Mohon tunggu...
Alfi Muhammad
Alfi Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembangunan Infrastruktur Menjadi Peluang Bagi Pengembang Swasta

11 Mei 2018   10:46 Diperbarui: 29 Agustus 2018   10:40 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, menyatakan optimis dengan peluang bisnis infrastruktur di Indonesia. Hal ini diungkapkannya saat membuka lima pameran niaga terbesar dan terkemuka se-Asia Tenggara yang terdiri dari Concrete Show South East Asia 2017, Mining & Construction Indonesia 2017, Oil & Gas Indonesia 2017, dan Marintec Indonesia 2017, yang diadakan di JI-Expo Kemayoran, 13-16 September 2017. 

Saya berharap ini menjadi pemacu optimisme bisnis infrastruktur di Indonesia tetap di atas dan memberikan prospek yang baik ke depan. Market di Indonesia termasuk strong market di sektor infrastruktur ujarnya. Menteri Basoeki menambahkan bahwa penyelenggaraan lima pameran secara sekaligus kali ini merupakan satu gambaran optimisme baik kepada pelaku bisnis maupun masyarakat luas. 

Apalagi, alokasi anggaran pembangunan infrastruktur untuk Kemenpupr terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan tetap yang tertinggi dari semua Kementrian/lembaga. Tahun ini alokasi anggaran infrastruktur pada Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Negara sebesar RP 387,3 triliun, dan tahun depan alokasi anggaran infrastruktur akan mencapai Rp 409,6 triliun, yang terdiri dari infrastruktur ekonomi sebesar Rp 385,1 triliun, infrstruktur sosial senilai Rp 9 triliun dan dukungan infrastruktur senilai Rp 4,9 triliun. 

Dengan menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama pemerintah, Menteri Basoeki berharap bisa me-maintain, meningkatkan dan menumbuhkan optimisme masyarakat untuk berbisnis di Indonesia. Dia mengingatkan, pembangunan infrastruktur akan terus menjadi prioritas utama pemerintah, baik dengan budget allocation yang tinggi maupun melalui partisipasi masyarakat. 

Sementara dari sisi regulasi, lanjut Basoeki, pemerintah telah menerbitkan aturan agar proyek yang nilainya di bawah 50 miliar hanya diberikan bagi penyedia jasa konstruksi kecil. Sementara penyedia jasa konstruksi besar, termasuk BUMN, hanya bisa masuk ke lelang dengan nilai proyek di atas 50 miliar. Kita ingin agar prosedurnya dipermudah dan jauh lebih cepat dalam rangka mempermudah perijinan-perijinan yang selama ini menjadi momok dalam bisnis di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan mengatur pemanfaatan material concrete seperti beton pracetak yang sekarang makin meningkat pemanfaatannya. 

Kalau semua BUMN bisa mencetak beton pra-cetak sendiri, maka dari hulu sampai hilir mereka akan gunakan sendiri. Di situ swasta akan tertutup. Itu akan kami atur. Menurutnya, saat ini semakin banyak swasta yang masuk ke sektor infrastruktur yang membutuhkan pendanaan cukup besar mengingat targetnya cukup besar. Dia mencontohkan target pembangunan jalan nasional sepanjang 2650 km dan jalan tol yang diselesaikan sampai tahun 2019 sepanjang 1850 km. 

Menanggapi optimisme pemerintah tersebut, Christopher Eve selaku President Director PT UBM Pameran Niaga Indonesia menyatakan sangat bangga dapat menghadirkan secara bersamaan lima pameran berskala internasional terlengkap dan terbesar se-Indonesia guna mendukung perkembangan industri konstruksi, infrastruktur, energi dan kemaritiman di Indonesia yang saat ini tengah menjadi fokus utama pemerintah Indonesia. 

Diperlukan sinergi lintas sektor dan industri dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya di sektor konstruksi dan sektor kemaritiman. Lima pameran lintas sektor ini diharapkan dapat memberikan beragam solusi kepada para pelaku industri yang dapat dimaksimalkan oleh masingmasing sektor terkait. 

Para pelaku industri di dalam negeri juga dapat memanfaatkan pameran ini untuk dapat memperbaharui informasi, menemukan solusi dan mengadopsi teknologi terbaru yang dapat meningkatkan kualitas produk di Indonesia,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun