Judul: Satin Merah
Penulis: Brahmanto Anindito & Rie Yanti
Penerbit: Gagasmedia
Jumlah Halaman: 313 hal
ISBN: 978-979-780-443-5
Sinopsis
Satu-satunya cara untuk membuat Nadya merasa dirinya berharga dan 'terlihat' adalah dengan selalu berprestasi. Tapi seiring waktu berlalu, dia mendapati sinarnya kian memudar. Nadya tak ingin terlupakan. Dia merasa harus membuat gebrakan prestasi untuk membuat pujian dan tatapan kagum kembali tertuju padanya.
Lomba bergengsi se-Bandung Raya inilah kartu As-nya.
Awalnya, ambisi itu terasa tak berbahaya. Dia melebur di dalam diri Nadya---membuatnya kuat, memberinya semangat. Nadya tidak menyadari perasaan itu menekan dirinya begitu rupa, membuatnya menjadi seseorang yang benar-benar berbeda.
Tapi sayang, sebelum Nadya berhasil mengendalikan diri, satu orang keburu mati karenanya....
Review Singkat
"Aku hanya ingin jadi siginifikan"
Satin Merah merupakan buku ketiga Brahmanto yang saya baca yang kebetulan sebuah kolaborasi dengan penulis lain yaitu Rie Yanti. Di novel-novel sebelumnya, Brahmanto menulis cerita yang sarat akan misteri, thriller, bahkan action (bisa kalian baca Rahasia Sunyi dan Tiga Sandera Terakhir).Â
Namun dalam Satin Merah, cerita yang di suguhkan adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Sebuah cerita dengan isu yang jarang sekali di bahas. Memadukan antara misteri, thriller serta isu minor yang menjadikan cerita dalam Satin Merah solid dan membuat penasaran di setiap lembar halamannya.
Narasi di awali dengan ditemukannya dua Mayat laki2 di sebuah rumah yang dimana mereka adalah seorang sastrawan, tepat nya Sastrawan Sunda. Kemudian cerita bergulir kepada Nadya, tokoh utama kita. Nadya adalah seorang gadis SMU biasa yang ambisius. Dia selalu mendapat ranking 1 di kelasnya.Â
Suatu hari ia mendapat kesempatan untuk ikut dalam kejuaraan Siswa Teladan se Bandung Raya dan diharuskan menulis sebuah essai atau makalah yang menarik.Â
Setelah banyak berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk membuat makalah tentang sastra sunda. Dari situlah mulai ia meriset dan mewawancarai segelintir orang yang mumpuni di bidang sastra sunda. Namun, seiring proses penelitian nya, serangkaian kejadian aneh pun terjadi. Satu per satu sastrawan yang di jumpainya meninggal dengan cara dibunuh. Dan narasi akan lanjut menceritakan bagaimana akhir dari penelitian Nadya serta kisah dibalik kematian sastrawan2 tersebut.
Dari sini saya akan membeberkan beberapa kelebihan dan poin plus dari cerita ini:
Pertama adalah karakterisasi yang kuat. Dari awal hingga cerita berakhir kita akan bisa menyimpulkan bahwa penokohan dalam Satin Merah cukup terasa dan menonjol. Perkembangan si karakter utama, baik dari penggambaran karakter, kondisi psikologis serta yang lainnya itu sangat baik dinarasikannya. Tak hanya si tokoh utama, bahkan beberapa karakter lain pun digambarkan dengan sangat solid sehingga memorable walaupun hanya muncul dalam beberapa bab.
