Mohon tunggu...
Suryana Alfathah
Suryana Alfathah Mohon Tunggu... Freelancer - Santrizen Millenial

Kaum rebahan ras terkuat kedua di bumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Multiverse: Sebuah Keniscayaan

12 Mei 2022   23:02 Diperbarui: 14 Mei 2022   14:25 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://marvelcinematicuniverse.fandom.com/wiki/Quantum_Realm

I love you in every universe
- Dr. Strange in The Multiverse of Madness

Konsep Multiverse atau multisemesta merupakan sebuah teori yang mengatakan bahwa alam semesta ini tidak hanya satu, tetapi multi (banyak). Maksudnya adalah terdapat semesta lain yang mana memiliki kehidupan yang sama dengan kita dan memiliki kemungkinan yang tak terbatas. Misalnya, kita di dunia ini memilih untuk melanjutkan kuliah selepas SMA, namun di semesta lain mungkin saja diri kita yang lain lebih memilih untuk bekerja, atau mungkin saja menikah dan sebagainya. Nah, diri kita yang lain itu atau yang dikenal dengan nama Doppelganger akan memiliki perbedaan dalam menjalani kehidupan baik itu keputusan, kondisi, nasib, dan sebagainya.

Keberadaan dunia lain (dunia parallel) sebenarnya telah menjadi perbincangan yang cukup panjang di antara para ilmuwan. Banyak ilmuwan yang mengemukakan pandangannya terhadap adanya multisemesta. Seperti Stephen Hawking dengan M-Theory nya yang mengatakan bahwa ledakan big bang, menyebabkan alam "bertunas" dan membelah diri menjadi beberapa bagian yang memungkinkan menjadi semesta yang lain. Namun sampai kini teori-teori tersebut belumlah dapat dibuktikan kebenarannya. Kita hanya dapat menikmati keberadaan dunia parallel dan Multiverse dalam media-media hiburan seperti film, novel dan animasi. Apalagi akhir-akhir ini, multiverse sedang ramai dibicarakan karena Marvel Studios, sebuah waralaba pop culture dari Amerika Serikat itu memperkenalkan Multiverse dalam film-filmnya seperti Spiderman No Way Home (2021), Loki (2021), dan yang terbaru adalah Dr. Strange in The Multiverse of Madness (2022). Semua film itu menampilkan adanya dunia lain dimana ada diri kita yang lain yang memiliki perbedaan pilihan dan takdir yang bermacam-macam.

Adapun dalam Islam sendiri, keberadaan multisemesta atau alam yang berbeda dengan alam dunia kita dapat dilihat dalam Al Qur'an, yaitu pada lafadz 'alamin dalam surah Al Fatihah. Banyak ulama yang menyebutkan bahwa makna alam adalah segala sesuatu selain Allah SWT. Maka, apapun itu baik itu yang hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan yang tidak hidup seperti batu, tanah, air adalah alam. Mayoritas ulama tafsir juga menyatakan demikian. Namun, Ar Razi dalam Mafatihul Ghaib nya menambahkan bahwa maknanya juga bisa berarti bahwa alam itu tidak hanya satu, tetapi ada kemungkinan banyak. Menurut beliau, Allah SWT maha kuasa untuk menciptakan jutaan alam lain yang sama seperti alam kita, yang memiliki mataharinya sendiri, bulannya sendiri, bahkan Arsy dan Kursy nya sendiri. Maka kemungkinan juga dengan Khalifah nya sendiri. Kemudian dalam artikel yang ditulis oleh Fuad Fansuri (2022), ia mengutip dalam tafsir At Tabari bahwa makna alam adalah alam manusia dan jin dan alam lainnya yang berjumlah 18000. Kemudian dalam artikel nya ia menyebutkan bahwa dalam tafsir At Tsa'labi, Muqatil bin Sulaiman berkata, "Jika engkau menafsirkan kata 'alamin, maka engkau butuh 1000 jilid, dan setiap jilid membutuhkan 1000 lembar".

Prof Quraisy Shihab dalam tafsir Al Misbah mendefinisikan alam sama seperti ulama yang lain, namun beliau menuturkan bahwa jika makna alam yang dimaksud adalah segala sesuatu selain Allah SWT, maka lafad alam tersebut tidaklah perlu berbentuk jamak. Ini berarti ada makna lain yang hendak disampaikan. Syekh Thanthawi Jauhari dalam tafsirnya mengatakan bahwa alam ada dua, yaitu alam Alawi (atas) dan alam Safali (bawah). Alam Alawi tentunya adalah luar angkasa dengan planetnya, bintang dan benda langit lainnya. Hal ini juga disebutkan dalam Al Qur'an surah At Thalaq: 12 yang menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan langit dengan tujuh lapis dan begitu pun dengan dunia. Adapun alam Safali adalah alam manusia, alam hewan dan alam tumbuhan. Dalam aspek teologis, kita juga mengetahui bahwa ada alam jin, alam akhirat, alam kubur, alam kandungan, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran tidak menafikan adanya alam yang lain (Multiverse) karena hal itu mungkin saja ada namun kita yang tidak sampai pada pengetahuan itu.

Menurut penulis pribadi, pemahaman adanya Multiverse mungkin saja merupakan sebuah keniscayaan yang berasal dari keinginan terdalam manusia. Manusia ingin bahagia dalam hidupnya, namun tentunya manusia juga diberikan cobaan dan rintangan dalam setiap langkahnya. Dan Tuhan telah menetapkan segala hal yang terjadi dalam diri manusia, baik itu jodoh, rezeki, kematian dan yang lainnya. Maka bisa saja teori Multiverse adalah sebuah bentuk tidak terima nya manusia akan takdirnya. Contohnya begini, jika saat ini kita sedang mengalami musibah karena suatu sebab tertentu, maka diri kita akan berandai-andai jika saja kita memilih atau melakukan sebab yang lain agar musibah tersebut tidak terjadi. Nah pengandaian-pengandaian seperti inilah yang sepertinya memunculkan adanya imajinasi akan dunia lain dimana diri kita disana mengalami hal berbeda berupa kebahagiaan. Intinya, kita sebagai manusia yang mengaku beriman, haruslah yakin bahwa ketetapan Allah SWT adalah yang terbaik. Kita harus Qana'ah (menerima) dengan lapang dada dengan apa yang Allah SWT timpakan kepada kita. Lagipula kita adalah makhluk-Nya dan Allah SWT tidak akan menimpakan sesuatu kepada kita kecuali ada maksud atau hikmah tertentu yang mungkin tidak kita pahami. Maka kita hanyalah bisa yakin dengan ketetapan Allah SWT dengan cara tetap husnuzhan dan berdoa meminta yang terbaik. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun