Mohon tunggu...
M Ridho Al Fath Faqih
M Ridho Al Fath Faqih Mohon Tunggu... Lainnya - Department of International Relations Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Undergraduate Student at Department of International Relations Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Besides being active as a student, Currently internship Staff at Coordinating Ministry for Political, Legal, and Security Affairs of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Paradoks Perdamaian Kawasan Asia Timur

7 Mei 2020   01:20 Diperbarui: 8 Mei 2020   03:07 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.businessinsider.com 

Tantangan dan Paradoks Kerjasama Kawasan Asia Timur

Rivalitas dan turbulensi politik Asia Timur terbilang cukup unik sebagai sebuah negara. Banyak formulasi kebijakan yang telah dibuat dengan dialog terbuka dari negara-negara Asia Timur dengan kawasan lainnya. 

Tren ini berlangsung dengan menekankan pengaruh yang kuat antarngara Asia Timur. Tidak jarang juga kehadiran kerjasama negara lain dengan negara-negara di Asia Timur menimbulkan paradoks kebijakan dalam upaya harmonisasi hubungan kawasan Asia Timur. 

Paradoks yang timbul antara lain penyelesaian nuklir Korea, krisis Taiwan, dan sengketa Laut Cina Selatan lebih menimbulkan kebijakan offensive dibandingkan persaingan ekonomi yang cenderung bermain dengan bandwagoning kepada negara lain.

Sebagai contoh persaingan Jepang dan Cina dalam memberikan pengaruh dalam forum ASEAN dinilai cukup kuat. Jepang dan Cina dikenal sebagai mitra strategis utama ASEAN dalam beberapa tahun terakhir harus mengikuti mekanisme kerjasama diplomatik ditengah ketegangan kedua negara sejak perkembangan perang dagang. Selain itu proxy Amerika Serikat dan Jepang juga terlihat dalam upaya pembendungan kebijakan politik Cina. 

Peluncuran strategi Asia Pivot pada era Obama memberikan sentralitas penting terhadap perlawanan Cina. Pada masa pemerintahan Trump, Cina sendiri diperkuat dengan argument strategic competitor oleh Trump sebagai asumsi kawasan penting bagi keamanan Amerika Serikat di Asia Timur.

Paradoks upaya normalisasi ini muncul sebagai bentuk shadow policy bagi negaranegara Asia Timur. Kontestasi politik Amerika Serikat dan Cina seringkali melibatkan Jepang sebagai kepanjangan tangan kebijakan Amerika Serikat di Asia Timur. 

Benturan politik tersebut tentu memperparah kristalisasi hubungan Jepang dan Cina. Dalam beberapa kebijakan penyesuaian pangkalan militer Amerika Serikat yang disetujui oleh Korea Selatan membuat masalah keamanan semakin tidak stabil. Di sisi lain, Cina menilai intervensi politik Amerika Serikat terlalu jauh dengan melakukan kebijakan yang cukup konfrontatif. 

Selain itu, bagi Cina keterlibatan Amerika Serikat dalam permasalahan patrol militer dari pangkalan Korea Selatan sangat merugikan harmonisasi hubungan antarnegara Asia Timur. Strategi Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan cukup menyulitkan Cina pada permasalahan regional. 

Counterbalancing yang diterapkan oleh negara-negara di Asia Timur justru memperparah kondisi keamanan Asia Timur. Efek ini dalam kerjasama antarnegara kawasan Asia Timur memberikan masalah baru pada residu politik. Akibatnya, konsekuensi konflik kepentingan semakin kompleks dan menghasilkan instabilitas regional

Sumber : www.businessinsider.com 
Sumber : www.businessinsider.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun