Cinta. Sesuatu yang membuatmu hancur. Di dalamnya kau terus berkorban sementara kekasihmu bahagia. Orang-orang yang bercinta berkata bahwa kekasih hatinya adalah miliknya, tetapi bagaimana seseorang bisa dimiliki? Kau tidak bisa menggenggam jiwa manusia lain sebab mereka memiliki tubuh sendiri dan kaupun begitu. Kau terus memberikan dirimu seakan kau menyembah Tuhan. Kau terus dikalahkan dan terus sakit. Menyedihkan. Terpuruk dan kau hanya bisa mengulum liurmu menahan dirimu dalam sekarat karena cinta. Cinta adalah kematian yang membuatmu menikam jantungmu sendiri agar kekasihmu bahagia disembah olehmu. Cinta itu kekejaman.. -- hal 62-63
Namun menjelang akhir, ada sebuah kejadian yang membuat ia masuk ke dunia lain, antara kenyataan dan kematian, limbo. Ia tertabrak mobil ketika di jalan raya lalu koma. Di dunia lain itu ia tersesat. Tak menemukan jalan keluar. Setelah depersi, pasrah, putus asa. Ia pun kembali mempercayai adanya Tuhan. Ia berjanji akan memperbaiki segalanya. Ia akan mengakui semua kejahatannya yang selama ini ia lakukan dan siap menerima hukumannya.
Aku lelah, menerima kekalahan dan ingin mengakhiri semua ini. Aku akan membetulkan apa yang selama ini salah bagi hati kecilku setelah aku terbebas dari tempat terkutuk ini. Tempat yang dikutuk untukku karena napas mayat yang berpadu di dalam tubuhku. Yang mengaliri jiwaku setelah sebelumnya aku melahap mereka tanpa memikirkan dosa. -- 116
Akhirnya, cerita ini berakhir dengan cukup baik. Asli sih, selain menyajikan cerita yang unik, juga banyak pesan-pesan kehidupan yang dapat diambil dan sangat relate dengan kondisi saat ini. Intinya setiap manusia pasti memilik sisi gelap, nafsu yang bergejolak dan emosi-emosi negatif lainnya. Hanya saja semua kembali kepada kita, mau dikendalikan oleh hawa nafsu atau kita yang mengendalikannya. Tentu saja banyak hal baik terjadi ketika dapat mengendalikan hawa nafsu, dan sebaliknya. So, Score nya 9/10 dari saya. Bagi kalian yang suka karya yang "sastra" nya kental juga dibumbui hal-hal sadis dan sensitif, kalian pasti bakal suka sama Napas Mayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H