Mohon tunggu...
Alfaro Rico
Alfaro Rico Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa || Penggiat Aksara || Pecandu Buku || Bisa di hubungi di alfaromohrec@gmail.co

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sidoarjo Punya Tradisi 'Nyadran' Saat Ramadan

9 Mei 2019   16:32 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:55 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan pada setiap tahun pasti selalu memiliki ciri khas tersendiri, berbagai wilayah di penjuru Indonesia tentu setiap daerah memiliki masing-masing budayanya pula. Yuk sambil ngabuburit, saya sebagai asli arek Sidoarjo nyel akan sedikit berbagi cerita, mengenai tradisi apa yang dimiliki Sidoarjo ketika bulan Ramadan.

Sebagai bentuk atas rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, warga Desa Bluru Kidul Kecamatan Kota yang di dominasi oleh keluarga nelayan ini selalu menggelar tradisi ritual yang disebut 'Nyadran'. Kegiatan untuk melestarikan tradisi leluhur ini, diawali dengan arak-arakan perahu. Ratusan nelayan berangkat dari Desa Bluru Kidul menuju ke makam Dewi Sekardadu, di Dusun Kepentingan Desa Sawohan, dengan memakan waktu sekitar 2 jam. Dari pagi-sore semua warga melakukan pekerjaan sesuai tugas masing-masing. Khusus ibu-ibu, menyiapkan makanan yang akan dibawa ke Selat Madura, serta sesajen. kemudian di sore hari kenduri di masing-masing rumah nelayan.

Pada malam hari, di sepanjang jalan dan tepian sungai Balongdowo, suasananya sangat ramai dipenuhi oleh masyarakat dan pedagang kaki lima, sehingga terdengar hiruk pikuk dibarengi para remaja berjoget di atas perahu. Sekitar pukul 02.00 dini hari saat air laut surut, iring-iringan perahu mulai diberangkatkan.

Perjalanan dimulai dari Bandar Balongdowo. Perjalanan ini melewati sungai desa Klurak, Kali Pecabean, Kedungpeluk dan Kepetingan. Pukul 04.30 pagi, nelayan tiba di makam Dewi Sekardadu untuk mengadakan makan bersama sambil menunggu fajar tiba. Peserta ritual Nyadran tersebut berziarah, bersedekah dan berdo'a di makam tersebut agar berkah terus mengalir. Sekitar pukul 07.00 WIB, mereka menuju selat Madura, sekitar 3 Km dari tempat tersebut. Dan sekitar pukul 10.00 WIB, iring-iringan perahu tersebut mulai meninggalkan selat Madura, kemudian mereka kembali ke desa Balongdowo.

baguswahyupurnomo.blogspot.com
baguswahyupurnomo.blogspot.com
Nyadran atau hal yang hampir sama dengan tasyakuran di laut ini pasti dilakukan setiap tahun. Selain sebagai bentuk rasa syukur, kegiatan ini juga merupakan simbol dari harapan masyarakat dan nelayan kedepannya agar semoga mendapat tangkapan kerang yang melimpah, dan diberikan keselamatan saat mencari kerang di laut. Agar ketika hasil tangkapan melimpah, perekonomian masyarakat pun dapat terangkat. Karena konon, hal itu berhubungan dengan cerita Dewi Sekardadu.

Tidak hanya itu, tradisi Nyadran pun juga dikemas sebagai  potensi wisata yang berada di perairan. Apalagi posisinya dekat dengan Selat Madura. Selain itu makam Dewi Sekardadu yang ada disana, juga bisa menjadi sebuah destinasi wisata religi bagi masyarakat sekitar. Untuk ke makam tersebut hanya bisa ditempuh dengan naik perahu. Karena akses jalan melalui darat sangat sulit untuk ditempuh. Perlu diketahui, Dewi Sekardadu putri dari Prabu Menak Sembuyu, Penguasa Kerajaan Blambangan, Banyuwangi pada abad ke-14 salah satunya.

enaknyadisini.wordpress.com
enaknyadisini.wordpress.com

*Sedikit cerita tentang Dewi Sekardadu*

Putri Ayu Dewi Sekardadu terkenal cantik jelita dan santun . Ketika menginjak dewasa ia terserang penyakit yang sangat berat. Segala daya dan upaya telah dicoba oleh pihak kerajaan, namun semuanya berakhir sia-sia. Raja Blambangan yang putus asa akhirnya menggelar sayembara menyembuhkan putrinya, dengan imbalan, jika yang menyembuhkan adalah seorang pemuda maka boleh menikahi sang putri, namun jika sudah tua akan dijadikan kerabat kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun