[caption caption="Sambutan Pengasuh Majelis Pecinta Shalawat Nabi"][/caption]Surabaya, Sabtu malam (28/11) telah digelar milad atau perayaan hari jadi ke II Majelis Pesona (Pecinta Shallawat Nabi) di Wonosari, Surabaya. Ratusan orang yang terdiri dari para jama'ah dan warga berkumpul dengan gembira menikmati Milad yang mengusung tema, "Seni dan Budaya Sebagai Media Syia'r Dalam Era Modernisasi"
Acara di buka oleh pengasuh Majelis Pesona yaitu Usatdz Mahsan, "Agama bukanlah seni ataupun budaya, tetapi seni dan budaya adalah bagian dari Agama." ujar Ustzad Mahsan yang saat itu menggunakan Jubah dan Belangkon.
Dalam, sambutannya beliau ingin mengingatkan kepada para Jama'ah bahwa Islam masuk ke Indonesia bukan dengan kekerasan, tetapi melalui dakwah yang dihiasi dengan Seni dan Budaya. tambah Ustadz yang menjadi Guru Agama di SMA Negeri 7 Surabaya ini.
Setelah Ustadz Mahsan turun, tiba giliran Ibu Camat Semampir memberi sambutan sekaligus membagi "SIM" Gratis kepada para jama'ah yang hadir.
"Saya terpesona ketika Majelis Pesona yang di asuh Ustadz Mahsan memiliki lebih dari 200 jama'ah" Buka Ibu Hj Hindun selaku pimpinan di Kecamatan Semampir,Surabaya.[caption caption="Sambutan Ibu Camat Semampir Surabaya kepada Jama'ah Majelis Pesona"]
Dalam sambutannya, Ibu Hj Hindun juga memberi informasi yang edukatif kepada para jama'ah yang hadir terutama anak-anak yang hendak bersekolah namun terkendala biaya untuk segera melapor, karena pemerintah kota Surabaya saat ini telah memberikan pelayanan sekolah gratis sampai jenjang SMA/SMK.
"Agar seorang muslim bisa sukses, lebih dulu mereka harus memiliki SIM. Saya akan bagikan SIM itu disini. SIM adalah singkatan dari Sabar, Ilmu dan Iman serta kemampuan dalam Menerima dan Mensyukuri kehendak Allah SWT" ujar Camat yang sebelumnya menjadi lurah dikawasan religi Sunan Ampel ini.
Setelah sambutan dari Ibu Camat, acara dilanjutkan dengan Tari Saman. Sebuah tarian khas Aceh. Tidak hanya itu, para jama'ah yang hadir juga dibuat takjub dengan kreatifitas para Jama'ah Majelis Pesona yang melantunkan alunan musik Patrol menggunakan peralatan musik tradisional seperti Angklung.
Puncak acara Milad Majelis Pesona adalah ketika para punggawa Majelis Pesona menampilkan Drama Musikal dengan background Visual Modern yang mengangkat kisah "Kyai Busoro." Sebuah drama dengan setting kearifan lokal dimana Seorang Kyai yang lalai karena haus akan pujian. Terakhir acara ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh pengasuh Majelis Pesona, Ustadz Mahsan.
"Alhamdulillah berkat kekuasaan Allah dan bantuan para Jama'ah acara ini bisa sukses hingga selesai. Matur Nuwun kepada para Panitia dan Jama'ah yang hadir atas kontribusinya selama ini." Tutup Ustadz yang juga menjadi Dosen di Universitas Surabaya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H