Malang -- Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tim penelitian yang dipimpin oleh Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph.D., dari Universitas Negeri Malang (UM), inovasi baru bernama Video Based Assisted-Simulation (VBAS). Program ini memperkenalkan hadir untuk membantu mahasiswa PAUD dalam memahami dan mengajarkan konsep-konsep sains yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak usia dini secara lebih efektif dan menyenangkan.
VBAS merupakan alat bantu pembelajaran yang memanfaatkan 14 video edukatif yang dirancang untuk memberikan simulasi eksperimen sains yang dapat diterapkan dengan mudah dan menarik bagi anak-anak. Program ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Munaisra Tri Tirtaningsih, S.Pd., M.Pd., Rosyi Damayanti Twinsari, S.Pi., M.Pd., dan Dr. Eny Nur Aisyah, S.Pd.L., M.Pd., dengan tujuan untuk membantu mahasiswa PAUD menguasai konsep dasar sains melalui pendekatan visual dan interaktif.
VBAS terdiri dari 14 video konten yang masing-masing menggambarkan eksperimen sains sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah oleh anak-anak, seperti eksperimen tentang warna, perubahan zat, pengukuran, dan konsep sains lainnya. Beberapa contoh video yang termasuk dalam VBAS adalah "Keajaiban Warna: Eksperimen Sederhana Mencampur Warna untuk Anak Usia Dini," "Misteri Teh: Mengamati Perubahan Warna Saat Membuat Teh," serta "Berat vs Ringan: Mengukur Benda dengan Mudah untuk Memahami Sains." Setiap video dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan dan mudah dipahami, memungkinkan mahasiswa PAUD untuk lebih mudah mengajarkan konsep-konsep sains yang kompleks kepada anak-anak dengan cara yang menarik.
Program VBAS membawa banyak manfaat bagi mahasiswa PAUD, terutama dalam meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajarkan sains secara praktis. "Dengan adanya VBAS, kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga dapat langsung melihat bagaimana eksperimen dilakukan dan bagaimana kami bisa mengajarkannya kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan," ujar Evania Yafie, ketua tim penelitian. Munaisra Tri Tirtaningsih anggota tim, berharap VBAS bisa diakses luas oleh mahasiswa PAUD di Indonesia untuk mendukung perkembangan kognitif sains anak usia dini dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Mahasiswa yang telah menggunakan VBAS juga memberikan respons positif terkait pengalaman mereka. "VBAS sangat membantu saya memahami cara mengajarkan konsep sains secara interaktif. Setiap video memberikan gambaran jelas tentang eksperimen dan apa yang bisa dipelajari anak-anak. Ini membuat saya lebih siap mengajar di masa depan," ungkap Sarah, mahasiswa PAUD di UM.
Video Based Assisted-Simulation (VBAS) telah membuktikan dirinya sebagai solusi yang efektif dalam membantu mahasiswa PAUD menguasai pengajaran sains dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan mudah dipahami. Dengan adanya 14 video konten yang didesain khusus untuk stimulasi perkembangan kognitif sains anak usia dini, VBAS memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H