Kediri, 18/07 – Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan kegiatan KKN yang berlokasi di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Adapun terdapat beberapa program kerja yang memiliki sasaran kegiatan kelompok tani. Malahasiswa telah melakukan sosialisasi pertanian dengan berbagai tema oleh mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang di Desa Gayam Kabupaten Kediri di bawah bimbingan Dr. Ir. Cicik Udayana, M.Si. dan Azeri Gautama Arifin S.P, M.Agr. Kegiatan yang dilakukan yakni bermacam-macam yaitu sebagai uraian berikut ini.
Sosialisası Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bulai Jagung Kepada Gapoktan
Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) 2024, melaksanakan program kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung di Dusun Wonokasian, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Program kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada petani mengenai pengendalian penyakit bulai secara kultur teknik, pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan bulai, serta pengendalian secara kimiawi dengan tepat, baik , dan sesuai dengan kondisi lokal.
Tujuan lain yaitu, meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit untuk menjaga produktivitas tanaman jagung, dengan meningkatnya pengetahuan dan penerapan teknik yang tepat, diharapkan petani dapat mengurangi kerugian akibat penyakit bulai sehingga produktivitas tanaman jagung meningkat. Dengan supervisi dari Ibu Azeri Gautama Arifin,S.P., M.Agr. selaku dosen pembimbing lapangan.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi kepada kelompok tani (POKTAN) Dusun Wonokasian, yang bernama kelompok tani Guyub Rukun. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Juli 2024 dengan materi mengenai Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung.
Dalam sosialisasi tersebut, Mahasiswa Kelompok KKN FP UB menjelaskan mengenai pengertian penyakit bulai, faktor penyebab, gejala, dampak, serta rekomendasi pencegahan dan pengendalian penyakit bulai pada tanaman jagung. Sesi pemaparan materi di pimpin oleh saudara Mochamad Sofyan selaku Presentator kegiatan ini serta Koordinator Lapang Kelompok KKN FP UB.
“Ya, saya harap dengan kami adakannya sosialisasi ini dapat bermanfaat untuk petani di Desa Gayam, dan praktik pencegahan serta pengendalian penyakit bulai ini dapat menekan intensitas serangan penyakit bulai jagung di Desa Gayam ini”. Ujar Mochamad Sofyan selaku Presentator kegiatan ini dan Koordinator Lapang Kelompok KKN FP UB, Kamis (18/07/2024).
Setelah sesi pemaparan materi, ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab dengan peserta kegiatan ini (kelompok tani). Program ini mendapatkan sambutan positif dari warga desa terutama Kelompok Tani Guyub Rukun. “Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN yang telah melaksanakan kegiatan sosialisasi ini, memang kebetulan belum pernah pihak penyuluh mengadakan sosialisasi mengenai penyakit bulai ini yang masih menjadi permasalahan utama di lahan kami.
Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat yang besar untuk rekan-rekan kelompok tani Guyub Rukun, insyaallah akan kami coba rekomendasi yang telah di sampaikan tadi dan semoga memberikan hasil nyata”. Ucap Bapak Widodo selaku koordinator Kelompok Tani Guyub Rukun, Dusun Wonokasian, Kamis (18/07/2024).
Program kerja Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung di Desa Gayam merupakan langkah strategis yang dapat memberikan dampak positif kepada petani Desa Gayam. Tidak hanya membantu petani dalam pencegahan dan pengendalian penyakit bulai, program kerja ini juga memberikan rekomendasi dengan tetap memperhatikan keberlanjutan seperti penggunaan bahan kimia menjadi opsi terakhir.
Melalui program kerja ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit untuk menjaga produktivitas tanaman jagung, dan dengan penerapan teknik yang tepat, diharapkan petani dapat mengurangi kerugian akibat penyakit bulai sehingga produktivitas tanaman jagung meningkat.
Sosialisasi Pengenalan Jenis-Jenis Tanaman Refugia dan Pentingnya Penanaman Refugia di Lahan Pertanian
Sosialisasi pengenalan jenis-jenis tanaman refugia merupakan salah satu program kerja yang memiliki sasaran kegiatan kepada kelompok tani di Desa Gayam.
Hal ini dilatarbelakangi oleh anggapan petani setempat pada umumnya bahwa penggunaan pestisida kimia dianggap sudah wajar dan seperti sebuah keharusan dalam mengendalikan serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT). Padahal, penggunaan pestisida berbahan kimia dapat menjadi sumber racun bagi manusia apabila mengonsumsi produk pertanian yang terlanjur menyerap zat-zat kimia dalam pestisida tersebut.
Oleh karena itu, petani perlu beralih ke cara yang lebih alami dalam mengendalikan hama ataupun OPT dengan memanfaatkan tanaman hias yang disebut dengan refugia. Tanaman refugia adalah tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya, yang berpotensi sebagai habitat bagi serangga musuh alami. Prinsip tanaman yang dapat digunakan untuk refugia adalah tanaman tersebut bisa menarik dan menjadi tempat hidup bagi serangga musuh alami dari hama, sehingga keseimbangan agroekosistem dapat terjaga.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengenalan tanaman refugia kepada petani dilaksanakan pada tanggal 18 juli 2024 yang bertempat di kediaman Bapak Widodo selaku koordinator kelompok tani Desa Gayam, Kec. Gurah, Kab. Kediri. Peserta yang hadir dalam kegiatan sosialisasi ini yaitu sebanyak 9 orang dari masing-masing perwakilan kelompok tani pada tiap dusun di Desa Gayam.
Kegiatan sosialisasi berupa penyampaian materi yang disajikan dalam PowerPoint beserta pemberian contoh tanaman refugia dan sampel benih bunga marigold. Adapun materi yang disosialisasikan yaitu terkait dengan pengenalan tanaman refugia, jenis-jenisnya, manfaatnya, dan pentingnya penanaman refugia dalam pelestarian musuh alami yang ada di lahan pertanian. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung antusias oleh para peserta.
Petani setempat beranggapan bahwa dengan pemberian pupuk maupun pestisida kimia adalah cara terbaik dan paling efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit di lahan pertaniannya serta belum sepenuhnya memahami apa itu tanaman refugia. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya sosialisasi pengenalan jenis-jenis tanaman refugia dan pentingnya penanaman tanaman refugia di lahan pertanian dapat memberikan wawasan kepada petani setempat terhadap manfaat penanaman refugia serta pelestarian musuh alami dalam agroekosistem.
Sosialisasi BIOSAKA Pada Petani di Desa Gayam Untuk Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Teknologi yang Ramah Lingkungan
Program kerja selanjutnya yang memiliki sasaran kegiatan kelompok tani yaitu Sosialisasi BIOSAKA pada petani di Desa Gayam untuk meningkatkan hasil pertanian dengan teknologi yang ramah lingkungan. Secara Umum, BIOSAKA merupakan ramuan larutan yang berasal dari tumbuhan seperti rumput-rumputan/daun-daunan yang berperan sebagai elisitor yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus perlindungan berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
BIOSAKA terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio yang artinya hayati/tumbuhan dan Saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam yang berarti bahwa BIOSAKA merupakan inovasi yang dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam serta untuk pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Sosialisasi dan praktik pembuatan BIOSAKA dilaksanakan di rumah Bapak Ponadi, selaku ketua Kelompok Tani Rukun Santoso, yang dilaksanakan pada Kamis, 18 Juli 2024. Peserta yang mengikuti kegiatan ini yaitu sebanyak 15 orang dari perwakilan Kelompok Tani Rukun Santoso yang mencakup para petani di wilayah Dusun Gayam Barat dan Gayam Timur. Kegiatan sosialisasi yaitu berupa penyampaian materi secara langsung, sesi diskusi dan tanya jawab, dan praktik pembuatan BIOSAKA.
Saat kegiatan berlangsung, peserta sangat antusias ketika mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dapat dilihat berdasarkan sesi diskusi dan praktik pembuatan. Peserta aktif dalam memberikan pertanyaan dan memberikan opini terkait dengan proses pembuatan, cara penggunaan, dan manfaat BIOSAKA sebelum mereka mengaplikasikannya ke lahan pertanian milik mereka.
Kemudian pada saat sesi praktik pembuatan, peserta juga turut berpartisipasi aktif dimana perwakilan dari mereka juga ikut membuat BIOSAKA dan peserta yang lainnya memperhatikan dan saling berkomentar terkait dengan cara pembuatan BIOSAKA yang cukup unik.
Inisiatif ini tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan hasil panen, tetapi juga pada pemberdayaan petani agar lebih mandiri dan berkelanjutan dalam mengelola lahan pertanian mereka. Dengan adanya program sosialisasi ini, diharapkan petani di Desa Gayam dapat beralih ke praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan sehingga upaya tersebut dapat menjaga kelestarian alam bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H