Pada Selasa, 12 Desember 2023, Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi saksi debat pertama antara tiga calon presiden Indonesia: Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Debat berlangsung selama 120 menit, memaparkan visi-misi serta pemikiran terkait isu-isu krusial seperti pemberantasan korupsi dan hak asasi manusia.
1. Segmen Pertama: Pembukaan Debat
Debat dibuka dengan pembacaan aturan oleh moderator, diikuti dengan setiap calon presiden memaparkan visi-misi dan program selama 4 menit.
2. Pendalaman Visi-Misi Calon Presiden
- Anies Baswedan: Menegaskan negara hukum, keadilan, dan kepastian hukum sebagai fokus utama.
- Prabowo Subianto: Menekankan pentingnya penegakan hukum, HAM, dan perlindungan bagi semua golongan.
- Ganjar Pranowo: Pemerataan bidang kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan yang bersih.
3. Pembahasan Tematik
- Hak Asasi Manusia dan Papua: Perbedaan pendapat terkait penanganan konflik di Papua, dengan sorotan pada dialog dan penegakan hukum.
- Pemerintahan dan Pelayanan Publik: Strategi mewujudkan pelayanan yang berkeadilan dan perhatian terhadap kelompok rentan.
- Pemberantasan Korupsi: Fokus pada efek jera bagi koruptor, penguatan lembaga terkait, dan revisi UU KPK.
- Penguatan Demokrasi dan Hukum: Diskusi tentang menurunnya kepercayaan rakyat pada demokrasi dan independensi kehakiman.
4. Sesi Tanya Jawab
Sesi tanya jawab menjadi momen di mana para calon presiden saling bertanya, menyoroti isu-isu yang diangkat selama debat. Pertanyaan dan tanggapan mereka membuka ruang bagi penjelasan lebih lanjut tentang pandangan serta rencana mereka terkait isu-isu krusial yang dihadapi Indonesia.
Anies Baswedan kepada Prabowo Subianto: Anies menanyakan pendapat Prabowo terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang berkaitan dengan pelanggaran etik dalam pengusungan cawapres. Anies juga menyebut putusan ini memungkinkan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres. Prabowo menjawab bahwa putusan MK bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, dan menurut masukan dari tim hukumnya, putusan tersebut tidak memiliki masalah dari segi hukum. Dia menegaskan bahwa kekuatan tertinggi ada di tangan rakyat, yang akan menegakkan hukum jika dirinya tidak melakukannya.
Ganjar Pranowo kepada Prabowo Subianto: Ganjar menanyakan strategi Prabowo dalam mengatasi pengangguran. Prabowo menanggapinya dengan menyebut pentingnya membuka peluang investasi yang besar dengan memastikan kepastian hukum yang cepat dan murah. Prabowo juga menyoroti pentingnya persiapan SDM melalui pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri.
Ganjar Pranowo kepada Anies Baswedan: Ganjar bertanya tentang pandangan Anies terkait pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan. Anies menegaskan bahwa setiap masalah harus diselesaikan dan tidak boleh ditinggalkan. Dia juga menyoroti masalah yang lebih mendesak di Kalimantan daripada pemindahan ibu kota. Anies menekankan bahwa proyek tersebut tidak melalui dialog publik yang memadai.
Prabowo Subianto kepada Anies Baswedan: Prabowo menanyakan Anies tentang polusi udara di Jakarta yang tidak proporsional dengan anggaran besar yang dialokasikan untuk penanganannya. Anies menyebut bahwa sumber polusi bukan hanya dari Jakarta, melainkan juga dari pembangkit listrik di sekitar kota. Dia menyampaikan langkah-langkah penanganan polusi seperti elektrifikasi kendaraan bermotor. Tensi meningkat ketika Prabowo mempertanyakan penggunaan anggaran yang besar tanpa penyelesaian yang signifikan.
Ganjar Pranowo kepada Prabowo Subianto: Ganjar bertanya tentang pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia. Prabowo merespons dengan mengatakan bahwa isu tersebut sering muncul saat dirinya maju ke Pilpres, dan bahwa keluarga korban dari berbagai kasus mendukungnya, sehingga isu tersebut seharusnya tidak dipolitisasi. Debat memanas ketika Prabowo merasa pertanyaan Ganjar sangat tendensius.
Segmen ini mencerminkan interaksi yang tegang namun substansial antara para calon presiden. Masing-masing menggunakan kesempatan bertanya dan menjawab untuk menyoroti kelemahan dan ketidakjelasan rencana dan pernyataan lawan. Hal ini menunjukkan bagaimana setiap calon presiden menghadapi tekanan, memberikan klarifikasi, dan menegaskan posisi serta strategi mereka di hadapan publik.
Tensi meningkat saat terjadi konfrontasi langsung antara calon presiden, mengungkapkan bahwa setiap calon memiliki pendekatan yang berbeda terhadap isu-isu yang diajukan. Meskipun terjadi ketegangan, segmen ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai cara pandang, argumen, dan rencana nyata dari setiap calon presiden dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh Indonesia.
5. Pesan Penutup dan Janji Capres
Masing-masing capres menyampaikan pesan penutup yang berisi janji-janji jika terpilih menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia.
Analisis Keseluruhan
Debat mencerminkan kesepakatan dan perbedaan antara ketiga calon terkait pemberantasan korupsi, pendalaman demokrasi, penegakan HAM, dan pembangunan di Papua. Meskipun ada perbedaan pendapat, debat berlangsung dengan kondusifitas yang baik.
Kunci dari debat ini adalah bagaimana calon presiden merumuskan solusi konkret atas isu-isu yang kompleks, seperti pemberantasan korupsi, penanganan konflik di Papua, serta upaya meningkatkan pelayanan publik yang merata dan berkeadilan.
Debat ini memberikan wawasan kepada pemilih mengenai visi, komitmen, dan gagasan yang dimiliki oleh masing-masing calon presiden terkait pembangunan Indonesia ke depan.
Kesimpulan
Debat pertama calon presiden 2023 menyoroti beragam isu strategis yang mempengaruhi arah masa depan Indonesia. Pada intinya, hal ini menjadi momen penting bagi publik untuk memahami visi dan rencana nyata yang akan diwujudkan oleh calon presiden terpilih untuk memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H