"Bertanya seorang murid kepada gurunya tentang kepribadian yang Melenceng"
Saya sering melakukan hal negatif yang jelas Allah ga suka. Semacam meninggalkan sholat, maksiat, berkata fahisy, berbohong.Â
Dan katanya kelakuan buruk itu bisa di ubah dan di tinggalkan ya ustadz?Â
Pertanyaan?
Bagaimana solusi agar saya bisa meninggalkan hal negatif tersebut?
"Sang Ustadz Menjawab panjang lebar"
"Manusia itu anak lingkungan."Â
Banyak orang bijak bilang begitu. Itu benar.! Sebagian besar watak baik dan buruk kita diwarisi oleh lingkungan. Mau menjadi orang baik? Cari lingkungan yang baik. Kalau mau jadi orang buruk, masuklah dalam lingkungan yang buruk.Â
Tapi, lingkungan di sini maknanya luas. Tidak hanya sebatas teman bermain aja. Apa yang kita baca, apa yang kita tonton, termasuk teman bergaul, itu semua adalah lingkungan, yang dapat memberikan pengaruh baik buruknya untuk kepribadian kita.Â
Ini satu. Jadi, hal pertama yang harus dilakukan untuk merubah diri menjadi lebih baik ialah, mencari lingkungan yang baik. Kalau nggak bisa, hindarkan diri dari lingkungan yang buruk. Atau berupaya menjadikan lingkungan yang buruk menjadi baik. Meskipun itu butuh proses.
Kedua, akar dari segala perbuatan yang ada di dalam diri kita sendiri. Yaitu hawa nafsu. Sebenarnya ini yang selama ini menjurumuskan orang ke dalam perbuatan buruk itu. Mereka suka menyalahkan setan. Padahal itu dorongan hawa nafsu mereka sendiri. Sebagian besar perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia itu bermula dari hawa nafsu yang tak terkendalikan.Â
Terus gimana caranya supaya bisa dikendalikan? Memang nggak mudah. Tapi bisa dilakukan secara perlahan-lahan. Dengan cara apa? Dengan cara tidak menuruti semua yang dia mau. Jangan selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh hawa nafsu. Ada saat dia dikasih, ada saat dia ditahan. Semakin sering kita menuruti semua keinginannya, semakin sulit pula kita memperbaiki diri kita sendiri.
Ketiga, perbanyak membaca salawat. Banyak orang yang kepribadiannya berubah dengan banyak memperbanyak baca shalawat. Memang, dampak psikologis yang dilahirkan dari mulut yang rajin bersalawat itu luar biasa. Kalau kata guru saya, orang yang rajin memperbanyak baca shalawat itu akan punya ikatan emosional yang kuat dengan nabi.Â
Nabi akan menjadi pembimbing spiritualnya. Jika ikatan emosional itu sudah terjalin, dia akan mudah berbuat taat, sekaligus merasa ringan dalam menghindarkan diri dari maksiat. Sudah banyak orang yang mencoba dan berhasil dengan melakukan ini. Banyak membaca shalawat sekaligus membaca sirah nabi. Terus terang, saya sendiri pernah merasakan. Dan itu benar-benar membantu. Cobalah sebanyak mungkin membaca salawat.
Terakhir, coba istiqamah dalam melakukan perbuatan baik tertentu selama 40 hari.
Kata guru saya, angka 40 itu memiliki rahasia. Kalau suatu perbuatan baik dibiasakan selama 40 hari, maka dia akan menjadi kebiasaan, yang akan sulit untuk ditinggalkan. Coba saja. Kalau misalnya merasa pelit, belajarlah berbagi selama 40 hari itu. Perlahan akhlak pelit itu akan hilang.Â
Kalau suka bohong, tahan selama 40 hari supaya tidak bohong. Kalau berhasil, perlahan sifat bohong itu juga akan hilang. Dan begitu seterusnya. Lakukan itu selama 40 hari. Kalau empat hal ini benar-benar ditunaikan dengan baik, saya yakin, seburuk apapun akhlak orang, pasti keburukan itu bisa dirubah. Hanya persoalannya cuma satu. Mau melakukan atau nggak? Kalau mau, pasti ada jalan. Kira-kira begitu.
#Muhammad Nuruddin L.C
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H