Hari keempat sejak kedatangannya pertama kali ke rumah Apes, Modar datang lagi. Kawan, jika melihat semangatnya, Modar ini jenis manusia yang sangat mengimani slogan: sekali layer berkembang, pantang surut ke belakang. Kali ini, Modar mengenakan baju serba hitam. Matanya ditutup kaca mata gelap. Dua satpamnya tetap setia mendampingi sambil menenteng tas berwarna cokelat. Modar menyodorkan surat perjanjian jual beli dengan tas cokelat berisi uang serratus miliar. Saying seribu sayang, pendirian Opa Apes tidak goyah setitik pun. Kawan, saya mau kasi tau. Terlepas dari alasan filosofis opa Apes mengenai tanahnya, sebenarnya dari segi harga, tanah milik opa Apes senilai lima ratus milyar. Perusahaan tempat Modar bekerja, tidak mau membuang uang sebanyak itu untuk sekedar membeli tanah.
Sejak penolakkan terakhir, Modar tidak pernah bertamu lagi. Opa Apes pun merasa lega. Ke mana-mana dia selalu menceritakan kepada tetanga kalau dia menolak uang miliaran. Tidak lupa dia memberi nasehat: jangan sekali-kali menjual tanahmu kalau kamu menggantungkan perutmu pada hasil tanah itu. Opa tidak tidak memikirkan bencana besar yang akan memorak-poranda pertahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H