaksana KKN juga membagi mahasiswa secara acak untuk kemudian di tempatkan di desa atau kelurahan tertentu. Tapi, kalau anda merasa tidak puas dengan team anda, anda bisa memperotes kepada panitia yang bertugas, tentunya disertai alasan yang masuk akal. Dulu saya juga demikian. Sebelum panitia mengeluarkan nama nama peserta KKN beserta desanya, saya menghampiri panitia dan mengusulkan agar nama saya dan lokasi saya ber-KKN sesuai dengan apa yang saya inginkan. Dan berhasil...
Kembali ke topic.
Berikut adalah persiapan sebelum keberangkatan yang teman teman harus lakukan :
- Sehat. Pastikan kondisi tubuh teman teman berada pada kondisi yang sehat agar otak dan fikiran teman teman bisa menentukan program kerja yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Jika anda atau salah satu teman anda sakit, maka dipastikan hal tersebut akan mengganggu evektivitas KKN.
- Mengakrabkan diri dengan team. Teman teman yang membersamai kita di lokasi KKN bisa saja orang yang tidak kita kenal. Karena panitia memang membaginya secara acak. Dan perlu teman teman ketahui bahwa KKN adalah serangkaian aktivitas kelompok, bukan individu. Maka berhasil atau tidaknya ditentukan oleh anggota team sendiri.
- Proker Skill. Setelah akrab dengan teman posko, anda juga harus saling sharing mengenai skill yang masing masing teman posko anda miliki, skill tersebut bisa memperkaya program kerja. Misalnya salah satu team anda cakap dibidang penulisan, maka gunakan skill tersebut untuk mengajari anak anak menulis. Kalau anda mampu dalam hal public speaking, maka gunakan skill itu untuk mengajari anak anak cara berbicara dengan baik, dan lain sebagainya.
- Pra Observasi. Sebelum berangkat ke lokasi, ada baiknya anda mencaritahu lokasi yang menjadi tempat anda ber-KKN. Apakah daerah tersebut menyediakan fasilitas untuk keperluan administrasi anda? Seperti amplop untuk mengundang berbagai unsur desa, kertas HVS, pulpen, stempel posko, Stuktur organisasi, dan lain sebagainya. Kalau tidak, sediakan sebelum anda berangkat. Karena tidak semua desa punya toko yang bisa menfasilitasi kebutuhan administrasi anda.
Keberangkatan KKN
Setelah serangkaian persiapan sebelum keberagkatan terpenuhi, maka selanjutnya adalah persiapan keberangkatan. Sebelum berangkat, peserta KKN diharuskan untuk membayar Living Kos, atau biaya yang harus dikeluarkan peserta KKN sebagai uang makan dan uang tempat tinggal. Pada tahun 2021, biaya living kos sebesar 750.000, per orang. Jika dalam satu team berjumlah 7 (tujuh) orang, maka total yang harus dibayar adalah 5.250.000, per bulan.
- Mengikat Emosional. Setelah tiba di lokasi KKN, biasanya peserta KKN di tempatkan di rumah aparat desa, entah itu kepada desa, sekertaris desa, atau bisa saja di rumah warga. Tergantung lobi dan ketersediaan rumah. Sebagai pendatang, anda harus mengakrabkan diri dan saling memahami satu sama lain dengan pemilik rumah, karena anda menetap di rumahnya tidak sehari, dua hari, tetapi 45 hari. Dan dirumahnya anda tidak hanya numpang menginap, tetapi juga makan, mandi, rapat persiapan pelaksanaan proker, menjamu pemuda yang datang berkunjung, mengajar anak anak, dan cinlok. Proses mengakrabkan ini agak sulit bagi peserta KKN yang tidak memiliki jiwa social dan cenderung pendiam. Maka tugas anda sqebagai peserta KKN tidak hanya menjamin agar proker jalan, tetapi juga saling memotivasi antar sesama peserta KKN agar citra peserta dan kampus tetap dipandang positif oleh masyarakat setempat.
- Observasi. Program kerja berkulitas lahir dari pengamatan jeli peserta KKN. Dulu, saya beserta rekan team mengelilingi desa beserta dusun dusunnya selama seminggu hanya untuk mengamati apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Karena, keberhasilan KKN adalah ketika minat masyarakat diselaraskan dengan gerakan peserta KKN. Karena itu, dalam melaksanakan observasi anda harus mengajak unsur pemuda yang memang memahami kebutuhan masyarakat, Â berkolaborasilah dengan Karang Taruna, pemerhati adat, tokoh agama, pemdes, ibu ibu PKK, dan berbagai unsur desa lainnya. JANGAN MALU.
- Laksanakan Seminar Desa. Setelah mendapat gambaran proker dari hasil observasi, maka peserta KKN diharuskan untuk melaksanakan seminar desa. Seminar desa ini fungsinya adalah untuk memverifikasi apakah gembaran proker dari observasi memang sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau tidak. Sekaligus seminar desa ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan bahwa ada mahasiswa yang ber-KKN di desa tersebut.
- Laksanakan Proker. Pastikan seluruh persiapan anda dalam melaksanakan proker telah siap. Hal ini penting agar kesalahan kesalahan teknis tidak terjadi. Dan anda juga harus meng-klop kan antara list proker anda dan waktu pelaksanaannya. Pastikan seluruh proker yang anda paparkan saat seminar desa bisa terlaksana. Urutkan proker dari yang memakan banyak waktu ke yang  minim waktu, menejemen waktu sangat penting.
- Ramah Tama. Ramah Tama atau perpisahan biasanya dilakukan sehari sebelum penarikan. Biasanya kegiatan ini diramaikan dengan pembacaan pemenang lomba, nyanyi nyanyian bersama masyarakat, dan makan makan. Dulu saya dan teman teman sepaket untuk tidak melaksanakan ramah tama, bukan tanpa sebab, melainkan karena saran dari Ibu lurah. Katanya dulu ada mahasiswa KKN sebelum kami yang melaksanakan ramah tama, singkat cerita, ramah tamanya berujung tawuran. Saran, jika teman teman ingin melaksanakan ramah tama, pastikan budged anda mencukupi, pastikan di wilayah anda minim pemabuk, dan pastikan penghuni rumah mendukung kegiatan anda.
TAMBAHAN
Buat akun sosmed KKN.
Membuat akun social media bukanlah hal yang wajib, ini sunnah. Membuat akun KKN di social media tujuannya adalah agar setiap program kerja dan serangkaian aktivitas yang kita lakukan saat KKN bisa terekspose dan diketahui oleh pengguna social media. Ini bisa memicu semangat posko lain yang melihat postingan kita. Apalagi kalau program berat yang kita laksanakan sudah banyak, sementara posko lain belum ada sama sekali. Selain itu, pembuatan akun ini juga bisa menjadi sumber kenangan, terlebih kalau kita cinlok dengan teman posko, atau bunga desa. Ketika penarikan, kita bisa kepoin akun sosmednya dan flashback melihat berbagai aktivitas yang kita lakukan semasa KKN. Dopaminenya seperti ada pemberitahuan komentar di FB atas postingan kita, dopaminenya seperti follower IG kita bertambah, dopaminenya seperti ada pemberitahuan di Gmail kita tentang kelulusan beasiswa.
Itulah tips dan trik dari saya, semoga bisa menjadi referensi teman teman yang sedang ber-KKN. Ingat, KKN itu kuliah kerja nyata, bukan kejar kejar nona.
Salam hangat dari penulis, Alfian Alghifari !
Follow MY Instagram : Klik Disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H