Mohon tunggu...
Alfarizi Tubagus
Alfarizi Tubagus Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menulis dan ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kita dan Lingkungan Hidup

18 September 2014   10:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:21 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperhatikan masalah lingkungan hidup di Indonesia memang sudah mencapai tahap yang kritis, sungai Citarum termasuk sungai yang paling kotor dengan tingkat polusi yang tinggi sehingga di tempat tertentu biotanya benar-benar rusak, di Jakarta sebagai pusat pemerintahan juga begitu dan tidak ada satu sungaipun yang bersih dari sampah, celakanya sampah yang mengotori sungai kebanyakan sampah yang sulit terurai seperti plastik, jok kursi malahan saya pernah melihat di TV kasurpun turut meramaikan bursa sampah di sungai. Memang Pak Jokowi sebagai Gubernur DKI pernah melakukan operasi pembersihan sampah di sungai-sungai di Jakarta dengan dibantu oleh satuan-satuan ABRI tapi hal seperti ini tidak akan banyak menolong selama perilaku masyarakat belum berubah dan hal itu tentu saja pemerintah harus intensif mengkondisikan agar masyarakat mau memelihara lingkungan, karena menurut saya rasanya enggak mungkin siapapun tidak menginginkan hidup di suatu lingkungan yang bersih dan sehat.

Sumber : republika.co.id

Coba kita bandingkan kondisi sungai Citarum dengan sungai Verzasca di Swiss, bukan hanya miris tapi sekaligus membuat kita rindu untuk balik lagi ke jaman dulu karena dulunya pasti sungai-sungai di Indonesia juga bersih walaupun tidak sebersih sungai Verzasca ini.

Sumber : http://kitadankota.files.wordpress.com

Citarum yang dulunya bersih sekarang keadaannya seperti ini padahal sungai ini merupakan sumber air bagi masyarakat sekitar untuk digunakan mandi dan mencuci. Belum lagi kandungan limbah berbahaya buangan dari pabrik-pabrik yang berlokasi di sekitar sepanjang hulu sungai ini. Sangat jauh berbeda dengan sungai Verzasca di bawah ini.

Sumber : http://cdn1.matadornetwork.com/blogs/

Terlihat sangat kontras bukan? Membuat kita ingin rasanya berendam berlama-lama di dalam air seperti ini. Dan bagaimana dengan Citarum?

Anak saya pernah berolah raga mendayung (rafting) di sungai Citarum sekitar Rajamandala, airnya tidak begitu kotor dan bersampah akan tetapi sesudahnya badan gatal-gatal mungkin akibat kandungan polutan yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Bagaimana Pemerintah Mengkondisikan Lingkungan Hidup.

  • Pertama, masalah Amdal harus benar-benar dijalankan tanpa kompromi dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri yang mencemari lingkungan dan setiap pelanggaran dijatuhi hukuman termasuk pegawai pemerintah yang bermain mata dengan Pemilik Industri.
  • Kedua, masalah penggundulan Hutan, penebangan liar, penggalian pasir dan bahan galian lainnya harus terkontrol dengan baik.
  • Ketiga, siapapun tentu sepakat bahwa Plastik adalah bahan yang sulit terurai sehingga harus mendapatkan perhatian serius dalam penggunaanya. Selama ini apapun dibungkus dengan plastik sehingga volume sampah plastik selalu mendominasi tumpukan sampah di manapun. Melihat hal ini seyogyanya pemerintah melakukan pengetatan, kalau tidak mungkin melakukan penghapusan, dalam penggunaan plastik sebagai kemasan.

Bagaimana Kita Berpartisipasi.

  • Laporkan industri-industri yang melakukan pencemaran kepada instansi terkait dan ke media massa, demikian juga kalau ada perusakan hutan dan lingkungan.
  • Batasi penggunaan kantong kresek (plastik) dan kalau pergi berbelanja sebaiknya membawa kantong sendiri sehingga tidak usah menerima kalau pedagang mengemas yang kita beli dengan plastik karena hanya akan menjadi sampah buat kita.

Dari setiap masalah ada peluang dan peluang ini bisa diisi oleh para pengrajin yaitu membuat kantong belanja dari bahan kertas, kain, atau kain bagor seperti contoh di bawah, kemudian diberi gambar menggunakan sablon dan boleh ditawarkan kepada toko-toko besar atau kecil untuk membelinya, atau dititipkan sebagai barang konsinyasi.

Tas Belanja Bagor (Dokumentasi Pribadi)

Tas Belanja Kain (Dokumentasi Pribadi)

Tas Belanja Kertas (Dokumentasi Pribadi)

Usaha ini jangan dijalankan oleh perusahaan yang besar melainkan menjadi porsi usaha rumahan yang harus ditunjang oleh pemerintah daerah masing-masing untuk menggalakkan penggunaannya dan setiap toko besar atau kecil wajib memberi ijin kepada mereka untuk menitipkan jualan kantongnya sementara penggunaan kantong kresek dibatasi penggunaannya dan dikontrol oleh pemerintah daerah. Dengan demikian ada peluang usaha kecil yang terbuka untuk masyarakat.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun