Perubahan iklim adalah suatu fenomena perubahan cuaca dalam jangka panjang yang berpengaruh terhadap pola ke ikliman dan cuaca pada suatu wialayah. Perubahan Iklim terjadi dalam sistem iklim bumi yang menghasilkan cuaca baru yang setidaknya terjadi pada  beberapa decade.Perubahan iklim merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global yang berdampak luas terhadap berbagai sendi kehidupan. 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Kegiatan industri, pertumbuhan penduduk, penggundulan hutan, dan penggunaan bahan bakar fosil merupakan penyebab bertambah banyaknya gas rumah kaca di lapisan atmosfer dan turut menyumbang pada pemanasan global.Perubahan pola curah hujan yang meningkat  frekuensi kejadian iklim ekstrem, serta kenaikan suhu udara dan di permukaan air laut merupakan dampak serius dari perubahan iklim yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Bagi negara Indonesia perubahan iklim  termasuk ancaman karena negara Indonesia merupakan negara pertanian di mana pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian
Sektor pertanian sangat rentan terhadap
perubahan iklim karena berpengaruh terhadap
pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil.
Dampak dari perubahan iklim pada sektor pertanian menyebabkan terganggunya suplai air untuk berbagai sektor termasuk pertanian akibat perubahan curah hujan. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luas lahan yang semula sangat sesuai secara agroklimat untuk tanaman padi menurun sebesar 20% dalam rentang waktu 1990 samapai 2009. Perubahan perilaku curah hujan yang menyebabkan pergeseran musim kemarau dan hujan menyebabkan pola tanam padi saat ini tidak sesuai lagi seperti pada masa-masa sebelumnya.
Pada sektor Pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, paling rentan terhadap perubahan iklim terkait tiga faktor utama, yaitu bio- fisik, genetik, dan manajemen. Hal ini karena tanaman pangan umumnya merupakan tanaman yang semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman, terutama pada kekurangan air.Oleh sebab itu,kerentanan tanaman hortikurtura terhadap pola curhat hujan akan berimbas pada curah hujan akan berimbas kepada luas area tanam,produktivitas  dan  kualitas kejadian iklim tropis mengakitkan buruk hasil panen para petani - petani di Indonesia karena penurunan  indeks  pertanaman  yang  berujung  kepada  penurunan
produktivitas  dan  produksi para petani , Menyebabkan kerusakan  sumberdaya  lahan
pertanian, peningkatan  frekuensi, luas,  dan  bobot/intensitas kekeringan,peningkatan
kelembaban,  dan  peningkatan intensitas  gangguan  organisme penganggu tanaman
Perubahan iklim di permukaan bumi (secara global) selalu berubah-ubah, banyak bukti yang menunjukan bahwa iklim telah berubah sejak dulu, tidak ada yang mengatakan bahwa iklim tidak akan terus berubah. Perubahan iklim secara global ini ditandai dengan peningkatan suhu global bumi, yaitu baik suhu di darat, laut, maupun suhu di udara. Dengan meningkatnya suhu udara dan air di lautan, badai siklon atau topan akan semakin sering terjadi. Peningkatan suhu udara bumi juga mengakibatkan proses pencairan es di kutub utara dan selatan menjadi lebih cepat, hal ini dapat mengakibatkan naiknya muka air laut (sea surface) dan tenggelamnya beberapa kota atau pulau dengan elevasi yang rendah (letak ketinggiannya lebih rendah dari permukaan laut).
Dampak lain yang diakibatkan oleh mencairnya es di kutub utara dan selatan .mengakibatkan cairnya es dikutub, perubahan iklim juga mengakibatkan meningkatnya intensitas curah hujan yang menyebabkan seringnya banjir dibeberapa daerah. Di daerah lainnya, khususnya daerah lintang menengah kemunculan arus panas yang ekstrim akan mengakibatkan kekeringan (drought) yang berkepanjangan serta desertifikasi (degradasi lahan di daerah sub-lembab kering dan gersang yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk perubahan iklim dan aktivitas manusia).
Menurut saya solusi untuk permasalahan idampak perubahan iklim bagi para petani di Indonesia adalah :
1.menggunakan tekhnik mitigasi: ketika menggunakan tekhnik ini varietas padi yang dominan diranam para petani IR64. Namun pada saat ini petani mulai mengganti dengan IR64 dengan varietas yang serupa yaitu Ciherang. Selain lebih tahan terhadap para hama dsn penyakit varietas Ciherang juga lebih rendah neng pada gas matana. Dengan demikian penanaman varietas ciherang yang makin luas akan mengurangi emisi GRK dari lahan sawah.
2.menggunakan pupuk ZA sebagai pupuk N: sumber pupuk N seperti ZA dapat menurunkan emisi pada gas metana sebanyak 6% dibanding akan dengan urea bila pupuk di sebar di permukaan tanah dan menurunkan emisi gas metana hingga 62% jika pupuk ZA ditanam di ke dalam tanah
3.menggunakan tekhnik irigasi berselang : Â Dapat bisa menghemat air, teknologi irigasi berselang dapat mengurangi emisi pada gas metana dari lahan sawah. Penghematan air irigasi dapat dilakukan dengan cara pengairan berselang mengairi lahan dan mengeringkan lahan secara periodik dalam jangka waktu tertentu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H