Mohon tunggu...
Farah A
Farah A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Seorang mahasiswa yang menyukai apapun terutama buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kasih Sayang dalam Keperawatan: Sebuah Kebutuhan, Bukan Pilihan

22 Desember 2023   10:10 Diperbarui: 22 Desember 2023   10:20 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam praktik keperawatan, perawat memberikan pelayanan dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang diberikan perawat kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan secara komprehensif. Asuhan keperawatan yang baik harus mencangkup aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual. Salah satu nilai penting dalam keperawatan adalah kasih sayang (compassion).

Compassion adalah suatu nilai dan karakteristik yang diperlukan dalam keperawatan dan menjadi seorang perawat (Malenfant, et al., 2022). Menurut Van der Cingel (2014), compassion sebagai perasaan yang dapat timbul karena menyaksikan penderitaan orang lain yang mengarah pada tindakan untuk membantu. Compassion atau kasih sayang dalam keperawatan bukanlah sekadar pilihan melainkan sebuah kebutuhan. Dalam keperawatan, kasih sayang berarti mengakui bahwa setiap individu unik dengan kebutuhan, harapan, dan ketakutannya sendiri. Hal ini berarti, menyesuaikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan individu klien, bukan hanya mengikuti protokol standar. Perawat akan mengambil waktu untuk benar-benar mengenal klien dan mengetahui apa yang penting bagi mereka. 

Kasih sayang merupakan cerminan secara langsung pada kualitas perawatan yang diterima klien. Rata-rata klien menilai kualitas layanan berdasarkan tingkat belas kasih yang ditunjukkan perawat. Memberikan asuhan keperawatan yang penuh kasih dapat meningkatkan kepuasan klien, memberikan perawatan yang aman, meningkatkan kepuasan dan efektivitas pelayanan, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan keterampilan perawat dalam menyelesaikan masalah (Raymond et al., 2017). Namun, keperawatan modern sebagian besar berfokus pada bukti kuantitatif dan keterampilan teknis, dengan hanya sedikit perhatian terhadap moralitas dan kasih sayang (Papadopoulos et al., 2016). Oleh karena itu, sifat dan perilaku penuh kasih yang ditampilkan perawat tidak dapat ditafsirkan oleh klien. Tanpa kasih sayang, asuhan keperawatan menjadi tugas mekanis yang dilakukan tanpa perasaan atau empati. Hubungan keperawatan antara perawat dan pasien menjadi hubungan transaksional bukan hubungan humanistik. Hal ini memunculkan berbagai umpan balik negatif seperti keluh kesah yang ditujukan terhadap perawat.

Berbagai faktor dapat menghambat kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang penuh kasih. Beban kerja, stress, dan batasan waktu dalam lingkungan kesehatan dapat menghalangi perawat untuk membina hubungan terapeutik dan interpersonal yang efektif dengan pasien dan keluarganya (Percy & Richardson, 2018). Perawat sering kali berada di persimpangan antara model perawatan holistik dan model biomedis yang berfokus pada tugas dengan tuntutan institusi dan batasan waktu yang mempengaruhi praktik. Perawat memiliki waktu terbatas untuk berinteraksi dengan pasien, sehingga sulit mengenal pasien lebih dalam guna memberikan pelayanan yang terbaik. Situasi ini dapat diperburuk oleh kurangnya pemahaman perawat tentang esensi keperawatan itu sendiri. 

Dibalik berbagai hambatan dalam menerapkan perilaku kasih sayang, perawat tidak dibenarkan untuk mengabaikan perilaku penuh kasih dalam pemberian asuhan keperawatan. Perilaku profesionalisme tercermin dari aspek kemanusiaan dalam pemberian asuhan keperawatan. Sebagai profesional, perawat diharapkan bertindak sesuai dengan komitmen untuk selalu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan nilai etika keperawatan, terkait pemberian asuhan keperawatan (Berman et al., 2021). Perilaku penuh kasih selalu beriringan dengan empati, komunikasi efektif, membangun hubungan yang kuat dengan klien dan keluarganya, dan integrasi pengetahuan profesional perawat. Dengan menekankan pada hubungan manusia dan empati, perawat akan lebih terhubung dengan klien dan tugas mereka. Namun, perlu diingat bahwa asuhan keperawatan penuh kasih bukan berarti mengabaikan aspek keterampilan teknis. Sebaliknya, perilaku penuh kasih bermakna mengintegrasikan empati ke dalam semua aspek perawatan, dari diagnosis, intervensi, dan pemulihan. 

Secara keseluruhan, kasih sayang merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan yang penuh kasih merupakan elemen utama dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien dan sebagai sesuatu yang bermakna dalam sistem kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk selalu berusaha dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan menunjukkan sikap penuh kasih sayang, terlepas dari segala keterbatasan dan rintangan yang ada. 

REFERENSI

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2021). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Pearson Education.

Malenfant, S., Jaggi, P., Hayden, K. A., & Sinclair, S. (2022). Compassion in healthcare: an updated scoping review of the literature. BMC Palliative Care, 21(1). https://doi.org/10.1186/s12904-022-00942-3

Papadopoulos, I., Shea, S., Taylor, G., Pezzella, A., & Foley, L. (2016). Developing tools to promote culturally competent compassion, courage, and intercultural communication in healthcare. Journal of Compassionate Health Care, 3(1). https://doi.org/10.1186/s40639-016-0019-6

Percy, M., & Richardson, C. (2018). Introducing nursing practice to student nurses: How can we promote care compassion and empathy. Nurse Education in Practice, 29, 200--205. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2018.01.008

Raymond, A., Lee, S. F., & Bloomer, M. J. (2017). Understanding the bereavement care roles of nurses within acute care: a systematic review. Journal of Clinical Nursing, 26(13--14), 1787--1800. https://doi.org/10.1111/jocn.13503

van der Cingel, M. (2014). Compassion: The missing link in quality of care. Nurse Education Today, 34(9), 1253--1257. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2014.04.003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun