Manusia adalah makhluk yang membutuhkan pendidikan (animal educandum), manusia menunjukan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar yang memunkinkan untuk memahami jati dirinya. Manusia memiliki potensi-potensi yang sudah ada di dalam dirinya yang harus dikembangkan agar meuwujudkan kemanusiannya. Dalam memahami kebutuhan manusia terhadap pendidikan, ada beberapa pandangan dan prespektif yang menjelaskannya, berikut prespektif-prespektif yang menjelaskan kebutuhan manusia terhadap pendidikan.
Pandangan Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan
Prespektif Eksistensialis
Pandangan ini berpendapat bahwa manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang.
Manusia bereksistensi di dunia, artinya manusia secara aktif “mengadakan” dirinya, tetapi bukan dalam arti menciptakan dirinya sebagaimana Tuhan menciptakan manusia, melainkan manusia harus bertanggungjawab atas keberadaan dirinya, ia bertanggung jawab menjadi apa dan menjadi siapa nantinya.
Manusia memiliki kemampuan untuk dasar untuk menyadari diri, yang artinya berpikir bahwa dirinya memiliki ciri khas yang berbeda dari yang lainnya (manusia lain dan juga lingkungannya).
Prespektif Psikoanalitik
Prespektif ini menekankan bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif dan tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang. Dengan kata lain, manusia membutuhkan pendidikan untuk mengontrol psikologisnya agar tindakan dan tingkah lakunya bisa sesuai.
Kepribadian manusia yang berpusat pada id, ego dan super ego yang masing-masing komponen tersebut merupakan berbagai insting kebutuhan manusia yang mendasari perkembangan manusia memiliki fungsinya masing-masing, dengan pendidikan manusia bisa lebih menekankan fungsi-fungsi yang lebih sesuai agar bisa membentuk kepribadian yang sesuai pula.
Id berfungsi mendorong manusia untuk memuaskan kebutuhannya setiap saat, ego mengatur dan mengarahkan id dalam memuaskan instingnya dengan selalu mempertimbangkan lingkungan, dan super ego memiliki fungsi kontrol dari dalam diri individu.