Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, JakartaTimur, Zulkifli Rasyid, menyatakan dalam dua-tiga pekan terakhir harga beras medium perlahan berangsur naik dari Rp 8.500 menjadi Rp 9.000 per kilogram di tingkat pedagang.Â
Pasokan di daerah sudah mulai berkurang. Menurut Zulkifli, pasokan beras di Pasar Induk Cipinang berada di kisaran 3.000 ton per hari dengan stok sebanyak 40 ribu ton.Â
Namun dia mengingatkan bahwa pasokan bakal berubah jika harga beras terus bergerak naik. Untuk meningkatkan pasokan, para pedagang berusaha menyerap sebanyak-banyak dari petani untuk mengantisipasi kekeringan.Â
Jangan seperti 2017, pemerintah bilang surplus, tidak tahunya beras langka. Dia mewanti-wanti kejadian kelangkaan beras pada tahun lalu kembali terjadi pada akhir 2018.Â
Menurut Zulkifli, pasokan beras impor dan cadangan beras pemerintah ke pasar akan membantu mengatasi kelangkaan. Kami, Bulog, dan pemerintah harus punya hitungan yang jelas. Aktivitas niaga di pasar induk beras Cipinang kemarin berjalan normal.Â
Melansir data operator pasar induk, PT Food Pasokan Beras Petani Mulai Menyusut Harga beras merambat naik. Station Tjipinang Jaya, stok masih terjaga di angka 43 ribu ton.Â
Namun, menurut salah seorang pedagang yang tak mau disebutkan namanya, pasokan masih aman karena beras dari Sulawesi dan luar Jawa lainnya turut menutup kekurangan suplai di Jawa akibat kekeringan. Kalau ngomong beras sekarang, nanti disambungi ke politik.Â
Pemerintah tak menampik sudah siaga terhadap kenaikan harga beras. Dalam rapat koordinasi tingkat Menteri Koordinator Perekonomian, pemerintah sepakat menggelontorkan cadangan beras hingga pekan lalu sebanyak 2 juta ton. Jumlah tersebut merupakan hasil serapan Bulog dan pengadaan luar negeri dari impor sebesar 1,1 juta ton.Â
Pemerintah akan segera menggelontorkan sekitar 500 ribu ton untuk menstabilkan harga beras medium yang saat ini terus melewati patokan harga eceran tertinggi Rp 9.450 per kilogram.Â
Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar, tak menampik info bahwa serapan Bulog sedang jeblok. Sejak akhir Juli lalu, serapan perusahaan pelat merah tersebut anjlok dari 10 ribu ton menjadi 5.000 ton per hari.Â
Dalam waktu dekat, kata dia, Bulog akan mendapat pasokan 700 ribu ton beras impor. Kalau ditanya serapan ini aman atau tidak, tanya ke Kementerian Pertanian saja. Kepala Bulog Sulawesi Tengah Khozin mengatakan, menjelang akhir Agustus ini, kantornya baru menyerap beras petani sebanyak 11.349 ton atau sekitar 22,70 persen dari target sebesar 50 ribu ton.Â
Petani, kata dia, lebih memilih menjual berasnya ke pedagang swasta. Kami cuma bisa patok harga Rp 8.030, pedagang bisa menaikkan hingga Rp 8.500 per kilogram.Â
Dia memastikan wilayahnya tak akan meminta tambahan beras impor karena stok mencukupi. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengklaim isu kekeringan takkan jadi masalah pertanian tahun ini.Â
Hingga Agustus, lahan kekeringan cuma 127.101 hektare. Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras, Sutarto Alimoeso, mengatakan harga pembelian pemerintah harus naik setiap tahun untuk bisa bersaing. Pupuk, bibit, dan peralatan naik terus tiap tahun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H