Sejak di tetapkan sebagai pandemi Covid 19 pada tanggal 9 maret 2020 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus Corona telah menyebar luas ke seluruh dunia, tak hanya berdampak pada krisi kesehatan pandemi Covid 19 ini juga menyebabkan perekeonomian di sebagian besar negara termasuk Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Upaya Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi pandemi Covid 19 dengan gencar gencarnya di mulai dari daerah pusat hingga daerah daerah perkampungan sekalipun dengan cara mem push di sektor kesehatan tapi tak lupa juga memprioritaskan perekonomian masyarakat dengan sangat memperhitungkan masalah masalah yang muncul.
Makin meluasnya penyebaran Covid-19 di wilayah Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Paser, Kecamatan Tanah Grogot, membuat masyarakat yang berpenghasilan rendah makin merasa kesulitan, Pasalnya, pandemi Covid 19 ini telah menghancurkan perekonomian sebagian masyarakat khususnya yang tidak memiliki penghasilan tetap.
Seperti yang dialami Ardhito Susannto, yang akrab di panggil Pak Anto, beliau ini merupakan penjual pentol bakso rebus keliling yang setiap hari mangkal di daerah taman siring, kecamatan Tanag Grogot, Pak Anto hanya bisa pasrah karena hasil penjualannya menurun drastis hingga 50 persen, yang biasanya mendapatkan omset sekitar 900 ribu per hari di saat pandemi ini pendapatan Pak Anto tak lebih 500 ribu per hari.
“Sampai kapan masalah pandemi virus Corona ini akan berakhir? Sekarang sepi. Untuk makan saja sudah sangat bersyukur, tapi kalau begini terus ya apes juga, saya kan harus membiayai istri dan anak saya juga masih sekolah, meski ada larangan dari pemerintah untuk keluar rumah, saya ya tetep nekat keluar rumah untuk berjualan karena kalau libur mau makan apa kami sekeluarga ?” ucap Pak Anto. (Rabu 5 september 2021)
Ardhito Susanto (Pak Anto) yang tinggal di Jalan batu sangkar burung melintang melinting ter sedu sedu tepat di belakang pemda Tanah Grogot rumahnya, sejak tahun 2005 sudah berbisnis jualan pentol rebus keliling.
Jika dahulu sebelum pandemi Pak Anto pergi jualan pada pagi hari mulai pukul 06.00 pagi ia berjualan di sekolah namun saat pandemi berlangsung sekolahan pun terpaksa di tutup, sekarang Pak Anto mulai keliling dari jam 08.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore, terkadang juga Pak Anto berjualan di samping Kantor Disdukcapil Tanah Grogot, kemudian dilanjutkan keliling dari gang ke gang.
“Sebelum adanya Corona ini saya bisa menambah pendapatan saya dengan berjualan juga di depan rumah Karena di sana kalau malam banyak anak anak nongkrong kebetulan kang di samping sungai, tapi ya apa daya kalau malam sering di bubarin polisi jadi ya gak berani jualan malam lagi, sebelum ada pandemi Corona saya giling daging sapi 5 Kg itu pasti habis, sekarang ini daging sapi 2 Kg saja sehari tidak habis. Mau sampai kapan ini, makin bobrok perekonomian,” ujar Pak Anto dengan penuh prihatin. Rabu 5 september 2021)
Apalagi, kata Pak Anto, sejak Kantor Disdukcapil Tanah Grogot mulai memberlakukan layanan melalui online atau dengan jaringan internet, sehingga tidak ada masyarakat yang datang ke kantor tersebut.
Pak Anto mengakui, harga daging sapi sampai saat ini masih stabil sekitar Rp150 ribu/Kg, tetapi harga yang lainnya mengalami kenaikan, seperti harga bawang, cabai rawit, jeruk nipis sekarang Rp50 ribu/Kg yang awalnya hanya Rp40 ribu/Kg.