Banyak orang yang mengikuti sayembara itu, namun sayangnya semua gagal. Namun seorang pemuda bernama Syeh Maulana Iskak mengajukan diri untuk mengikuti sayembara tersebut, dan akhirnya dialah yang berhasil menyembuhkan penyakit Putri Ayu Dewi Sekardadu. Sesuai janji, akhirnya Raja menikahkan Syeh Maulana dan Putri Sekardadu. Singkat cerita, Sang Prabu dan Syeh Maulana bertengkar dikarenakan Sang Prabu berat hati mengikuti ajakan Syeh Maulana untuk memeluk agama Islam. Dari permasalaha itu, Syeh Maulana berpamitan pergi mengembara dan saat itu Putri Ayu Dewi Sekardadu sedang hamil besar. Syeh Maulana berpesan, jika anaknya lahir laki-laki harus dinamai Raden Paku. Namun, sayangnya setelah Raden Paku lahir ke dunia, bayi mungil ini dihanyutkan ke laut oleh Raja Blambangan. Mengetahui anaknya dibuang ke laut, akhirnya Putri Ayu Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk mengejar anaknya. Namun gelombang ombak terlalu besar, dan tenggelamlah pula Putri Ayu Dewi Sekardadu.
Jasad Putri Ayu Dewi Sekardadu terbawa arus ke arah Sidoarjo. Konon jasad Putri Ayu Dewi Sekardadu di gotong ramai-ramai oleh ikan keting ke dekat pantai. Akhirnya dari peristiwa itu wilayah daerah tersebut diberi nama Ketingan atau Kepetingan oleh penduduk sekitar. Cerita ini akhirnya menjadi bagian dari kisah Dusun Kepentingan hingga saat ini.
***
Lalu kembali kepada tradisi Nyadran, masyarakat tetap akan selalu mempertahankan tradisi tersebut, meski saat ini banyak modernisasi menggempur aktivitas leluhur tersebut. Mengenai lebih jelas tentang Nyadran sendiri, saya mengutip penjelasan yang lebih detail dari rekan saya yang sebagai masyarakat asli Dusun Kepentingan.
Sebenarnya latar belakang Nyadran adalah merupakan upacara adat bagi para nelayan kupang Desa Balongdowo, Candi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk kegiatan nyadran berupa pesta peragaan cara mengambil kupang di tengah Laut Selat Madura. Nyadran dilakukan setiap bulan Ruwah (pada saat bulan purnama).
Nyadran merupakan salah satu bentuk tradisi di Indonesia yaitu Ruwatan, khususnya di Jawa pada bulan Ruwah (kalender Jawa). Pada dasarnya ruwatan ini berupa bersih Desa Ruwah desa atau lainnya
Upacara tradisional Nyadran yang dilakukan masyarakat nelayan di Sidoarjo, setiap tahun, dipusatkan di makam  Dewi Sekardadu, Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran.
Sejarah Nyadran Nyadran sebnarnya juga tidak sebegitu jelas, namun yang pasti tradisi Nyadran di Sidoarjo bermula dari tradisi Ruwatan masyarakat Islam Jawa. Yang di adaptasikan dengan perilaku, kebiasaan dan kepercayaan masyarakat Sidoarjo terutama Balongdowo dan Bluru Kidul.