Mohon tunggu...
Alfariz Muhan Mandega
Alfariz Muhan Mandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Angkatan 2022 UIN Malang

Saya adalah seorang mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki minat besar dalam dunia teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Saat ini, saya aktif mengikuti perkembangan terbaru di bidang IT dan senang berbagi pengetahuan melalui tulisan. Di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi wawasan dan pandangan mengenai teknologi, pendidikan, dan pengalaman pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meningkatkan Keamanan Jaringan Universitas dengan Kerangka Manajemen Risiko Kuantitatif

22 Oktober 2024   13:06 Diperbarui: 22 Oktober 2024   13:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Meningkatkan Keamanan Jaringan (Sumber: Freepik.com)

Penggunaan kerangka kerja ini di Vikram University menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan keamanan jaringan universitas. Penerapan kerangka ini menghasilkan penurunan ancaman sebesar 20% dalam kurun waktu satu tahun, sebagaimana dilaporkan oleh universitas tersebut. 

Ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis data dan sistematis yang diusulkan oleh Joshi dan Singh mampu memberikan hasil nyata dalam mengurangi risiko keamanan. 

Menurut laporan dari Global Information Security Survey (2020), institusi yang mengadopsi pendekatan serupa mencatat penurunan risiko yang signifikan, dengan 73% dari institusi yang berfokus pada manajemen risiko keamanan berhasil mengurangi ancaman keamanan secara substansial.

Penelitian ini juga relevan dengan meningkatnya insiden keamanan di sektor pendidikan. Data dari Verizon Data Breach Investigations Report (2021) menunjukkan bahwa serangan siber terhadap sektor pendidikan meningkat sebesar 30% selama tahun 2020, seiring dengan adopsi pembelajaran jarak jauh yang cepat. 

Dengan kerangka kerja manajemen risiko yang diusulkan, universitas tidak hanya mampu menghadapi ancaman siber saat ini, tetapi juga membangun kapasitas untuk beradaptasi dengan ancaman yang terus berkembang. 

Pendekatan kuantitatif memungkinkan pengelola jaringan untuk membuat keputusan yang lebih strategis, berbasis data, dan proaktif dalam menangani risiko keamanan informasi.

***

Secara keseluruhan, artikel karya Chanchala Joshi dan Umesh Kumar Singh (2017) memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan risiko keamanan informasi, khususnya di lingkungan universitas. Dengan pendekatan kuantitatif yang sistematis, kerangka kerja ini membantu institusi mengidentifikasi, mengukur, dan mengurangi risiko keamanan jaringan dengan lebih efektif. 

Penerapan di Vikram University menunjukkan bahwa ancaman keamanan dapat dikurangi secara signifikan dengan langkah-langkah mitigasi yang terukur dan berbasis data. Kerangka ini tidak hanya relevan bagi universitas, tetapi juga dapat diterapkan di berbagai organisasi lain yang menghadapi tantangan serupa.

Implikasi Penelitian
Implikasi dari penelitian ini sangat luas, terutama di era digital di mana ancaman keamanan informasi terus meningkat. Universitas dan organisasi lain yang menerapkan kerangka kerja manajemen risiko seperti yang diusulkan dalam penelitian ini dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. 

Dengan pemanfaatan data kuantitatif, pendekatan ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan respons yang lebih cepat terhadap insiden keamanan, sehingga mengurangi kerentanan jaringan dan melindungi aset digital yang kritis.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun