Mohon tunggu...
Zakki Alfarhan
Zakki Alfarhan Mohon Tunggu... Freelancer - Kader Rakyat

Seorang Pemuda kampung yang memiliki mimpi besar, mencoba lakukan hal terbaik dalam ruang ruang kebermanfaatan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berpuasalah Rindu Sebab Temu Tak Menjadi Hari Raya

3 April 2023   18:10 Diperbarui: 3 April 2023   18:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Agus dan Rahma sama-sama memilih untuk belajar di perpustakaan di gedung Fakultas Hukum. Ruangan tersebut cukup sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang fokus belajar di sana.

Agus mengambil kursi di dekat jendela, sedangkan Rahma duduk di sebelahnya.

Agus: "Hai, Rahma. Lagi fokus belajar ya?"

Baca juga: Puasa dan Puisi

Rahma: "Iya, lagi berusaha mengumpulkan tugas untuk dosen Sosiologi Hukum."

Agus: "Oh, dosen SosHuk? Aku juga lagi ngumpulin tugas dari beliau. Susah banget ya tugas-tugas dari beliau."

Rahma: "Iya, susah banget. Tapi aku nggak mau menyerah. Aku harus menyelesaikan tugas ini."

Agus: "Bener banget, nggak boleh menyerah. Kita harus selalu berusaha sebaik-baiknya."

Rahma: "Iya, kamu benar. Aku rasa, perjuangan kita selama kuliah ini mirip dengan perjuangan dalam kehidupan, ya."

Agus: "Iya, benar juga. Terkadang kita harus menghadapi rintangan yang besar, dan harus berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya."

Rahma: "Tapi, walau bagaimanapun juga, perjuangan ini nggak akan sia-sia. Semua yang kita pelajari selama kuliah ini pasti bermanfaat di masa depan."

Agus: "Betul banget. Kalau aku boleh tahu, apa rencanamu setelah lulus nanti?"

Rahma: "Aku mau kerja di firma hukum terkenal. Kamu?"

Agus: "Aku juga mau kerja di firma hukum, atau mungkin jadi pengacara. Tapi, kita lihat aja nanti."

Rahma: "Iya, kita lihat aja nanti. Yang penting, kita terus berusaha dan jangan pernah menyerah."

Agus: "Betul, kita harus terus berusaha. Jangan biarkan kegagalan merusak semangat kita."

Rahma: "Benar. Lagipula, seperti pepatah mengatakan, 'berpuasalah rindu sebab temu tak menjadi hari raya'."

Agus: "Pepatah yang bagus. Artinya, kita harus tetap berusaha keras meskipun belum tentu mendapatkan hasil yang diinginkan."

Rahma: "Iya, benar. Jangan pernah menyerah dan selalu berusaha. Kita pasti bisa meraih impian kita."

***

Beberapa bulan kemudian, Agus dan Rahma masih menjalani hubungan mereka sebagai sepasang kekasih. Mereka seringkali menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, dan saling mendukung dalam segala hal. Namun, suatu hari Rahma mendapat kabar yang membuatnya terkejut dan sedih. Agus ternyata telah berselingkuh dengan wanita lain.

Rahma merasa sangat kecewa dan sakit hati. Ia merasa Agus telah mengkhianati kepercayaannya dan merusak hubungan yang telah mereka bina selama ini. Rahma mencoba untuk menghubungi Agus, namun ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Akhirnya, Rahma memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Agus.

Beberapa minggu setelah putus dengan Agus, Rahma merasa sedikit lebih baik. Ia mencoba untuk fokus pada kuliah dan mengejar cita-citanya. Meskipun ia merasa sedih karena hubungannya dengan Agus berakhir, ia tidak ingin kehilangan fokus dan semangat hidupnya.

Suatu hari, Rahma bertemu dengan teman lama di kantin kampus. Temannya mengajak Rahma untuk ikut bergabung dengan sebuah komunitas yang berfokus pada advokasi hak asasi manusia. Rahma merasa tertarik dan setuju untuk bergabung dengan komunitas tersebut.

Dalam komunitas itu, Rahma bertemu dengan banyak teman baru dan belajar banyak tentang advokasi hak asasi manusia. Ia merasa semakin terinspirasi untuk berkontribusi dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia. Rahma merasa bahwa meskipun hubungannya dengan Agus berakhir, ia masih memiliki banyak hal yang dapat dilakukan dalam hidupnya.

Rahma menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang cinta dan hubungan percintaan. Ada banyak hal yang lebih penting, seperti cita-cita, tujuan hidup, dan kontribusi terhadap masyarakat. Rahma bersyukur atas pengalaman yang ia dapatkan dari hubungannya dengan Agus, namun ia juga menyadari bahwa ia harus terus bergerak maju dan tidak berhenti hanya karena satu kegagalan.

***

Setelah beberapa bulan berlalu, tiba saatnya bagi Rahma dan Agus untuk menghadiri acara wisuda mereka di universitas yang sama. Meskipun mereka tidak lagi berhubungan sebagai sepasang kekasih, mereka berusaha untuk menjaga sikap profesional dan tetap berbicara dengan sopan satu sama lain.

Namun, ketika mereka bertemu di acara wisuda, Rahma merasa bahwa ada hal yang berbeda dari Agus. Ia merasa bahwa Agus sedikit canggung dan tidak seperti biasanya. Rahma pun memutuskan untuk bertanya langsung kepada Agus tentang perubahan tersebut.

Agus akhirnya mengaku bahwa ia merindukan Rahma dan menyesal telah berselingkuh. Ia berharap dapat kembali menjalin hubungan dengan Rahma. Rahma awalnya merasa ragu, namun setelah berbincang-bincang dengan Agus, ia merasa bahwa Agus benar-benar menyesal dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya.

Setelah beberapa waktu berpikir dan merenung, Rahma memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada Agus. Mereka kembali menjalin hubungan dengan perjanjian yang jelas dan kesepakatan untuk saling memperbaiki diri.

Agus dan Rahma bersumpah untuk tidak lagi menyakiti satu sama lain dan untuk terus saling mendukung dalam meraih cita-cita masing-masing. Mereka merasa bahwa mereka dapat tumbuh bersama dan saling membangun, baik dalam hubungan maupun dalam karir mereka.

Dalam beberapa tahun ke depan, Agus dan Rahma terus menjalin hubungan yang kuat dan saling mendukung dalam mencapai impian mereka. Mereka merasa bersyukur telah melalui banyak pengalaman hidup bersama dan menemukan cara untuk memperbaiki hubungan mereka.

***

Agus kembali selingkuh san hubungan mereka kandas, setelah kembali menjalin hubungan, Agus berusaha untuk memperbaiki dirinya dan menjaga hubungan dengan Rahma. Namun, ternyata ia masih belum bisa mengatasi kecenderungannya untuk selingkuh.

Rahma merasa sangat kecewa dan sakit hati ketika mengetahui bahwa Agus kembali melakukan kesalahan yang sama. Ia merasa bahwa tidak mungkin lagi untuk mempercayai Agus dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Agus merasa sangat menyesal atas kesalahannya dan berusaha untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka. Namun, Rahma sudah menutup pintu hatinya untuk Agus dan memilih untuk fokus pada karir dan hidupnya sendiri.

Rahma memutuskan untuk memulai hidup baru tanpa Agus, dan dengan tekad yang kuat, ia fokus pada karir dan pencapaian pribadinya. Meskipun awalnya sulit, Rahma berhasil menemukan kebahagiaan dalam hidupnya sendiri dan memperoleh kesuksesan dalam karirnya.

Agus berusaha untuk menghubungi Rahma dan meminta maaf, namun Rahma memilih untuk tidak menghubunginya dan membiarkan Agus menyesal atas kesalahannya sendiri. Baginya, kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan dan Agus telah kehilangan kepercayaannya.

Meskipun berat untuk melepaskan hubungan yang pernah dirasakan indah, Rahma akhirnya berhasil melakukannya dan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya sendiri. Ia merasa bahwa kebahagiaan dan kesuksesannya adalah bukti bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.

***

Rindu yang tidak terpuaskan akan terus menjadi perasaan yang tidak bahagia dan membawa kekecewaan. Seperti yang dirasakan oleh Rahma dalam hubungannya dengan Agus, ketika Agus selalu kembali ke kebiasaannya yang selalu berselingkuh, Rahma merasa bahwa rindunya tidak dapat terpuaskan dan membawa kekecewaan yang mendalam.

Namun, Rahma akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Agus dan fokus pada karir dan hidupnya sendiri. Meskipun awalnya sulit untuk melepaskan hubungan yang pernah dirasakan indah, Rahma menyadari bahwa kebahagiaan dan kesuksesannya adalah bukti bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.

Meskipun Rahma merasa kekecewaan dan rindunya tidak terpuaskan dalam hubungannya dengan Agus, ia akhirnya menemukan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya sendiri. Ia belajar untuk "berpuasalah rindu" dan tidak lagi berharap agar Agus menjadi "hari raya" dalam hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun