Ibu.
Wanita hebat.
Wanita kuat.
Tanpa debat.
Ketika kau menyakitinya
Sedikit saja
Hatinya akan tergurat
Sakit.
Apalagi besar?
Sebesar apa?
Â
Sebesar kau meninggalkannya
Untuk kesenanganmu sesaat.
Berulang
Berulang kali.
Ya
Hanya sesaat
Mungkin kau bahagia sekarang disana
Tertawa
Bercanda
Tanpa jeda
Tak ingat keluarga.
Hei! Sadarkah kau akan tiga wanita yang sedang di rumah?
Tak ada pelindung mereka
Sang ibu bersusah payah dirumah
Bersama dua wanita kecilnya
Tak bisa berkeluh kesah
Kepada siapa?
Tak ada manusia dewasa lain di rumahnya.
Tak terarah.
Padahal hati resah, gelisah
Ingin marah.
Hanya kepada Tuhan ia berserah.
Kau terlalu payah
Sangat payah!
Tak layak kau dipanggil ayah!
Sumpah serapah?
Tidak akan pernah. Tidak akan pernah.
Ia terlalu mencintaimu, menyayangimu.
Ia?
Menengadah!
Berdoa!
Meminta kau untuk pulang!
Kembali ke keluarga!
Tak lama
Sang anak bertanya:
Ibu, kenapa kau menangis?
~
30 November 2021 - 20.10
Beberapa saat setelah menerima rekaman suara dari sahabat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H