Peningkatan Pendapatan Usaha dan Pertanian Berkelanjutan Melalui Olahan Kopi di Desa Rempek Darussalam dengan Teknologi Solar Dryer dan Pupuk Organik Limbah Kopi
Oktober 2024, Desa Rempek Darussalam, Kabupaten Lombok Utara, kini menjadi lokasi program kolaborasi berkelanjutan dalam sektor pertanian yang dikelola oleh Universitas Mahasaraswati (UNMAS) dan Universitas Gunung Rinjani (UGR). Program ini, sebagai bagian dari pendanaan Kosa Bangsa yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), bertujuan untuk mengaplikasikan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) demi memajukan wilayah-wilayah tertinggal. Dalam kerjasama ini, tim UNMAS dan UGR berfokus pada optimalisasi sektor kopi melalui berbagai metode inovatif bersama kelompok tani Harapan Darussalam dan KUPS Mentari Darussalam.
Program yang dilaksanakan ini berupaya menciptakan pembangunan pertanian yang komprehensif dan ramah lingkungan dari tahap budidaya hingga pasca-panen. Salah satu inisiatif yang diperkenalkan adalah pengolahan limbah kopi menjadi pupuk organik padat. Limbah kulit kopi, yang sebelumnya dibuang dan berpotensi mencemari lingkungan, kini diolah untuk dijadikan pupuk yang mampu memperkaya kesuburan tanah dan mendukung produktivitas lahan. Langkah ini menjadi solusi bagi para petani di Rempek Darussalam untuk tidak hanya mengurangi limbah pertanian tetapi juga mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal guna meningkatkan hasil pertanian.
Dalam kegiatan ini, bantuan peralatan juga diberikan kepada dua kelompok tani di Desa Rempek Darussalam. Berbagai jenis mesin, seperti mesin giling cacah, mesin potong rumput, dan mesin penggembur tanah, diserahkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengolahan lahan. Dengan adanya dukungan ini, para petani diharapkan mampu mengelola lahan dengan lebih efisien serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga dapat mendorong praktik pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.
Selain itu, kelompok KUPS Mentari Darussalam yang bergerak dalam pengolahan kopi bubuk mendapatkan bantuan teknologi penjemuran kopi berupa Solar Dryer House (rumah pengering berbasis tenaga surya) dan Mesin Huller. Ketua pelaksana program, Ikhwan Wadi, menjelaskan bahwa teknologi ini dapat menjaga suhu penjemuran tetap optimal sesuai kebutuhan, sehingga risiko kontaminasi bakteri dan jamur pada biji kopi yang kerap muncul di musim hujan dapat diminimalisir. Dengan Solar Dryer House, proses penjemuran yang biasanya memakan waktu hingga 14 hari kini dapat diselesaikan dalam 7 hari saja, meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga kualitas biji kopi.
Kepala Desa Rempek Darussalam menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Kosa Bangsa dan seluruh tim dari UNMAS serta UGR. Ia berharap kegiatan ini dapat terus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam mengembangkan keterampilan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Menurutnya, teknologi pengeringan yang ramah cuaca sangat membantu para petani menghadapi musim hujan, sehingga mereka tidak perlu khawatir kualitas biji kopi akan terganggu akibat kelembaban tinggi.
Ketua Kelompok Tani Harapan Darussalam juga mengungkapkan rasa syukur atas ilmu dan bantuan teknologi yang diberikan. Menurutnya, limbah kulit kopi yang semula hanya dibuang ternyata bisa diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Selain itu, mesin-mesin pertanian yang diberikan sangat membantu dalam pengelolaan lahan, memudahkan proses pembuatan pupuk organik, serta mendukung mereka untuk lebih mandiri dalam produksi pertanian berkelanjutan.