Mohon tunggu...
Al Faruq
Al Faruq Mohon Tunggu... Freelancer - Lelaki zenit dan nadir dari ujung timur matahari

seorang penikmat kopi, kretek, dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Tahu

16 November 2020   06:04 Diperbarui: 16 November 2020   06:37 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo: flickriver.com

 Tahu tahu tahu

Tukang tahu teriak tahu

Di pasar baru di pasar rabu di pasar minggu

Anak – anak tahu

Ibu tahu bapak tahu tukang tahu tahu

semua tahu kalau itu tahu

lalu mengapa teriak tahu?

si tahu diam membisu

sebab ia tahu ia hanya tahu

orang lain tak mau tahu

Tukang tahu pasti tak tahu

orang tua di kota biru

Selalu teriak ambigu; dungu

Tukang tahu menjual tahu atau mencari tahu?

Tahu tapi tidak tahu

Kalau begitu nyawa bisa di ujung pisau

Tahu tak tahu jika ia tahu

Karena tahu kalau tahu ia tidak akan beri tahu

Sebab tahu tahu kalau tukang tahu semakin ia tahu ia tidak tahu

 Lalu siapa yang  tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun