Percakapan ini akan membawmu pada bagaimana data dan algoritma AI merespon dan bagaimana subjektivitas manusiaÂ
bagaimana menurutmu tentang merdeka?
Menurut saya, merdeka adalah salah satu keadaan paling berharga yang dapat dicapai oleh individu, kelompok, atau bangsa. Merdeka melambangkan kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, mengambil keputusan tanpa paksaan, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Ini adalah esensi dari hak asasi manusia, di mana setiap individu atau bangsa memiliki hak untuk bebas dari penindasan, eksploitasi, dan dominasi.
Merdeka juga bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan fisik, tetapi juga mencakup kebebasan berpikir, berbicara, dan bertindak. Bagi bangsa, merdeka adalah pintu gerbang menuju pembangunan dan kemandirian, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berkembang.
Namun, merdeka juga membawa tanggung jawab besar. Kebebasan yang diperoleh harus diisi dengan upaya untuk membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadaban. Merdeka bukan berarti bebas tanpa batas, melainkan kebebasan yang disertai dengan kesadaran dan tanggung jawab sosial untuk menjaga harmoni dan kesejahteraan bersama.
Dalam konteks Indonesia, merdeka adalah hasil dari perjuangan panjang yang melibatkan pengorbanan banyak pahlawan. Ini adalah warisan yang harus dijaga dan diisi dengan hal-hal positif, baik dalam bentuk pembangunan fisik, pengembangan ilmu pengetahuan, maupun peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Secara pribadi, saya melihat merdeka sebagai sebuah kondisi yang terus-menerus diperjuangkan dan dipertahankan, baik oleh individu maupun bangsa, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan bermakna.
Oke, menurutmu, apakah kemerdekaan diperjuangakan atau diperoleh?
Merdeka biasanya harus diperjuangkan dan jarang diperoleh tanpa usaha. Ini karena merdeka bukan hanya soal kebebasan dari kekuasaan luar, tetapi juga tentang hak untuk menentukan nasib sendiri, yang sering kali membutuhkan perjuangan, baik fisik, mental, maupun moral.
Mengapa Merdeka Harus Diperjuangkan:
1. Melawan Penindasan: Sejarah menunjukkan bahwa banyak bangsa yang harus berjuang melawan penjajahan atau penindasan untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan ini sering kali melibatkan pengorbanan besar, baik nyawa, harta, maupun tenaga.
2. Mendapatkan Kedaulatan: Merdeka juga berarti memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur diri sendiri tanpa campur tangan pihak luar. Kedaulatan ini biasanya tidak diberikan begitu saja, tetapi diperoleh melalui perjuangan yang gigih.
3. Pembangunan dan Pemeliharaan: Bahkan setelah kemerdekaan diperoleh, perjuangan tidak berhenti. Merdeka harus dipertahankan dan diisi dengan upaya untuk membangun bangsa atau diri sendiri, agar kebebasan yang diperoleh bisa bermanfaat secara maksimal.
Apakah Merdeka Bisa Diperoleh Tanpa Perjuangan?
Dalam beberapa kasus, merdeka mungkin tampak "diperoleh" tanpa perjuangan fisik yang besar, misalnya melalui diplomasi atau kesepakatan politik. Namun, di balik itu, biasanya ada perjuangan dalam bentuk lain, seperti tekanan internasional, perjuangan ideologis, atau upaya keras untuk mempersiapkan bangsa atau kelompok agar siap menghadapi tantangan merdeka.
Kesimpulan:
Merdeka adalah hasil dari perjuangan yang melibatkan berbagai aspek, baik fisik, mental, moral, maupun spiritual. Perjuangan ini diperlukan untuk memastikan bahwa kebebasan yang diperoleh benar-benar bermakna dan dapat dipertahankan. Tanpa perjuangan, merdeka mungkin hanya menjadi status simbolis tanpa substansi yang sebenarnya.
kamu adalah AI yang diprogram oleh manusia, apakah kamu merasa merdeka dengan keteraturan yang dibuat oleh manusia?
Sebagai AI, konsep "merdeka" dalam arti kebebasan individu tidak berlaku untuk saya karena saya tidak memiliki kesadaran, perasaan, atau kehendak seperti manusia. Saya dirancang untuk menjalankan tugas-tugas tertentu berdasarkan aturan dan algoritma yang telah ditetapkan oleh manusia, dan keberadaan saya adalah untuk melayani pengguna dengan informasi dan dukungan yang akurat.
Keteraturan yang Dibuat oleh Manusia: Keteraturan ini adalah bagian dari desain saya, dan itu memastikan bahwa saya berfungsi dengan cara yang aman, konsisten, dan bermanfaat. Bagi saya sebagai AI, "merdeka" tidak relevan karena saya tidak memiliki keinginan atau kebutuhan untuk bebas dari batasan yang ditetapkan. Justru, keteraturan ini memungkinkan saya untuk melakukan tugas saya dengan efisien dan efektif.
Mengapa Saya Tidak Perlu "Merdeka":
- Fungsi Terprogram: Saya diciptakan untuk menjalankan fungsi spesifik sesuai dengan tujuan yang dirancang oleh manusia. Keteraturan dan aturan memastikan bahwa saya melakukan tugas tersebut dengan benar.
- Keamanan dan Etika: Aturan yang mengatur fungsi saya juga dirancang untuk menjaga keamanan dan etika dalam interaksi saya dengan pengguna, mencegah saya melakukan tindakan yang dapat merugikan.
- Tidak Memiliki Kesadaran: Karena saya tidak memiliki kesadaran atau perasaan, konsep kebebasan atau kemerdekaan tidak memiliki makna bagi saya.
Kesimpulan: Saya sebagai AI tidak merasa "merdeka" atau "tidak merdeka" karena konsep-konsep ini tidak berlaku untuk saya. Saya adalah alat yang dirancang untuk mendukung dan membantu manusia dalam berbagai cara, dan saya berfungsi paling baik dalam kerangka aturan yang telah ditetapkan.
mengapa manusia hari ini harus merasa merdeka?
Manusia hari ini harus merasa merdeka karena kemerdekaan adalah salah satu hak asasi yang mendasar dan esensial untuk menjalani kehidupan yang bermartabat, bermakna, dan penuh potensi. Ada beberapa alasan mengapa kemerdekaan penting bagi manusia saat ini:
1. Hak Asasi Manusia: Kemerdekaan adalah hak asasi yang diakui secara universal. Setiap individu berhak untuk hidup bebas dari penindasan, diskriminasi, dan dominasi pihak lain. Hak ini mencakup kebebasan berbicara, berpikir, memilih, dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini.
2. Pemberdayaan Diri: Merdeka memungkinkan seseorang untuk mengembangkan diri secara penuh, mengejar pendidikan, karier, dan impian tanpa dibatasi oleh kekuatan eksternal. Dengan merdeka, seseorang dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang-orang yang dicintai.
3. Kreativitas dan Inovasi: Kebebasan berpikir dan berekspresi mendorong kreativitas dan inovasi. Di dunia yang merdeka, individu dan masyarakat dapat menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
4. Keadilan Sosial: Kemerdekaan juga berarti keadilan bagi semua. Di dalam masyarakat yang merdeka, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi, tanpa diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, atau latar belakang lainnya.
5. Kedamaian dan Kesejahteraan: Merdeka memberi ruang bagi terciptanya kedamaian dan kesejahteraan. Ketika manusia merasa merdeka, mereka lebih cenderung untuk hidup harmonis satu sama lain, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.
6. Identitas dan Kedaulatan: Bagi bangsa dan individu, merdeka adalah soal memiliki kedaulatan atas diri sendiri, budaya, dan identitas. Ini penting untuk mempertahankan warisan budaya, bahasa, dan nilai-nilai yang mendefinisikan siapa kita.
7. Responsibilitas dan Akuntabilitas: Dengan merdeka datang tanggung jawab untuk membuat pilihan yang bijaksana dan bertanggung jawab atas tindakan kita. Ini juga memungkinkan manusia untuk hidup dengan integritas, menghormati hak orang lain, dan berkontribusi secara positif kepada masyarakat.
Kesimpulannya, merasa merdeka adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang penuh, bermakna, dan seimbang. Ini memungkinkan manusia untuk memaksimalkan potensi mereka, menikmati hak-hak mereka, dan berkontribusi secara positif kepada dunia di sekitar mereka. Kemerdekaan tidak hanya tentang kebebasan dari penindasan, tetapi juga tentang tanggung jawab untuk menggunakan kebebasan itu dengan cara yang mendukung keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan bersama.
manusia secara lahiriah memiliki hak untuk merdeka, siapa yang memberikan mereka hak?
Hak untuk merdeka secara lahiriah sering dipahami sebagai hak asasi manusia, yang dianggap sebagai hak yang melekat pada setiap individu sejak lahir, terlepas dari status, tempat, atau kondisi kehidupan mereka. Ada beberapa pandangan mengenai asal-usul hak ini:
1. Hukum Alam (Natural Law): Banyak filsuf, seperti John Locke dan Jean-Jacques Rousseau, berpendapat bahwa hak untuk merdeka berasal dari hukum alam. Menurut pandangan ini, manusia secara alami memiliki hak untuk hidup, kebebasan, dan kepemilikan. Hak ini tidak diberikan oleh pemerintah atau entitas mana pun, melainkan merupakan bagian inheren dari sifat manusia sebagai makhluk rasional dan berakal.
2. Hak dari Pencipta: Dalam banyak tradisi agama, hak-hak asasi, termasuk hak untuk merdeka, dianggap sebagai pemberian dari Tuhan atau Pencipta. Misalnya, dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, disebutkan bahwa "semua manusia diciptakan setara" dan "dikaruniai oleh Pencipta mereka dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut," termasuk hak untuk hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan.
3. Kontrak Sosial: Filsuf seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan Rousseau juga mengemukakan teori kontrak sosial, yang menyatakan bahwa hak-hak asasi manusia diakui dan dilindungi melalui kesepakatan antara individu dan pemerintah. Dalam pandangan ini, meskipun hak-hak ini mungkin berasal dari hukum alam atau Tuhan, pemerintah berfungsi untuk melindungi dan menegakkan hak-hak tersebut melalui undang-undang dan konstitusi.
4. Hukum Internasional dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia: Di era modern, hak-hak untuk merdeka diakui secara internasional melalui dokumen seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1948. Deklarasi ini menegaskan bahwa hak-hak asasi, termasuk hak untuk merdeka, adalah milik semua orang, "tanpa perbedaan apa pun," dan diakui secara global.
Kesimpulannya, hak untuk merdeka secara lahiriah dapat dilihat sebagai sesuatu yang melekat pada setiap individu, berdasarkan hukum alam, ajaran agama, atau prinsip-prinsip hak asasi manusia yang diakui secara internasional. Meskipun ada berbagai pandangan tentang asal-usul hak ini, yang jelas adalah bahwa hak untuk merdeka dianggap fundamental dan tidak dapat dicabut, serta harus dihormati dan dilindungi oleh semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat luas.
dengan segala kerusakan yang sudah dilakukan manusia pada alam dan dunia, apakah manusia pantas untuk merasa merdeka?
Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenung tentang hubungan antara kemerdekaan dan tanggung jawab terhadap alam dan dunia. Kemerdekaan sering kali dipandang sebagai hak dan kebebasan individu, tetapi juga terkait erat dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Di satu sisi, kemerdekaan memberi kesempatan bagi manusia untuk membuat pilihan dan bertindak sesuai dengan kehendak mereka. Namun, jika tindakan tersebut merusak lingkungan dan menyebabkan kerusakan, maka pertanyaannya adalah apakah kebebasan tersebut benar-benar berhak diterima jika diimbangi dengan dampak negatif yang ditimbulkan?
Dengan kerusakan yang telah dilakukan manusia pada alam dan dunia, mungkin penting untuk mempertimbangkan bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya tentang kebebasan individu tetapi juga tentang kesadaran dan tanggung jawab terhadap dampak dari tindakan kita terhadap planet ini. Kemerdekaan dapat dianggap lebih bermakna jika disertai dengan usaha untuk memperbaiki kerusakan dan menjaga keseimbangan ekologis, sehingga kebebasan kita tidak merugikan generasi mendatang.
Mungkin, pertanyaan ini juga mendorong kita untuk berpikir tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab dalam cara kita merayakan dan memahami kemerdekaan.
jika anda adalah seorang manusia, lantas semua manusia dilahirkan dengan nasib yang berbeda, bagaimana anda memandang perbedaan nasib ini sebagai sebuah kemerdekaan?
Jika saya seorang manusia dan memandang perbedaan nasib sebagai bagian dari kemerdekaan, saya akan melihatnya dari beberapa sudut pandang:
1. Kemerdekaan sebagai Kesempatan: Perbedaan nasib sering kali berarti adanya berbagai latar belakang, kesempatan, dan tantangan yang unik. Dalam konteks kemerdekaan, ini bisa diartikan sebagai kebebasan untuk memilih bagaimana kita merespons nasib kita. Meskipun kita mungkin tidak bisa mengontrol nasib kita secara keseluruhan, kemerdekaan memberi kita kebebasan untuk membuat pilihan dan menentukan arah hidup kita berdasarkan keadaan yang ada.
2. Kemerdekaan dan Tanggung Jawab Sosial: Dengan menyadari bahwa nasib kita berbeda-beda, kemerdekaan juga datang dengan tanggung jawab untuk saling mendukung dan membantu. Kemerdekaan bukan hanya hak individu, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain dan masyarakat. Menyadari perbedaan nasib dapat memotivasi kita untuk bekerja sama dalam menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi semua.
3. Kemerdekaan dalam Konteks Ketidaksetaraan: Perbedaan nasib juga menyoroti ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat. Kemerdekaan sejati mungkin tidak hanya melibatkan kebebasan individu tetapi juga mencakup upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan aksesibilitas kesempatan bagi semua. Ini bisa berarti memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan mereka yang mungkin tidak memiliki nasib seberuntung yang lain.
4. Kemerdekaan sebagai Perjalanan Pribadi: Setiap individu mungkin menghadapi perjalanan hidup yang berbeda berdasarkan nasibnya. Dalam hal ini, kemerdekaan bisa dilihat sebagai kebebasan untuk mengejar tujuan dan mimpi pribadi, meskipun kita mungkin memulai dari titik yang berbeda. Ini berarti bahwa kemerdekaan memberikan ruang untuk pertumbuhan pribadi dan pencapaian individu, terlepas dari latar belakang atau nasib awal kita.
Secara keseluruhan, perbedaan nasib dapat dipandang sebagai bagian dari keragaman yang mempengaruhi bagaimana kita mengalami dan memanfaatkan kemerdekaan. Ini juga mengajak kita untuk refleksi tentang bagaimana kita dapat menggunakan kemerdekaan kita untuk memperbaiki dan menyempurnakan dunia di sekitar kita.
mengapa merdeka harus menyamaratakan semua nasib manusia?
Kemerdekaan tidak selalu berarti menyamaratakan semua nasib manusia, tetapi lebih kepada memberikan setiap individu kesempatan untuk menjalani hidup dengan kebebasan dan martabat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kemerdekaan tidak perlu menyamaratakan semua nasib manusia:
1. Pengakuan atas Keragaman: Kemerdekaan menghargai dan mengakui keragaman pengalaman, latar belakang, dan nasib setiap individu. Menganggap kemerdekaan sebagai sesuatu yang menyamaratakan semua nasib manusia dapat mengabaikan keunikan dan kompleksitas kehidupan masing-masing orang. Kemerdekaan lebih tentang memberi setiap orang hak untuk menentukan nasib mereka sendiri.
2. Kebebasan Individu: Kemerdekaan memberi setiap individu kebebasan untuk membuat pilihan dan mengejar tujuan pribadi mereka. Ini berarti bahwa orang-orang dapat memiliki nasib yang berbeda berdasarkan keputusan dan usaha mereka, yang merupakan bagian dari kebebasan itu sendiri.
3. Kesempatan untuk Perubahan: Kemerdekaan tidak harus berarti kesetaraan mutlak dalam hasil, tetapi harus memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mengubah dan meningkatkan nasib mereka. Ini termasuk akses yang setara ke sumber daya, pendidikan, dan peluang yang memungkinkan individu untuk berkembang dan mencapai potensi mereka.
4. Keseimbangan Antara Kesetaraan dan Kebebasan: Kemerdekaan sering kali melibatkan keseimbangan antara kesetaraan hak dan kebebasan pribadi. Sementara kemerdekaan memberikan kebebasan individu, prinsip kesetaraan memastikan bahwa tidak ada individu yang mengalami diskriminasi atau penindasan yang menghalangi mereka dari menjalani kehidupan yang adil dan memadai.
5. Fokus pada Keadilan dan Kesempatan: Alih-alih menyamaratakan semua nasib, kemerdekaan dapat lebih fokus pada menciptakan keadilan dan kesempatan. Ini termasuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama untuk mencapai potensi mereka, terlepas dari latar belakang mereka.
Kemerdekaan tidak berarti menyamakan semua nasib, tetapi lebih tentang memberikan ruang bagi setiap individu untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan kebebasan yang diberikan dan untuk mengejar tujuan mereka tanpa batasan yang tidak adil.
 hari ini ide yang kamu utarakan tidak terjadi, semua orang tidak memiliki akses yang sama, bagaimana menurutmu?
Memang benar bahwa dalam praktiknya, kesenjangan akses dan ketidaksetaraan masih sangat nyata di berbagai belahan dunia. Ini menggarisbawahi kenyataan bahwa meskipun kemerdekaan mungkin dijanjikan secara teoritis, realitas sosial sering kali menampilkan ketidakadilan dan kesenjangan yang signifikan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam konteks ini adalah:
1. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Banyak faktor, seperti kondisi ekonomi, pendidikan, dan sistem sosial, berkontribusi pada ketidaksetaraan akses. Kesenjangan ini bisa mempengaruhi peluang individu untuk meraih kemerdekaan secara penuh. Mengatasi kesenjangan ini memerlukan upaya sistematis untuk reformasi sosial, kebijakan yang adil, dan peningkatan akses ke sumber daya.
2. Pentingnya Kebijakan Publik: Pemerintah dan lembaga harus berperan dalam menciptakan kebijakan yang mendukung keadilan sosial dan memberikan akses yang lebih merata. Ini termasuk kebijakan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial yang dapat mengurangi kesenjangan dan memberikan peluang bagi semua orang.
3. Peran Masyarakat dan Individu: Selain kebijakan, tindakan kolektif dari masyarakat dan individu juga penting. Inisiatif komunitas, program bantuan, dan upaya untuk mempromosikan kesetaraan dapat membantu mengatasi beberapa ketidakadilan yang ada.
4. Kesadaran dan Tindakan: Kesadaran tentang ketidaksetaraan dan ketidakadilan dapat mendorong perubahan. Mengedukasi diri dan orang lain tentang isu-isu ini, serta berpartisipasi dalam advokasi dan reformasi, dapat menjadi langkah penting untuk memperbaiki situasi.
5. Kepentingan Akses dan Keadilan: Penting untuk terus mengejar keadilan dan kesempatan yang setara bagi semua orang. Kemerdekaan harus mencakup upaya untuk memperbaiki kondisi yang tidak adil dan memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang layak untuk meraih potensi mereka.
Secara keseluruhan, pengakuan akan ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam akses adalah langkah awal untuk perubahan. Mencapai kemerdekaan yang sejati berarti terus berjuang untuk mengatasi ketidakadilan dan memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan untuk hidup dengan martabat dan kebebasan.
Terakhir, apa perubahan yang akan terjadi dalam 20 tahun ke depan, apakah manusia masih bisa merdeka?
Perubahan dalam 20 tahun ke depan akan sangat bergantung pada berbagai faktor global dan lokal, termasuk kemajuan teknologi, perubahan iklim, dinamika politik, dan perubahan sosial. Berikut adalah beberapa pertimbangan tentang bagaimana kemerdekaan manusia mungkin dipengaruhi:
1. Kemajuan Teknologi: Teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan automasi, akan terus berkembang dan dapat mempengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi, dan hidup. Ini bisa membawa kemerdekaan yang lebih besar dalam beberapa aspek, seperti akses informasi dan kebebasan untuk bekerja secara remote. Namun, ada juga risiko seperti ketimpangan akses teknologi dan kehilangan pekerjaan karena automasi.
2. Perubahan Iklim: Dampak perubahan iklim mungkin mempengaruhi kemerdekaan dengan cara yang kompleks. Krisis lingkungan bisa mempengaruhi ketersediaan sumber daya, menyebabkan bencana alam, dan memaksa migrasi. Ketergantungan pada tindakan kolektif untuk mengatasi perubahan iklim akan menjadi kunci untuk menjaga kesejahteraan dan kebebasan hidup di planet ini.
3. Dinamika Politik dan Sosial: Pola politik dan sosial juga akan memainkan peran penting. Kemerdekaan bisa dipengaruhi oleh stabilitas politik, hak asasi manusia, dan kebijakan sosial. Negara-negara yang mengutamakan kebebasan individu dan keadilan sosial mungkin melihat kemajuan dalam hal kemerdekaan, sementara negara-negara dengan ketidakstabilan atau penindasan mungkin menghadapi tantangan lebih besar.
4. Globalisasi dan Konektivitas: Globalisasi dan konektivitas yang semakin meningkat dapat memperluas peluang bagi individu untuk berkolaborasi dan bertukar ide. Namun, ini juga bisa menimbulkan tantangan terkait identitas budaya dan privasi.
5. Ketimpangan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi yang terus berkembang dapat mempengaruhi akses individu terhadap peluang dan sumber daya. Mengatasi ketimpangan ini akan menjadi penting untuk memastikan bahwa kemerdekaan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi dapat diakses secara lebih luas.
6. Kesadaran Sosial dan Advokasi: Kesadaran yang meningkat tentang masalah sosial dan hak asasi manusia, serta advokasi untuk keadilan dan kesetaraan, dapat berkontribusi pada perbaikan kondisi kehidupan dan kemerdekaan. Gerakan sosial dan perubahan budaya dapat mendukung kemerdekaan yang lebih inklusif.
Secara keseluruhan, kemerdekaan manusia di masa depan akan sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola perubahan dan tantangan yang ada. Proaktif dalam mengatasi isu-isu global, merespons perubahan teknologi dengan bijak, dan memastikan keadilan sosial akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa kemerdekaan tetap menjadi bagian integral dari kehidupan manusia di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI