Mohon tunggu...
alfath firdaus
alfath firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswa jurnalistik, jenjang pendidikan S1 di universitas islam negeri syarif hidayatullah jakrata

Sebagai seorang mahasiswa jurnalistik yang suka olahraga, saya adalah individu yang penuh semangat dan energi. Keterlibatan saya dalam dunia jurnalistik menunjukkan minat saya pada informasi, cerita, dan penelitian. Saya juga rajin dan disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis serta selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Ketakutan Beretorika

15 Mei 2024   00:13 Diperbarui: 15 Mei 2024   00:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Alfath Firdaus, (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Kecemasan beretorika muncul karena perasaan tidak percaya diri, takut salah, dan tidak nyaman berbicara di depan umum. Kecemasan ini sering kali merupakan reaksi terhadap ancaman yang sebenarnya belum tentu terjadi, seperti perasaan tidak mampu berkomunikasi, gagal, atau dinilai rendah oleh audiens.

Siapa pun dapat mengalami kecemasan beretorika, termasuk individu dengan kemampuan tinggi yang merasa diuji saat tampil di depan umum. Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan ini adalah dengan melakukan relaksasi untuk mengurangi ketegangan.

Ketegangan juga bisa muncul saat berbicara di hadapan senior atau orang yang lebih pandai beretorika. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri karena hal tersebut merupakan kunci sukses dalam beretorika.

Kecemasan sering muncul sebagai respons terhadap situasi tak terduga, seperti mati lampu yang membuat tidak bisa membaca konsep ceramah. Dalam kondisi ini, penting untuk improvisasi, tetap percaya diri, dan tidak takut salah.

Kekhawatiran juga bisa timbul saat seorang pembicara memiliki gaya bicara yang mirip dengan pembicara lain. Untuk mengatasi ini, pembicara harus menjadi diri sendiri, percaya diri, dan tidak takut salah. Menguasai berbagai gaya bicara orator terkenal juga dianjurkan.

Pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang gagal berbicara di depan umum bisa menyebabkan kecemasan. Untuk mengatasi ini, perlu mencari akar masalahnya, mempersiapkan diri dengan baik, dan tampil dengan penuh percaya diri bahwa pengalaman buruk tersebut tidak akan terulang.

Penyebab utama kecemasan beretorika sebenarnya adalah kurangnya kemampuan dan pengalaman. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor teknis yang kemudian berkembang menjadi masalah psikologis. Solusinya adalah dengan memperbanyak latihan, mempelajari gaya bicara orator terkenal, dan membuang rasa takut salah saat tampil.

Bahkan seorang figur publik pun bisa mengalami kecemasan beretorika karena takut kesalahannya tersebar luas dan menjadi viral.

Secara keseluruhan, cara mengatasi kecemasan beretorika mencakup relaksasi, berpikir positif, tidak takut salah, percaya diri, latihan, persiapan, konsentrasi, dan berusaha untuk keluar dari tekanan publik. Penting juga untuk menyadari bahwa kecemasan beretorika adalah kondisi natural-psikologis yang dapat dialami oleh siapa saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun