Sumber : Kreasi Sendiri
Semangat untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memang sudah beberapa kali terdengar santer, pertama kali waktu jaman Bung Karno menjabat sebagai Presiden, beliau sangat anti dengan yang berbau asing sehingga nama-nama termasuk nama orang banyak yang diganti bahkan grup Band Koes Bersaudara-pun pernah merasakan akibatnya karena suka menyanyikan lagu Barat, dan kali kedua adalah di waktu pemerintahan Pak Harto, banyak istilah istilah asing wajib diganti dengan bahasa Indonesia.
Untuk membangkitkan rasa Nasionalisme saya kira hal itu baik sebagaimana dikatakan bahwa “Bahasa menunjukkan bangsa”, Perancis banyak menggunakan istilah sendiri yang berbeda dengan yang umum dipergunakan (bahasa Inggris), contohnya orang Perancis mengatakan Ordinateur sebagai padanan dari kata Computer, akan tetapi keinginan memiliki kosa kata sendiri tersebut juga mempunyai sisi yang kurang bagus karena kita kadang kebingungan dengan penggunaan kosa kata yang asing/jarang didengar.
Kosa kata yang jarang digunakan.
Beberapa kosa kata Bahasa Indonesia seperti dicontohkan di atas yang saya tahu pernah diperkenalkan adalah :
- mangkus yang artinya berhasil guna, kelihatannya lebih banyak kata efektif yang digunakan orang.
- sangkil yang artinya berdaya guna, juga lebih banyak kata efisien digunakan orang.
Kosa kata tersebut tidak jelas lagi nasibnya mungkin karena membuat bingung atau mungkin karena ada padanan lainnya yang lebih akrab dengan telinga pendengar, sebagai contoh adalah pada kalimat “Gunakanlah waktumu secara efektif dan efisien”, terasa lebih akrab daripada “Gunakanlah waktumu secara mangkus dan sangkil”.
Kosa kata yang sering keliru dalam penggunaaan.
Ada kosa kata yang sering dipergunakan dalam ungkapan sehari-hari.misalnya kata canggih, lebih sering diartikan/dipahami sebagai sesuatu yang baru, misalnya : Smartphone yang baru itu benar-benar canggih, kata canggih di sini sering diartikan sebagai barang keluaran baru.
Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
cang-gih a 1 banyak cakap; bawel; cerewet; 2 suka mengganggu (ribut); 3 tidak dl keadaan yg wajar, murni, atau asli; 4 Tek kehilangan kesederhanaan yg asli (spt sangat rumit, ruwet, atau terkembang): teknik elektronika yg –; 5 banyak mengetahui atau berpengalaman (dl hal-hal duniawi); 6 bergaya intelektual;
ke·cang·gih·an n kepelikan; kerumitan; kemodernan: krn ~ alat-alat itu, manusia dapat mengetahui cuaca yg akan terjadi
Perlunya kosa kata yang singkat dan mudah dimengerti.
Kemudian dari dunia penerbangan ada kosa kata yang menarik untuk dicermati :
- mengudara, berasal dari kata take off
- mendarat, berasal dari kata landing
sepertinya ada yang kurang di sini, yaitu kalau pesawat terbang melakukan pendaratan darurat di laut/air, padahal dalam bahasa Inggris ada kata ditching.
Kalau dari kata landing kita mendapatkan padanan mendarat artinya yang berasal dari atas (udara) turun ke tanah (darat), dengan logika seperti itu maka dari frasa “pendaratan darurat di laut” akan didapat kata melaut. Akan tetapi ternyata kata melaut sudah mempunyai makna sendiri yang artinya “mengarungi laut” seperti terlihat dalam kalimat “Nanti malam nelayan akan pergi melaut”.
Saya bukan seorang ahli bahasa sehingga untuk menuangkan apa yang ada di pikiran saja cukup kesulitan, saya berandai-andai alangkah baiknya kalau bahasa Indonesia memiliki kosa kata yang tepat untuk menggambarkan/ mengasosiasikan sesuatu secara singkat, sebagai contoh kata ditching di atas, cukup dengan satu kata tetapi memberikan pengertian yang cukup panjang. Contoh lainnya kalau kita mengatakan “I wonder” maka akan didapat suatu rangkain kata yang cukup panjang di dalam bahasa Indonesia, yang akan menjadi “Saya bertanya pada diri saya sendiri” …. halah kok repot banget yak.
Kosa kata serapan dari bahasa asing.
Adapun serapan dari bahasa asing yang sudah biasa dan banyak digunakan dalam bahasa indonesia adalah :
- yang berakhiran “tion” menjadi “si”, contoh immigration menjadi imigrasi, meditation menjadi meditasi,
- yang berakhiran “ive” menjadi “if”, contoh intensive menjadi intensif, massive menjadi masif,
- yang berakhiran “ty” menjadi “tas”, contoh university menjadi universitas, faculty menjadi fakultas,
dan banyak lagi.
Hal ini cukup mudah dipahami dan juga bagus ketimbang seperti kata “imigresyen” dalam bahasa Malaysia (maaf ini hanya opini saya, no offense).
Istilah-istilah yang membingungkan.
Mengamati kosa kata/istilah ingatan saya juga melayang ke PT KAI (PT Kereta Api Indonesia) sudah lama saya ketahui menggunakan istilah sendiri dan saya tidak tahu apakah ada peran serta Lembaga Bahasa di dalamnya atau PT KAI ini yang memelopori pembakuan istilah.
Sumber : https://www.flickr.com/photos/ruben_wicaksono
Sebagai contoh, dulu saya sudah melihat suatu tanda peringatan yang tertulis di setiap gerbong yang berbunyi “Periuk Gandar Golong, jika Berhenti Abar harus Terikat” tentu saja saya pusing tujuh keliling memikirkan artinya dan sesudah saya tanya-tanya ke teman saya yang kebetulan Bapaknya pegawai PT KAI ternyata istilah ini merupakan terjemahan dari “roller bearing axle box; please apply brake when parked“.
Membaca “roller bearing axle box” artinya langsung paham dibanding dengan membaca “periuk gandar golong”, juga kalimat “please apply brake when parked” lebih mudah dipahami daripada “jika berhenti abar harus terikat”.
Saya coba mengartikan sendiri,
Gandar artinya as atau sumbu.
Gandar golong mungkin artinya laher as/sumbu (laher, mungkin berasal dari bahasa Belanda rollager).
Periuk mungkin artinya box.
Jadi periuk gandar golong = kotak laher as.
Hehehe … tetep saja pusing karena belum menimbulkan suatu gambaran di kepala pada saat mengatakannya, belum lagi kata abar yang berarti rem tambah pusing jadinya.
Kemudian di dunia perkereta apian ada istilah semboyan yang menurut Wikipedia adalah sbb. :
Semboyan kereta api adalah semboyan atau pesan bermakna yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa semboyan tangan, tetap, suara, bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api.[1] Semboyan kereta api bisa berupa:
- perintah atau larangan yang diperagakan melalui petugas/orang, atau alat berupa wujud, warna, atau bunyi meliputi isyarat, sinyal, dan tanda.
- pemberitahuan tentang kondisi jalur, pembeda, batas, dan petunjuk tertentu yang ditunjukkan melalui marka.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Semboyan_kereta_api
Sumber gambar : http://kriztpopo.heck.in
Yang paling saya kenal adalah Semboyan 35 karena banyak terlihat di sepanjang tepian jalan kereta api yaitu tanda suara yang dilakukan dengan cara masinis membunyikan peluit lokomotif (klakson) lokomotif biasanya sebagai tanda bahwa kereta api sudah siap untuk berangkat, tapi kadang di perlintasan kereta api, sebelum jembatan dan tempat lain sebagai tanda bahwa ada kereta api yang melintas sehingga siapapun bisa segera menjauhi rel kereta api.
Harapan saya dan mungkin juga yang lain, alangkah nyamannya berbahasa andaikata Lembaga Bahasa dapat membakukan kosa kata/istilah yang singkat namun asosiatif, tidak seperti sekarang masih banyak istilah yang rasanya kurang mengena, mengenai dunia perkereta apian biarlah menjadi ciri khas mereka menggunakan itu.
Yah, mudah-mudahan saja.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H