ANALISIS RATIO KEUANGAN
PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY TBK
TAHUN 2018-2019-2020
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (Entitas) atau biasa disebut dengan PT.ALMI didirikan pada 26 Juni 1978 dengan akta notaris No. 157, sebuah notaris di Surabaya. Akta ketetapan yang telah ditetapkan tersebut telah diakreditasi oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. JA/5/123/delapan tanggal 30 Mei 1981 dan diperkenalkan dalam Berita Negara No. 21 tanggal 5 Januari 1982.
Perusahaan yang berlokasi di Desa Sawatra Tap, Kecamatan Gedangan, Sid Arjo, Jawa Timur, dan berkantor pusat di Jl. Kembang Jepun No. 3840, Surabaya ini memulai produksinya pada tahun 1983.
Sesuai dengan pasal tiga anggaran dasar Entitas, ruang lingkup olahraga Entitas adalah untuk melakukan perusahaan komersial di samping subjek perusahaan dan perubahan yang terkait dengan aluminium, dengan olahraga perusahaan komersial berikutnya:
- Perusahaan memproduksi logam dasar non-ferro;
- Perusahaan penggilingan baja non-ferro;
- Perusahaan pengecoran baja non-ferro dan logam;
- Perubahan besar pada logam dan bijih baja;
- Daur ulang barang baja; dan
- Perdagangan barang bekas.
Mulai 31 Desember 2020 dan 2019, perusahaan tidak memiliki karyawan penuh waktu, sehingga menggunakan karyawan tidak tetap untuk mendukung operasi berikutnya
1. LABA PER SAHAM
Laba per saham dihitung sesuai dengan PSAK 56 "Laba per Saham" dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang diterbitkan untuk periode tersebut. EPS atau laba per saham merupakan peluang dan keuntungan perusahaan yang dapat diklaim oleh setiap saham biasa yang saat ini diterbitkan/yang sedang beredar.
2. CURRENT RATIO
Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan manajemen perusahaan untuk memenuhi komitmen dan membayar utang jangka pendek. Artinya, berapa banyak perusahaan yang bisa membayar kewajiban atau utang yang seharusnya sudah dibayarkan.
Current ratio merupakan salah satu indikator likuiditas yang digunakan untuk menilai posisi likuiditas perusahaan dengan menggunakan rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar. Dengan kata lain, ini adalah alat yang digunakan untuk menilai apakah aset saat ini dapat menghilangkan kewajiban saat ini.
Rasio ini tidak dimaksudkan paling sederhana untuk mengevaluasi masalah likuiditas namun juga memeriksa menggunakan modal operasi entitas. Peran likuiditas entitas juga dapat secara implisit terlihat sehat jika rasio saat ini lebih baik dari satu dan buruk jika rasionya jauh lebih sedikit dari satu.
Rasio lancar menawarkan petunjuk kepada konsumen atau pembaca apakah atau tidak atau sekarang tidak lagi entitas dapat mengalami kesulitan melunasi kewajibannya saat ini melalui penggunaan uang tunai yang dimiliki, dan properti saat ini yang berbeda tumbuh menjadi uang tunai.
Interpretasi  :  Kondisi likuiditas PT Alumindo Light Metal Industry Tbk dapat dilihat dengan perbandingan current ratio pada tahun 2018, 2019 dan 2020 yang menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan terus mengalami penurunan, dari 98% di tahun 2018, 74% di tahun 2019 menjadi 65% di tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya penurunan aktiva lancar tiap tahunnya.
3. LEVERAGE RATIO
Rasio leverage adalah rasio hemat biaya yang mampu menunjukkan tingkat utang yang telah diterbitkan melalui cara entitas perusahaan atau perusahaan. Rasio leverage juga sering disebut sebagai rasio solvabilitas, yang dapat dipahami sebagai rasio yang menunjukkan cappotential korporasi untuk memenuhi semua kewajibannya setiap saat dengan cepat dan panjang jika korporasi dilikuidasi.
4. DEBT SERVICE COVERAGE RATIO
Pengukuran arus kas perusahaan yang tersedia untuk membayar kewajiban hutang saat ini disebut dengan Debt-Service Coverage Ratio (DSCR). DSCR menyarankan pembeli apakah investor memiliki keuntungan yang cukup untuk melunasi hutangnya atau tidak.
- Definisi DSCR adalah ukuran arus kas yang digunakan dengan penyimpangan yang harus dibayar untuk membayar kewajiban utang saat ini.
- Kemudian DSCR digunakan untuk menyelidiki pemberi kerja, proyek, atau peminjam karakter.
- DSCR minimal yang diminta pemberi pinjaman bergantung pada kondisi ekonomi makro. Jika sistem keuangan tumbuh, kreditor mungkin juga lebih mudah memaafkan penurunan rasio.