Mohon tunggu...
alfataufanlatif
alfataufanlatif Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Komunikasi Digital dan Media

Alfa Taufan Latif is a dynamic academic and professional with extensive experience in smart city strategies, digital communication, and project management. He currently serves as a Lecturer in Communication Digital and Media at IPB University, where he focuses on structured teaching, mentoring, and contributing to academic research and community service. His background includes a Master's degree in Digital Society from the International Institute of Information Technology Bangalore and a Bachelor's degree in Communication Science - Public Relations from Muhammadiyah Jakarta University. Alfa's research interests span social media communication, event management, and the intersection of digital gender and religion, showcasing his commitment to interdisciplinary studies.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Media Digital dan Fenomena K-Pop dalam Dinamika Sosial Korea Selatan

22 Desember 2024   21:18 Diperbarui: 22 Desember 2024   21:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menciptakan Dialog: Media digital menjadi ruang publik virtual yang memungkinkan diskusi terbuka mengenai kebijakan politik dan kritik terhadap pemerintah.

Dalam isu pemakzulan Yoon Suk Yeol, aktivisme digital menunjukkan kekuatannya. Fandom K-Pop, yang dikenal sebagai komunitas dengan kemampuan mengorganisir aksi daring secara masif, turut menyuarakan kritik dan aspirasi publik. Mereka menggunakan hashtag, membuat konten kreatif, dan menyebarkan informasi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu politik terkini.

3. K-Pop Fandom: Dari Dukungan Artis Menuju Aktivisme Digital

Fandom K-Pop memiliki sejarah panjang dalam memanfaatkan ruang digital untuk aksi kolektif. Biasanya, mereka menggunakan media sosial untuk mendukung artis kesayangan mereka, menaikkan trending topic, atau mengorganisir kegiatan amal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fandom K-Pop mulai memperluas pengaruh mereka ke ranah aktivisme sosial dan politik.

Dalam konteks upaya pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, fandom K-Pop berperan dalam:

  • Penyebaran Informasi: Fandom K-Pop memanfaatkan kemampuan mereka dalam menciptakan kampanye digital untuk mengedukasi publik tentang isu pemakzulan.

  • Mobilisasi Generasi Muda: Sebagian besar anggota fandom K-Pop berasal dari generasi muda yang paham teknologi dan memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial.

  • Solidaritas Global: Dengan basis penggemar internasional, fandom K-Pop turut menarik perhatian dunia terhadap isu politik di Korea Selatan, menciptakan tekanan global terhadap pemerintah.

Fandom seperti ARMY (BTS), BLINK (BLACKPINK), atau penggemar grup lainnya memiliki kekuatan kolektif yang luar biasa di media digital. Mereka membuktikan bahwa komunitas budaya populer dapat bertransformasi menjadi agen perubahan sosial yang efektif.

4. Budaya Populer dan Media Digital: Refleksi untuk Pembangunan Sosial

Fenomena upaya pemakzulan Yoon Suk Yeol memberikan refleksi penting tentang bagaimana budaya populer dan media digital dapat berperan dalam mendorong pembangunan sosial. Dalam konteks ini, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil:

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun