Mohon tunggu...
Alfi Muna Syarifah
Alfi Muna Syarifah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

I was active as Indonesian activist for Indonesian woman justice. Now, I split out my volunteer work became writer here. 😌| My study was focused in linguistic forensic for Indonesian law cases. Welcome and please enjoy my masterpieces!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dekati Kiai, Moeldoko Beri Ini!

15 November 2022   14:35 Diperbarui: 26 November 2022   12:16 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain dekat dengan para kelompok petani, Moeldoko juga dekat dengan para kiai. Dalam berbagai acara di pesantren, terlihat Moeldoko aktif sebagai pembicara.

Moeldoko, anak bungsu dari 12 bersaudara. Lahir dari pasangan suami-istri Moestaman dan Masfuah di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, pada 8 Juli 1957.

Ia mengaku bangga hidup pemberani berkat gemblengan kiai. Pergaulannya di surau sedari kecil juga membuat Moeldoko kerap menggelorakan nama baik Islam. Berikut kiprah Moeldoko yang membuat namanya harum dan didukung banyak kiai:

1. Merilis Buku M-Leadership
Kepemimpinan Moeldoko sejak menjabat panglima TNI perlu dicatat sebagai histori teladan bagi bangsa. Buku M-Leadership yang diterbitkan Kamis, (10/11/2022) memuat ajakan berani memimpin kompilasi bidang militer, sipil, dan bisnis.

Moeldoko menyisipkan model krusial untuk berani memimpin, secara berurutan:
Move, pemimpin harus berani bergerak cepat dengan bijak dimulai dari pergerakan kecil.
Motivate, pemimpin harus bisa memotivasi juga melawan rasa takut saat mencapai visi-misi.
Make it difference, pemimpin harus berani berinovasi dan kreatif untuk menyelesaikan permasalahan secara efisien dan efektif.
Dalam hal kepemimpinan, Moeldoko sangat optimis terhadap para santri untuk berkompetisi dan kuat beradaptasi di global yang dinamis dan penuh kejutan.

2. Menolak keras kriminalisasi ulama
Fenomena kriminalisasi ulama menjadi isu seram bagi umat Islam dengan berbagai tudingan kepada pemerintah yang dinilai anti agama. Moeldoko menolak keras ini karena baginya, semua sama di mata hukum. Istilah kriminalisasi ulama hanya dijadikan mobilitas emosi untuk memancing skeptis terhadap pemerintah. 

Saat fenomena ini memuncak, Moeldoko tak segan menjenguk Syekh Ali Jaber yang saat itu menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal setelah mengisi acara ceramah di salah satu masjid Bandar Lampung.

3. Mengusulkan keterlibatan NU dan Muhammadiyah  
Dalam tubuh KPK muncul soal-soal tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dinilai mengandung penistaan, pelecehan seksual, dan sangat menyimpang dari tes jabatan profesional KPK.

Moeldoko dalam polemik ini mengusulkan NU dan Muhammadiyah dilibatkan dalam pembuatan soal TWK. Menurutnya, kedua organisasi Islam tersebut telah berhasil mempersatukan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun