Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang gempar merebut validasinya di perang dunia II (WWII). Salah satunya dengan mengirimkan pasukan angkatan laut di Teluk Lingayen, Wilhelm Keitel. Kehadiran Film Six Triple Eight 2019 karya sejarawan, Kevin M. Hymel yang naskahnya diterbitkan di WWII History Magazine, Sovereign Media juga memberi bukti bahwa perang dunia menebas batas antara kaum militer dan kaum sipil. Kemudian, kaum perempuan berkulit hitam yang salah satunya diperankan oleh Oprah Winfrey turut menjadi pahlawan perang dunia II Amerika Serikat.Â
1. Batalion Perang Dunia IIÂ
Film Six Triple Eight, 6888 menggambarkan kenyataan para perempuan kulit hitam (black women) yang menjadi batalyon demi membantu redanya perang dunia II pada September 1939 - September 1945. Sebanyak 855 perempuan berkulit hitam berlayar ke Inggris pada Februari 1945. Peristiwa Six Triple Eight ini kemudian dikenang pada tahun 2022 yang diwakili oleh Presiden Joe Biden dengan memberi penghargaan pada salah satu perempuan berkulit hitam, yaitu Romay Davis dari Virginia.Â
Usia 101 tahun Romay Davis telah menjadi keemasan di masa tua dengan diresmikannya gelar pahlawan. Kabar baiknya, Romay Davis juga akan dilibatkan untuk mendatangani UU yang menyinggung Kongres Medali Emas Six Triple Eight di Balai Kota Montgomery. Saat itu, Davis juga disambut upacara penghormatan oleh para tentara Amerika pada 26 Juli 2022.
2. Menghubungkan tentara Amerika dan keluargaÂ
Jasa para perempuan kulit hitam di Korps Tentara Six Triple Eight seolah lenyap dihilangkan sekitar 75 tahun sejarah. Padahal, kaum tersebut adalah pahlawan penyampai rasa rindu para tentara semua yang terlibat dalam perang dunia II Amerika dengan keluarganya di rumah. Kemampuan bertahan para perempuan kulit hitam bersumber pada moto, "No mail, no morale" yang berarti pekerjaannya berdasarkan empati besar untuk tetap memastikan semua keadaan baik-baik saja. Tenaga mereka juga diperas dengan 24/7 shift tanpa istirahat kerja yang layak.
Nestapa itu juga datang saat mendarat di Rouen, Paris di mana Six Triple Eight kehilangan banyak barang pemasok rakyat. Setiap tiga bulan pekerjaan mereka harus selesai diiringi berlayar dari Amerika ke Inggris, Birmingham, dan Rouen serta dideportasi di Four Dix, New Jersey.
3. Rasisme terkelam Amerika-AfrikaÂ
Korps Tentara Six Triple Eight dibentuk oleh presiden Franklin D. Roosevelt 1943. Sayangnya, pembentukan korps tentara tersebut melibatkan sistem rasial yang berarti, dibentuknya kelompok korps berdasarkan asal ras per individu yang sama.Â
Bukan hanya itu, saat para perempuan kulit hitam Six Triple Eight butuh hiburan dengan memasuki klub di Inggris 1945, mereka tertolak. Bahkan, sesampainya di Hotel Palang Merah Amerika seorang Mayor Charity Adams diancam akan dipecat dan digantikan oleh mayor dari kulit putih.