Teori interpersonal Sullivan menekankan pentingnya semua tahap perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak muda, masa praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir dan masa dewasa. Perkembangan manusia yang sehat terletak di atas kemampuan sebuah pribadi dalam membangun keintiman dengan pribadi lain, namun sayangnya kecemasan dapat lahir dari hubungan-hubungan antarpribadi yang tidak memuaskan di usia berapapun. Menurut Sullivan tahap perkembangan yang paling krusial tidak terletak pada masa kanak-kanak melainkan pada masa praremaja dimana pada masa itu anak pertama kali memiliki kemampuan untuk menjalin persahabatan yang intim, yang belum sepenuhnya terganggu oleh ketertarikan-ketertarikan hawa nafsu.
Struktur Kepribadian
Meskipun Sullivan memandang tegas sifat dinamis kepribadian, namun menurutnya ada beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama: dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif.
* Dinamisme (The Dynamism)
Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku (transformasi energi, baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Dinamisme yang melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni alat reseptor, efektor dan sistem syaraf. Misalnya, dinamisme makan melibatkan otot mulut dan leher.
* Personifikasi (Personification)
Personifikasi adalah suatu gambaran─mengenai diri atau orang lain─yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan akan membangkitkan image negatif. Misalnya, personifikasi yang dikembangkan oleh bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother) yang diperoleh dari pengalaman ibu menyusui dan merawatnya sehingga menimbulkan kepuasan atau gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh dari pendekatan ibu yang menimbulkan kecemasan dan takut).
Ketika bayi mulai membedakan diri dengan lingkungannya, mulai terbentuk personifikasi diri dan orang lain. Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan makan. Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau pengalaman ditolak atau dihukum. Baik good-me maupun bad-me bergabung ke dalam gambaran diri.
Personifikasi diri yang ketiga, bukan saya (not me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan yang sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me menggambarkan aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani (uncanny) atau emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak pernah diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan sebagai sistem terpisah, yang bagi orang normal kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.” Sedang orang yang menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan dengan bukan saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.
* Sistem Self (Self-System)
Sistem self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkahlaku mana yang berhubungan─meningkatkan atau menurunkan─kecemasan.
Ketika sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk gambaran diri atau personifikasi diri yang konsisten. Setiap pengalaman interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya berarti mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan diri melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1.disosiasi, adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkahlaku serta kepribadian dari sana.
2.inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3.apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun.
* Proses Kognitif (Cognitive Process)
Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga macam;
1.prototaxis (prototaksis), adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang.
2.parataxis (parataksis). Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau asosiasi.
3.syntaxis (sintaksis), adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan.
Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H