Mohon tunggu...
Alfarosa Muliyati Suci
Alfarosa Muliyati Suci Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya merupakan mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bahaya Sampah Plastik : Ancaman Serius Bagi Lingkungan dan Kesehatan

5 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   13:36 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://womenshine.in/wp-content/uploads/2023/06/3749411111111-1.jpg 

Sampah plastik menjadi masalah yang serius saat ini, tak hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Penggunaam sampah plastik yang terus meningkat setiap tahunnya, serta minimnya penanganan menyebabkan timbulnya dampak negatif terhadap ekosistem, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari yang menjadi pusat perhatian global. Dari semua sampah plastik yang dihasilkan dalam skala global, para ilmuwan memperkirakan kurang dari 10% yang dapat didaur ulang. Sekitar 79% sampah plastik berakhir di tempat pembuangan akhir atau di alam dan sekitar 12% saja yang dibakar. 

Indonesia menduduki peringkat ke-3 penghasil sampah plastik terbanyak di dunia setelah India dan Nigeria. Diperkirakan, lebih dari 8 juta ton plastik yang dibuang di laut setiap tahun. “Lebih dari 70% sampah plastik yang berada di perairan berasal dari aktivitas manusia di daratan, termasuk melalui sungai dan pantai yang tidak dikelola dengan baik.” Ujar Reza, dikutip dari brin.go.id. Jenis sampah plastik yang banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah plastik sekali pakai, seperti plastik sachet, kantong plastik, botol minuman dan sedotan. Sampah-sampah ini mencemari laut, dan merusak biota laut. 

Plastik yang terurai menjadi mikroplastik yang dapat mencemari tanah dan air. Mikroplastik menyerap zat beracun yang dapat dikonsumsi oleh plankton dan ikan yang berperan penting sebagai rantai makanan, hal ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, sampah plastik yang menimbun di perairan laut dan tidak segera di tangani juga bisa menghambat pertumbuhan terumbu karang, bahkan dapat membunuh karang di laut. Tak hanya sampai disitu, satwa liar seperti anjing laut hawai dan penyu tempayan pasifik juga terancam punah akibat memakan dan terjerat sampah plastik laut. 

Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik menghasilkan emisi karbon yang tinggi, hal ini berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas. Semakin tinggi emisi karbon yang dihasilkan, maka semakin tinggi konsentrasi gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Para peneliti memproyeksikan bahwa emisi dari plastik akan melebihi 2,5 miliar metrik ton pada tahun 2050 jika laju pertumbuhan dan cara produksi saat ini terus berlanjut. Sampah plastik yang dibakar menghasilkan gas metana yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Sampah plastik juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti BPA dan ftalat yang dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan depresi. 

Masalah sampah plastik memberikan beban ekonomi yang sangat besar. Negara-negara mengeluarkan miliaran dolar setiap tahun untuk membersihkan sampah plastik. Selain itu kerusakan terhadap sektor perikanan dan pariwisata akibat pencemaran sampah plastik menambah beban ekonomi. Padahal jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan besar bagi negara. 

Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik individu, komunitas, maupun pemerintah. Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang ketat untuk mengurangi produksi plastik, seperti melarang penggunaan plastik sekali pakai dan memberikan insentif untuk bahan alternatif. Perlu dilakukan pendekatan serta edukasi terhadap masyarakat tentang dampak negatif sampah plastik, serta diajak untuk terlibat dalam kampanye pengurangan sampah plastik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan alternatif ramah lingkungan, seperti tas kain, botol stainless, dan sedotan bambu. Daur ulang juga dapat membantu mengurangi timbunan sampah di TPA, serta menjadikan barang yang sebelumnya tidak bernilai menjadi lebih bermanfaat. 

Bahaya sampah plastik tidak bisa dianggap remeh, mulai dari pencemaran lingkungan, ancaman terhadap kesehatan, hingga dampak ekonomi. Dengan langkah konkret seperti mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang, dan mendukung kebijakan berkelanjutan, kita dapat meminimalkan risiko dari sampah plastik dan menjaga kelestarian bumi bagi generasi mendatang. Mari mulai dari langkah kecil, seperti membawa tas belanja sendiri atau memilih produk tanpa kemasan plastik. Bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan besar. Jaga bumi, kurangi plastik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun