You Don't Have Anything Here!
Relasi kekuasaan akan selalu ada sampai manusia itu benar-benar tidak ada. Perwujudannya pun tidak harus layaknya seorang pemimpin negara atau mafia-mafia yang mengambil hak asasi manusia untuk hidup layak, memiliki tanah mereka dengan nyaman, hingga menikmati kekayaan alam Tuhan di setiap jengkal bumi yang diinjaknya.
Namun, ada satu poin yang sama yang juga bermain di judul, "Kamu Cuma Adik! You Don't Have Anything Here!" Poin itu mengacu pada Anda, adik yang dianggap sampah bagi si kakak.
Coba ingat-ingat, bagaimana Anda diperlakukan oleh kakak kandung sendiri entah perempuan maupun laki-laki. Daftar dosa-dosa mereka mana yang masih melekat di pikiran dan hati, Anda?
Sedari kecil, Anda mungkin dididik untuk selalu patuh pada yang lebih tua secara usia. Kakak Andalah salah satu sentral kepatuhan tersebut. Realitas mengatakan bahwa budaya, "Tidak enakan" dan "Harus patuh kepada yang lebih tua" pasti menimbulkan gejolak sosial pada si muda. Lalu, menimbulkan keangkuhan pada sosok si tua yang mentransformasikan diri sebagai raja atau ratu yang wajib disembah jelata.
Kamu Cuma Adik!
Dalam sejarah persaudaraan kandung di keluarga, adiklah yang paling banyak sengsaranya. Terutama jika Anda hidup di keluarga yang stagnan dan kolot. Lalu, dibumbui dengan emosi negatif yang masih melekat kuat di kalangan manusia dewasa bernama orang tua. Intinya, tidak ada kedamaian internal sehingga memanifestasikan lebih banyak kehancuran eksternal sejak kelahiran Anda dan untuk Anda.
Sayangnya,
Anda harus berhadapan dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas menggambarkan kakak yang juga sebagai pahlawan keluarga! Anda hanyalah sebuah malapetaka yang berlabel manja, tak berdaya. Saya pernah menyimak kesaksian dari seorang perempuan dewasa (milenial) berkebangsaan Turki. Ia menyebutkan bahwa ayahnya telah berbisnis sedari muda dengan membangun sebuah perusahaan cukup besar di negaranya.
Malapetakanya, partner bisnis tersebut adalah kakak kandungnya sendiri, seorang laki-laki. Pembangunan bisnis bersama sedari muda pun hancur ketika si ayah difitnah oleh kakaknya tersebut. Meski bukti-bukti nyata ketidakbenaran sudah di depan mata, kakak laki-lakinyalah yang hanya dipercaya oleh kedua orang tua mereka hingga bisnis perusahaan yang dibangun bersama tersebut menjadi hak milik si kakak. The true story, kalau memang budaya masyarakat untuk mempercayakan segalanya pada kakak adalah gejolak sosial yang dahsyat.
Mengapa kakak begitu rela menghabiskan waktu dan emosinya untuk menendang, Anda?
Dari beberapa sumber akurat yang saya baca, berikut beberapa alasan untuk Anda kontemplasikan:
Kakak yang Manipulatif
Sikap & sifat Anda yang letoy alias tidak tegas akan mudah terperangkap jaring kemanipulatifan ini. Katakanlah kakak Anda mengatakan, "Lu kagak bantuin gue? Enak, ya, jadi lu!"
Padahal, Anda telah banting tulang sehari-hari di rumah untuk merapikan segala urusan domestik tanpa suruhan, apalagi bayaran! Kakak Anda pun tidak ada daya upaya untuk membantu Anda, apalagi tanpa ditodong banyak kata yang menyakitkan.
Di sini, Anda harus berperan untuk menyiapkan benteng kuat! Sadari bahwa dia sedang memanipulasi psikologis Anda. Jangan sungkan untuk membantah apa yang dikatakannya meskipun ia membuat Anda merasa bersalah. Sekali lagi, kakak yang manipulatif akan menggaungkan bahwa ia satu-satunya orang yang paling penting di dunia Anda. Jadi, singkirkan semua kepentingan pribadi Anda! You are an unimportant young sister or brother!!!
Kakak Tidak Pernah Tulus Melakukan Sesuatu & Minta Maaf Kepada Anda
Kakak Anda memberi uang Rp100.000 sekali seumur hidup, tetapi rasanya ia menganggap bahwa Anda diberi uang olehnya setiap hari. Inipun menjadi senjatanya jika Anda dinilai tidak memihaknya atau menolak untuk melakukan perintahnya, meskipun itu adalah hal yang sangat sepele. Katakanlah mengambilkan ia nasi, handuk, dll.
Dari Anda kecil bersama hingga dewasa sekarang bersama kakak, berapa kali kakak meminta maaf kepada Anda? Saya rasa mayoritas tidak pernah.
Budaya untuk tidak meminta maaf kepada yang lebih muda masih mengental. Meskipun pahit-pahitnya bahwa Anda telah dipukul secara fisik dan ditindas secara terang-terangan, baik verbal maupun nonverbal. Ingat, kakak selalu benar di mata masyarakat. Juga kakak selalu wajib Anda hormati.
Terima kasih untuk Anda, si adik yang telah berlapang dada. Mari tegakkan keadilan mulai dari diri sendiri. Komitmenlah untuk tidak mendefinisikan diri Anda sebagai jajahan atau penjajah. Alih-alih demikian, definisikan diri Anda sebagai orang yang merdeka, netral, tentunya tidak gila pujian & validasi dari siapapun.
Cermati mana yang keliru menurut definisi akal waras Anda!
Cheers!☕🍧
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H