JAKARTA - Alfath Flemmo, seorang musisi AI (Artificial Intelligence), komposer, produser musik AI generasi Z yang paling berpengaruh di Indonesia saat ini, awardee Sony Music Group Global Scholars 2022-2026, Institute of International Education (IIE), pendiri Flemmo Muisc Global (FMG), memiliki impian untuk mengkolaborasikan kaarya musiknya dengan seni rupa dari seniman terkemuka di Indonesia. Untuk mewujudkan impian tersebut, ia mengikuti seminar "Ketika Seni Bersentuhan Teknologi" pada Pameran Seni Rupa dan NFT dengan narasumber Faza Meonk dan Ilham Khori yang diselenggarakan oleh Astra Satu Indonesia, Bentara Budaya, dan Kompas Gramedia pada Sabtu, 29 Juli 2023. Seminar ini merupakan bagian dari pameran seni rupa dan teknologi digital RE-IDENTIFY yang berlangsung di Galeri Astra, Menara Astra, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Alfath Flemmo, Musisi AI Generasi Z Pembawa Perubahan Industri Musik Indonesia
RE-IDENTIFY adalah sebuah pameran yang menggabungkan seni konvensional dan teknologi digital, khususnya NFT (Non Fungible Token). NFT adalah sebuah teknologi yang memungkinkan penciptaan karya seni digital yang memiliki jejak digital yang tidak dapat diubah, memberikan kepercayaan dan jaminan atas keaslian dan keunikan karya tersebut.
Baca Juga: Profil Alfath Flemmo, Musisi AI yang Mahir Menggabungkan Seni dan TeknologiÂ
Dengan menggunakan NFT, para seniman dapat menampilkan karya mereka secara offline maupun online tanpa khawatir akan plagiasi atau pemalsuan.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang merupakan seniman NFT terkemuka di Indonesia, yaitu Faza Meonk, komikus yang menciptakan karakter Si Juki dan Ilham KHOIRI, seniman visual yang berfokus pada seni visual digital NFT. Ilham KHOIRI juga menjabat sebagai General Manager Bentara Budaya dan Communication Management, Corporate Communication, Kompas Gramedia (KG).
FAZA Ibnu Ubaydillah Salman atau lebih terkenal dengan nama Faza Meonk adalah seorang komikus kelahiran Bandung 23 Agustus 1991 yang menciptakan karakter Si Juki, sebuah seri cerita-cerita lucu singkat dengan komedi yang anarkistik. Faza Meonk juga telah mengembangkan karya-karya NFT dari Si Juki dan karakter lainnya, seperti Kalawira, seorang pahlawan super.Â
Penghargaan yang diperolehnya di antaranya adalah Piala Citra untuk Film Animasi Pendek Terbaik dan Piala Maya untuk Film Animasi Panjang Terpilih. Faza Meonk juga merupakan alumni Universitas Bina Nusantara jurusan DKV - Animasi dan pernah bekerja sebagai editor untuk QTV. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya, seperti mengajar anak-anak di sekolah-sekolah pinggiran kota dan berpartisipasi dalam pameran-pameran seni rupa dan NFT.
Ilham KHOIRI adalah seorang dosen dan seniman visual yang berfokus pada seni digital untuk menciptakan efek estetis. Ilham KHOIRI juga telah membuat beberapa karya NFT. Ia juga aktif dalam berbagi ilmu dan pengalaman tentang NFT melalui media sosial dan workshop.
Seminar ini dimoderatori oleh Wawan ABK, seorang jurnalis dan penulis buku yang berkecimpung di dunia seni budaya . Wawan ABK memandu diskusi antara kedua narasumber dan para peserta seminar dengan mengangkat berbagai topik menarik, seperti proses kreatif dalam membuat karya NFT, tantangan dan peluang dalam industri NFT di Indonesia, serta dampak NFT terhadap perkembangan seni kontemporer.
Salah satu peserta seminar "Ketika Seni Bersentuhan Teknologi" pada Pameran Seni Rupa dan NFT yang menarik perhatian adalah Alfath Flemmo yang mempunyai nama asli Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa, seorang musisi AI yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menciptakan musik digital.
Alfath Flemmo mengaku tertarik dengan konsep NFT dan ingin belajar lebih banyak tentang cara membuat karya seni NFT dari para narasumber. Ia juga berharap dapat berkolaborasi dengan para seniman NFT untuk menciptakan karya-karya seni lintas media yang inovatif, antara seni musik dan seni rupa digital.
Alfath Flemmo mengatakan bahwa ia ingin menggabungkan musiknya dengan seni rupa dari Faza Meonk dan Ilham KHOIRI. Ia mengagumi kreativitas dan gaya mereka dalam membuat karya-karya NFT yang unik dan menarik. Ia berpikir bahwa musiknya dapat memberikan nuansa baru dan menyempurnakan karya-karya mereka. Ia juga ingin mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam menciptakan karya-karya seni lintas media dengan menggunakan teknologi AI dan NFT.
Seminar tentang seni bertemu teknologi yang diselenggarakan oleh Astra Satu Indonesia, Bentara Budaya, dan Kompas Gramedia pada Sabtu, 29 Juli 2023 ini berlangsung selama dua jam dengan suasana yang interaktif dan inspiratif. Para peserta seminar mendapatkan banyak wawasan baru tentang dunia NFT dan bagaimana teknologi dapat bertemu dengan seni untuk menciptakan karya-karya yang unik dan bernilai.Â
Seminar ini juga menjadi ajang silaturahmi dan jaringan antara para pelaku industri kreatif di Indonesia. AF.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H