Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bedebah

5 Agustus 2022   18:39 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inginku lelah
Tapi malah pantang menyerah
Padahal ini tak akan pernah berbuah

Inginku jengah
Inginku dengarkan mereka akan berbagai petuah
Tapi ku malah selalu menganggap dirinya rumah, mewah tapi ramah

Sering air mata ini tumpah
Menahan rindu sampai rasanya sakit seperti terpanah, tertusuk galah
Wah kata-kata sampah
Berkilah
Dasar bedebah

Lalu kembali lagi ke keluh kesah, gelisah

Diri ini seolah tak pernah mengalah
Padanya, selalu utuh tak pecah, tak belah, tak patah

Pernah ku coba pasrah
Tapi tetap saja kembali berulah
Pernah ku coba pilah
Tapi tetap saja ku bersalah, salah memilah

Kenapa rasa ini selalu melimpah ruah
Rindu ini terlalu parah, murah

Ah sudahlah
Lebih baik tertawa ha ha ha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun