Mohon tunggu...
Alfian Nurhakim
Alfian Nurhakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seorang mahasiswa yang ingin bebas berekspresi dan mencoba segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bahasa dan Kesenian: Eksistensi Lagu Berbahasa Daerah pada Era Global

18 Desember 2024   10:13 Diperbarui: 18 Desember 2024   10:13 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam kajian Antropologi Linguistik, Bahasa memiliki peran penting dalam memberikan identitas terhadap suatu daerah. Dengan adanya bahasa. Maka, sebuah daerah memiliki sebuah sarana komunikasi untuk berinteraksi yang disebut dengan bahasa daerah. Menurut Paul Kroskrity, yang merupakan ahli antropologi bahasa menyatakan bahwa bahasa adalah alat utama untuk mengungkapkan dan menegakkan identitas budaya. Namun, pada Era Globalisasi ini penggunaan Bahasa Daerah semakin Menurun Digunakan Terutama pada Generasi yang lahir di tahun 2ooo-an. 

Berdasarkan Data yang di rilis oleh BPS(Badan Pusat Statistik) pada 2020. Penggunaan Bahasa Daerah yang digunakan Oleh Gen Alpha hanya mencapai 61,7% saja. Tak jauh berbeda dengan gen z yang lahir pada tahun 1997-2012, mereka menggunakan bahasa daerah sebanyak 69,9%. Generasi Milenial dengan rentang kelahiran 1981-1996 memiliki tingkat penggunaan bahasa daerah sebesar 72,26%. Begitu pula dengan Generasi X atau yang lahir pada 1965-1980, penggunaan bahasa daerahnya capai 75,24%. Berdasarkan Data tersebut, penggunaan bahasa daerah di setiap generasi mengalami penurunan penggunaan. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

 Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah Globalisasi dan westernisasi yang masuk secara masif melalui pelantara Kesenian. Di era ini kesenian barat terlalu mendominasi pasar global sehingga, menjadikan bahasa Barat sebagai pop culture di tengah masyarakat Global. Diperlukan Solusi untuk Menjawab tantangan global ini dengan cara yang modern agar bisa bersaing dengan bahasa dan kesenian asing yang sudah menjadi Pop Culture.

 Salah satu Cara yang jitu adalah dengan membuat Kesenian yang Pop Culture dan mencampurkan aspek-aspek kedaerahan. contohnya seperti lagu Lathi dari Weird Genius(WG), Mereka sukses membuat tren musik pada 2020 dengan memasukan bahasa jawa dengan mencampurkan musik EDM khas Barat. Hal tersebut cukup berdampak kepada para masyarakat yang membicarakan arti lagu berbahasa jawa tersebut dan secara tidak sadar mereka memulai lagi untuk belajar bahasa daerah yang jarang digunakan pada masyarakat di perkotaan. 

Denny caknan,Ndarboy Genk,shine of Black dan yang terbaru The panturas dengan Ep Galura Tropikalianya mampu membuat para penggemar dan yang mendengarkan lagu mereka mengulik lagi bahasa daerah masing-masing. Para pekerja Seni ini memiliki Peran yang besar dalam melestarikan bahasa daerah agar tetap digunakan dan agar tetap terjaga di era global ini. Eksistensi lagu Berbahasa Daerah di indonesia sudah mampu menyaingi lagu-lagu berbahasa asing. namun, penggunaan bahasa daerah ini belum terlalu masif digunakan. Akan lebih baik jika Bahasa daerah ini digunakan secara masif sebagai Aset negara dan Sebagai Aspek Kebudayaan yang harus dijaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun