Mohon tunggu...
Alfian Syarif Hidayatullah
Alfian Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dibuat hanya untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, NIM: 20107030077, hobi: menjelajah ilmu pengetahuan Tuhan yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memuncaki Gunung Lawu, Terkenal Mistis Namun Fantastis

25 Juni 2021   20:35 Diperbarui: 27 Juni 2021   11:54 1932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menyicipi gorengan dan kopi panas serta menunaikan ibadah sholat, kami kembali berjalan naik menuju pos 3. Jalur pendakian masih sama, terdiri dari bebatuan alam besar yang disusun. 

Kali ini langit terlihat lebih bersahabat, dengan warna awan kemerahan menandakan hari telah sore dan matahari segera terbenam. 

Pukul 17.18 kami sampai di pos 3 "Pos 3 mas!" ujar bapak-bapak yang bertemu kami sebelumnya di pos 1. Di sini langit senja terlihat jelas namun sayang matahari tertutup punggung gunung dan hanya semburat sinarnya yang bisa kami lihat.

Target kami sebelumnya mendirikan tenda di pos 5 sepertinya mulai mengalami kendala. Hari yang mulai gelap, tenaga yang terkuras habis, jalur yang masih panjang membuat kami ragu dengan target kami sebelumnya. 

Hal ini kemudian semakin diperparah dengan kondisi teman kami yang kelelahan dan kedinginan. Dalam kondisi kritis seperti ini, terbayang reputasi Gunung Lawu dengan segala cerita mistisnya. Tidak mau mengambil resiko, akhirnya dengan berbagai pertimbangan kami mendirikan tenda di pos 4.

Matahari terbenam di pos 3 (dokpri)
Matahari terbenam di pos 3 (dokpri)

Menjelang waktu subuh kami ingin melanjutkan perjalanan, namun keadaan teman saya yang kedinginan semalam belum membaik. 

Kami membagi tim menjadi dua, sebagian naik dan sebagian menjaga tenda. Mereka akan menyusul apabila kondisi sudah membaik. Maka saya dan dua teman saya berjalan menuju puncak dengan membawa sebotol air mineral.

Suhu yang sangat dingin menusuk tubuh tanpa ampun, menurut informasi dari aplikasi cuaca di smartphone, suhu yang kami rasakan saat itu mencapai empat derajat Celsius. 

Nasib sial menimpa saya karena tidak sadar meninggalkan smartphone di tenda, sehingga saya harus meminjam kamera teman utuk mengabadikan beberapa momen dan spot menarik. 

Sampailah kami di pos 5 disini banyak pendaki yang mendirikan tenda mengingat posisinya yang jauh lebih luas, strategis, dan nyaman dibanding pos 4. kami berjalan melalui dari sini dapat terlihat dengan jelas Sabana Cemoro Sewu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun