Mohon tunggu...
Alfi L Rochmah
Alfi L Rochmah Mohon Tunggu... -

Traveller, Artist and Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Naik level, dari Sigmund Freud ke Carl Gustav Jung

17 Juni 2015   00:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Carl Gustav Jung awalnya kolega Freud, namun  ia keluar dari psikoanalisa ortodoks untuk mendirikan teori kepribadian yang berbeda. Pertama, Jung menolak pandangan Freud mengenai pentingnya seksualitas. Menurutnya, kebutuhan seks setara dengan kebutuhan manusia lainnya seperti, makan, kebutuhan spiritual dan lain-lain. Kedua, Jung menentang pandangan bahwa mekanistik terhadap dunia dari Freud; bagi Jung tingkah laku manusia dipicu bukan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan, tujuan hidup, dan aspirasinya. Jung percaya bahwa setiap dari kita dimotivasikan bukan hanya oleh pengalaman-pengalaman bernada emosi yang diwarisi dari nenek moyang kita. Imaji-imaji warisan ini membentuk apa yang disebut Jung alam bawah sadar kolektif. Alam bawah sadar kolektif mencakup elemen-elemen yang tidak pernah kita alami secara individual melainkan yang diturunkan kita dari nenek moyang kita.

Beberapa elemen alam bawah sadar kolektif ini menjadi sangat berkembang, dan Jung menyebutkan arketipe. Jung berasumsi bahwa jiwa atau psike memiliki tingkatan sadar dan tidak sadar. Teori Jung lebih menjelaskan mengenai alam bawah sadar kolektif yaitu eksistensi manusia dimasa lalu dan bukan merupakan dari pengalaman pribadi individual. Jung tidak memprioritaskan pada alam sadar dan alam bawah sadar personal.

  • Alam Sadar

Imaji alam sadar merupakan imaji yang diindra oleh ego, sedangkan elemen bawah sadar tidak ada kaitannya dengan ego. Jung beranggapan bahwa ego adalah pusat kesadaran, tapi bukan inti kepribadian. Kesadaran tidak terlalu berpengaruh dalam psikologi analitik.

  • Alam Bawah Sadar Personal

Alam bawah sadar personal mengandung memori dan impuls infantile, peristiwa yang terlupakan, dan pengalaman yang awalnya dirasakan pada saat kita berada dibawah ambang kesadaran. Isi alam bawah sadar disebut kompleks. Kompleks bisa sebagian muncul secara disadari, dan sebagian muncul dari alam bawah sadar personal dan kolektifnya.

  • Alam Bawah Sadar Kolektif

Alam bawah sadar kolektif lebih cenderung pada asal mula suatu spesies. Pengalaman nenek moyang manusia terhadap konsep universal dipengaruhi secara bawah sadar oleh pengalaman nenek moyang mereka yang primitif. Isi alam bawah sadar kolektif kurang lebih sama di semua budaya. Alam bawah sadar kolektif terdiri dari arketipe-arketipe.

 

Arketipe

Arketipe adalah imaji-imaji masa lalu yang berasal dari alam bawah sadar kolektif. Arketipe berbasis biologis namun berakar melalui pengalaman nenek moyang yang terus diulang oleh seluruh keturunannya. Ketika aktif, arketipe menyatakan diri lewat mimpi, fantasi & delusi.

Arketipe terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1. Persona

Persona merupakan kepribadian yang sadar, yang dapat diidentikkan dengan ego-nya Freud. Persona merupakan kepribadian seseorang yang terlihat oleh orang lain yang tercermin melalui perilakunya.  Dalam mimpi, ia muncul dalam bentuk sesosok figur yang melambangkan aku dalam suasana tertentu. Persona juga dapat diartikan sebagai sifat yang dibentuk seseorang dalam berkomunikasi dan memberikan kesan dalam berinteraksi dengan orang lain.

2. Shadow

Sisi kuat kepribadian seseorang mendominasi persona, sedangkan aspek-aspek yang lebih lemah dominasinya hanya menjadi bayang-bayang diri. shadow berarti kegelapan & represi yang merepresentasikan kualitas/ kenyataan yang tidak ingin kita akui, namun justru ingin kita sembunyikan dari orang lain, bahkan diri sendiri. Ia dapat berupa satu sosok yang mengancam, yang menyamar sebagai seseorang yang tidak disukai oleh orang-orang yang bermimpi. Satu cara untuk mengenali shadow figur di dalam sebuah mimpi adalah dengan mengamati reaksi dan perasaan kita yang paling negatif terhadap seseorang atau suasana tertentu, karena hal yang paling tidak kita sukailah yang membentuk inti dari bayangan tersebut. Bergulat dangan kegelapan dalam diri kita akan membuat kita “memahami shadow kita sendiri”. tapi sayangnya kebanyakan dari kita tidak pernah memahami shadow kita karena kita cenderung mengidentifikasi diri dengan sisi kepribadian kita yang lebih terang.

3. Anima

 Anima adalah arketipe wanita (sisi feminim) yang terdapat pada seorang lelaki. Dalam diri seorang lelaki juga terdapat sifat feminin yang biasanya dominan pada wanita.  Anima muncul karena dipengaruhi oleh sosok ibu. Sisi  feminis pada laki-laki ini berakar dari alam bawah sadar kolektif sebagai arketipe dan terus-menerus melawan alam sadar secara ekstrim. Hanya sedikit laki-laki yang mampu mengenal anima mereka. Anima mempengaruhi sisi perasaan laki-laki dan menjelaskan suasana hati (bertanggung jawab bagi naik turunnya suasana hati itu) maupun perasaan irasionalnya. 

4. Animus

Animus adalah sisi maskulin pada wanita. Tidak dipungkiri seorang wanita juga memiliki sisi maskulin atau sifat yang biasanya dimiliki seorang pria. Namun sifat maskulin ini terkadang tidak terlalu dominan pada wanita. Animus bisa ditemukan pada seorang wanita karena dipengaruhi oleh sesosok ayah. Animus milik alam bawah sadar kolektif dan berakar dari perkenalan  prasejarah perempuan terhadap laki-laki.

Animus lebih mempresentasikan pemikiran dan penalaran simbolis yang menghasilkan perasaan dan suasana hati pada laki-laki. Animus juga merupakan  penjelasan bagi pemikiran irasional dan opini tak logis yang pada dasarnya bukan hasil pemikiran  perempuan, melainkan sudah ada pada diri mereka.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun