Seseorang pernah berkata.
kelak, kita akan hidup dengan dewasanya masing-masing.
Untuk saat ini, mungkin tidak apa-apa untuk sendiri.
Mencoba membuka lagi bagian tentang cara melepaskan dan merelakan.
Seseorang tadi selalu berkata; jangan lupa kabari aku jika sudah sampai.
Lalu sekarang, justru dia tanpa kabar.
Mungkin hilang, atau mungkin dia sudah sampai.
April... Orang-orang merayakanmu dengan kehilangan masing-masing, tolong beritahu dia untuk tahu diri. Pundakku masih kokoh untuk bersandar. Tapi tiba-tiba ia kehilangan bebannya. Tanganku masih hangat untuk digenggam, tiba-tiba ia kehilangan pelukannya.
Dari sisi mana aku harus merindu,
Dari bagian mana lagi aku bisa bahagia
Bukannya indah ketika dua manusia bisa saling memiliki
Lantas, kenapa aku tidak pantas.
Kisahmu sama,
Masih di tulis dengan tinta hitam.
Hanya saja kejatuhan air mata pada kalimat kepergian.
April memang benar benar membawa angin layu khas manusia.
Tapi April baik, kehilangan ini akan mengurangi luka yang berlebihan
Mungkin itu artinya aku disuruh bangun lebih kuat
Karena saat ini, buktinya bernyanyi bisa membuat aku tenang, hanya butuh waktu untuk pulih, hanya butuh, iya udah gapapa.
Untuk bisa kembali mengerti bahwa semuanya akan baik-baik saja
April kemarin memang sempat serius,
Tapi mungkin aku salah orang,
Tapi mungkin aku salah asa,
Harusnya dengan dia, tidak ada rasa yang dalam.
Dan seharusnya bukan dia orangnya.
Baru kali ini aku menyayangkan sebuah pertemuan
Kenapa harus bertemu kalau tidak bisa bersatu.
Lantas apa kau berteman dengan bayangan itu bisa membuat seseorang merasa nyaman dan kehilangan beban
Dan ternyata april sudah benar-benar pergi..
#CatatanTriallKhoirun
#Alfharezhadimas11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H