Mohon tunggu...
Al Farizil Dimas Saputra
Al Farizil Dimas Saputra Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa double degree Informatika dan Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Kode Etik terhadap Tingkat Profesionalitas di Era Perkembangan Teknologi Informasi dan Kecerdasan Buatan

6 November 2024   00:24 Diperbarui: 9 November 2024   20:14 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Menurut teori Cognitive Offloading yang diungkapkan oleh Risen (2017), ketika individu terus-menerus menggunakan alat eksternal untuk menyelesaikan masalah, mereka cenderung mengurangi upaya mental dan mengandalkan teknologi untuk berpikir. Dalam konteks TIK, ketergantungan pada AI dapat menyebabkan profesional TIK mengandalkan solusi yang disediakan oleh AI tanpa mengevaluasi atau menganalisis lebih dalam, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk berpikir kritis. Sebagai contoh, alih-alih menganalisis bug secara mendalam, professional IT mungkin lebih memilih menggunakan AI seperti ChatGPT atau alat pemrograman otomatis lainnya untuk menghasilkan solusi secara instan.

Fenomena ini menyebabkan penurunan kualitas pekerjaan di bidang IT. Kecenderungan menggunakan generative AI sebagai "pengambil alih" pekerjaan rutin, ada risiko bahwa profesional TIK kehilangan kesempatan untuk melatih keterampilan penting seperti problem solver dan inovasi yang mana kedua keterampilan ini sangat penting untuk menghadapi tantangan baru yang tidak selalu dapat dipecahkan oleh AI.

Agar dampak negatif ketergantungan pada AI ini tidak mengakar, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemangku kepentingan di sektor TIK. Pertama, perusahaan dapat mengintegrasikan pelatihan pengembangan keterampilan berpikir kritis sebagai bagian dari program pengembangan karyawan. Kedua, untuk menjaga keterampilan problem-solving, profesional IT perlu didorong untuk menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan solusi utama. Dengan cara ini, AI dapat dimanfaatkan untuk efisiensi, sementara profesional tetap aktif dalam proses berpikir kritis dan problem solver.

IV. Daftar Pustaka

ACM. (2018). ACM Code of Ethics and Professional Conduct. Diambil kembali dari Association for Computing Machinery: https://www.acm.org/code-of-ethics

Albaar, M. R. (2021). ETIKA PROFESI INFORMATIKA. Uwais Inspirasi Indonesia.

Boyatzis, R. E. (1991). The Competent Manager: A Model for Effective Performance. Amerika Serikat: Caleb Wiley.

Pramana, C. W. (2023, Agustus). BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN TEKNOLOGI KECERDASAN BUATAN DAN EVOLUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 7(2), 215-220.

Raharjo, B. (2023). TEORI ETIKA DALAM KECERDASAN BUATAN (AI). (M. C. Wibowo, Penyunt.) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia: Yayasan Prima Agus Teknik.

Satrio Y, N. T. (2022). Etika Profesi dalam Bidang Teknologi Informasi. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Sidiq, R. J. (t.thn.). Perkembangan Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI). Diambil kembali dari Portal Publikasi: https://portalpublikasi.id/2023/05/13/perkembangan-teknologi-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-atau-ai/

Yusnaini Yusnaini, M. M. (2023). Artificial Intelligence dalam Perkembangan Teknologi Informasi. Padang, Sumatera Barat: CV. Gita Lentera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun