Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sampai Sua Kita (Mengenang Jon Kastella)

31 Agustus 2023   12:52 Diperbarui: 31 Agustus 2023   13:10 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kak Jon diambil dari Instgram @syarikat_idola_remaja

Aku mengenalnya cukup lama, dari tahun 2021. Namun,setahun sebelum itu aku sudah pernah melihatnya, di akun media sosial kopi favoritku. Ia bernyanyi di sana. Merdu dan khas sekali suaranya. Ia bernyanyi dengan riang gembira. Senyum tulus dan lepas ada di wajahnya.  

Aku tak mencari tahu siapa ia. Sampai pada waktunya, aku "dipertemukan" lagi dengannya. Ia muncul di beranda media sosialku. Aku cepat mengenalinya. Si suara merdu. Ternyata selalin bernyanyi ia juga berniaga di media sosial. Lontar nama kue yang dijualnya, kue khas Papua. Unik dan menarik. Tak lama aku langsung memesan padanya. Ini percakapanku dengannya:

Aku      : "Halo Kak Jon, saya pesan 1 ya ke alamat xxx. Berapa totalnya kak? Saya mau transfer"

Kak Jon: "Halo Alf, boleh, totalnya xxx yaaa. Silakan transfer ke xxx. Terima kasih yaaa."

Aku      : Sama sama kak. Sudah saya transfer ya. Oya kak nanti tolong kalo gak ada saya di tempat tolong simpan saja di meja di depan ya, khawatir saya belum pulang. Terima kasih."

Kak Jon: Kebetulan saya sendiri yang antar. Saya biasanya bertemu para pembeli sekalian bersilaturahmi. Kapan Alf ada di rumah? Kalo berkenan saya kirim pas Alf sudah ada di rumah saja ya.

Akhirnya kami bertemu. Kami berkenalan. Membicarakan banyak hal. Malam itu seru, menyenangkan memiliki teman baru juga mengeyangkan menikmati kue lontar yang manis dan cantik. Oh ya, Jon Kastella namanya. Aku memanggilnya Kak Jon.

Kopi dan Lontar yang ku beli dari Kak Jon (Dokumentasi Pribadi)
Kopi dan Lontar yang ku beli dari Kak Jon (Dokumentasi Pribadi)

Komunikasi kami berlanjut, walau tidak terlalu intens. Hanya sesekali saja.

Kami saling mengikuti di media sosial. Sesekali kami saling menanggapi.

Beberapa waktu kemudian,aku melihat lagi di media sosialnya. Ia meniagakan kopi. Ternyata selain lontar, kopi dan gitar ia niagakan. Luar biasa.

Sudah barang tentu ia sendiri yang antar kopi itu. Malam itu kembali seru. Aku jadi banyak tahu tentang kopi. Kopi dan psikologi yang kami bahas malam itu.

Kami sempat jalan ke warung kopi tak jauh dari tempatku. Di sana, hampir semua menyapa dan mengenalnya. Aku sangat kagum padanya. Silaturahmi memang sangat lekat padanya, di malam itu terbukti.

Pertemuan ketiga, tanpa niaga. Kami sengaja bertemu malam itu. Kami kembali bercerita. Ada yang berbeda malam itu, dengan setengah sadar aku memberikan rekaman menyanyi dengan sahabatku padanya. Aku sangat malu, aku memperdengarkan suara sumbangku ke seorang musisi luar biasa bersuara merdu.

Ia dengan serius mendengarkannya. Lalu memberi masukan dengan bijaksana. Satu hal yang paling berkesan dan selalu akan kuingat.

"Alf cadelmu itu bagus loh, jadi khas gitu, serius, keren, teruslah bernyanyi"

Dari banyak orang yang mengejek cadelku, ia salah satu yang membesarkan hatiku agar aku tak ragu untuk selalu melagu. Kak Jon, aku rindu...

Terakhir malam itu kami bertemu.

Lama dari itu, kami sempat ada di tempat yang sama. Konser Ayah Pidi saat itu. Aku bisa melihat Kak Jon dari kejauhan. Tapi aku malu menghampirinya. Ia bersama teman-temannya. Aku hanya menghubungi lewat akun media sosialnya, mengabarkan bahwa aku ada di sana dan melihatnya. Kak Jon mengajakku bertemu tapi aku malu. Akhirnya aku undurkan niatku. Tak lama aku memilih untuk pulang lebih dulu.

Sejak itu kami sudah sangat jarang berkomunikasi. Kak Jon  sudah mulai sibuk melagu dari panggung satu ke panggung lainnya. Aku ikut senang melihatnya. Walau tak pernah sempat aku melihatnya melagu secara langsung karena satu dan lain hal.

Senin malam lalu, setelah aku mengobrol dengan Benduku. Sahabatku mengabari bahwa Kak Jon telah tiada. Aku tak percaya. Aku mencari tahu. Ternyata benar berita itu. Kak Jon meninggal beberapa jam setelah melagu, bahkan sebelumnya ia yang mempimpin doa dengan bahagia.

Kak Jon...

Ia meninggalkan kita di usia yang masih muda, tapi senyumnya, semangatnya, merdu dan bahagia suaranya masih ada di sekitar kita. Kak Jon luar biasa. Selamat berbahagia di sana, melagu untuk penghuni surga. Sampai sua kita...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun