Mohon tunggu...
Alfariz Muhan Mandega
Alfariz Muhan Mandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Angkatan 2022 UIN Malang

Saya adalah seorang mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki minat besar dalam dunia teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Saat ini, saya aktif mengikuti perkembangan terbaru di bidang IT dan senang berbagi pengetahuan melalui tulisan. Di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi wawasan dan pandangan mengenai teknologi, pendidikan, dan pengalaman pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meningkatkan Keamanan Jaringan Universitas dengan Kerangka Manajemen Risiko Kuantitatif

22 Oktober 2024   13:06 Diperbarui: 22 Oktober 2024   13:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Meningkatkan Keamanan Jaringan (Sumber: Freepik.com)

Meningkatkan Keamanan Jaringan Universitas dengan Kerangka Manajemen Risiko Kuantitatif 

Keamanan informasi menjadi perhatian utama bagi setiap organisasi yang terhubung dengan jaringan terbuka, terutama universitas yang beroperasi di lingkungan akademik yang luas dan dinamis. Artikel karya Chanchala Joshi dan Umesh Kumar Singh berjudul "Information Security Risks Management Framework -- A Step Towards Mitigating Security Risks in University Network" (2017) memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana institusi pendidikan tinggi dapat mengelola risiko keamanan informasi dengan lebih efektif. 

Dalam konteks jaringan universitas, yang mencakup ribuan perangkat dan pengguna, ancaman terhadap keamanan data sangat beragam dan sering kali tidak terdeteksi hingga terlambat.Joshi dan Singh menyoroti bahwa universitas sering menjadi sasaran empuk bagi para peretas, mengingat sistem mereka yang terbuka dan sering kali kurang terlindungi dengan baik. Data sensitif yang berhubungan dengan penelitian, informasi mahasiswa, dan data akademik sangat rentan terhadap serangan dunia maya. 

Penelitian ini mengusulkan kerangka kerja berbasis kuantitatif yang memungkinkan institusi pendidikan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengurangi ancaman ini dengan lebih terukur. Pendekatan ini menggabungkan pengelolaan aset, analisis kerentanan, dan mitigasi risiko dalam satu kerangka yang jelas dan dapat diterapkan secara luas.

Menurut laporan dari IBM Security (2020), sektor pendidikan menyumbang sekitar 10% dari semua pelanggaran data yang terjadi di seluruh dunia, menjadikan keamanan informasi sebagai prioritas utama bagi institusi akademik. 

Dengan adopsi teknologi yang semakin pesat, universitas perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset digital mereka, dan kerangka kerja yang diusulkan oleh Joshi dan Singh menjadi salah satu solusi yang dapat diandalkan dalam menghadapi ancaman ini.

***

Artikel yang ditulis oleh Chanchala Joshi dan Umesh Kumar Singh (2017) memberikan pendekatan yang sangat sistematis untuk mengelola risiko keamanan informasi di jaringan universitas. Salah satu kekuatan utama dari penelitian ini adalah penggunaan metode kuantitatif untuk menilai risiko, memungkinkan institusi untuk mengukur potensi ancaman dan dampaknya dengan lebih akurat. 

Kerangka kerja yang diusulkan menggunakan matriks risiko, di mana ancaman terhadap aset digital universitas dievaluasi berdasarkan dua faktor: kemungkinan terjadinya ancaman dan dampaknya terhadap sistem. Ini memberikan universitas pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana mereka dapat mengalokasikan sumber daya mereka secara efektif untuk mengurangi risiko terbesar.

Salah satu aspek yang paling menarik dari penelitian ini adalah integrasi pendekatan berbasis aset dan kerentanan. Aset-aset seperti perangkat keras, perangkat lunak, data akademik, dan jaringan pengguna dievaluasi untuk mengidentifikasi kerentanan yang ada. 

Dengan demikian, langkah-langkah mitigasi risiko dapat difokuskan pada area yang paling kritis, mengurangi potensi kerusakan jika terjadi serangan. Misalnya, berdasarkan penelitian Joshi dan Singh, universitas dapat menggunakan data hasil analisis risiko untuk memprioritaskan perlindungan pada server yang menyimpan informasi pribadi mahasiswa atau data penelitian penting, yang dapat berdampak besar jika diretas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun